Bab 12

849 76 0
                                    

"Siapa namamu?" tanya Damar saat aku mengantarnya ke kamar tamu.

"Aileen"

"Kelas?"

"Kuliah"

Damar menatapku tak percaya.
Aku pernah lompat kelas saat masih sekolah dasar dan akhirnya aku masuk kuliah lebih awal.

"Jurusan?"

"Kedokteran"

"Ini kamarnya,silahkan beristirahat" seruku saat kami tiba didepan kamar tamu.

Setelah mengucapkan itu,tanpa menunggu balasannya aku segera pergi meninggalkan Damar.

Aku tahu itu tidak sopan tapi entah kenapa aku sangat tidak menyukainya.
Aku tidak ingin berlama-lama dengannya.

***
Hari ini ayah akan datang.
Akhirnya hari yang selalu kutunggu tiba.
Bagiku ini adalah hari yang sangat membahagiakan.

Bukan hanya karena kedatangan ayah,tapi juga karena hari ini ibu akan memasak.
Masakan ibu adalah makanan terenak yang pernah aku makan.
Hanya mencium aromanya saja sudah membuat perutku keroncongan.

Sejak sore ibu telah sibuk memasak di dapur,aku ingin membantunya tapi malah diusir oleh ibu.
Karena ibu tau kebiasaanku yang suka curi-curi makanan saat membantunya.

Awalnya aku tak menyangka jika ibu sangat jago memasak.
Aku benar-benar kaget saat pertama kali mencicipi masakan ibu.

Meskipun hanya masakan rumahan,masakan ibu lebih enak dari restoran-restoran berbintang yang pernah aku coba.
Sayangnya ibu hanya mau memasak demi ayah.

Meskipun begitu aku sangat senang dengan perubahan ibu.
Selama tinggal disini ibu telah berubah drastis,tentu saja kearah yang lebih positif.

Jika kenalan ibu melihat sosok ibu yang sekarang,aku yakin dia tidak akan mengenali ibu.
Karena sekarang ibu terlihat lebih sehat dan cantik.
Ibu juga menjadi lebih ramah dan murah senyum.

Tepat pukul tujuh malam ayah tiba dirumah.
Setelah saling menyapa dan menanyakan kabar,ayah segera pergi bersama ibu.
Aku tak menyangka jika ayah akan tiba bersama bibi.

"Kenapa bibi pulang,bukannya bibi mau makan malam diluar?"

"Tadinya,bibi benar-benar lupa ini waktunya kakak berkunjung"

"Untung kakak menyuruh bibi untuk menjemputnya,bibi tidak bisa melewatkan masakan kakak ipar"

Mendengar ucapan bibi, paman Hans segera mengangguk setuju.

"Masakan ibumu terlalu sayang untuk dilewatkan" kata paman Hans.

Aku yang awalnya senang akan bisa makan sepuasnya tanpa harus berebut dengan bibi dan paman Hans menjadi cemberut.

"Sudah-sudah,mari kita berkumpul di meja makan" teriak ibu mengakhiri percakapan kami.

"Hans tolong panggil keponakan mu untuk ikut makan bersama"

Tanpa banyak bicara lagi kami segera menuruti ucapan ibu.

Sambil menunggu paman Hans datang kami berbincang-bincang terlebih dahulu.

Saat aku tengah mengobrol dengan ayah,suara bunga kecil terdengar di telingaku.

"Master darurat,ada sekelompok orang bersenjata yang ingin memasuki rumah master"

Aku sangat kaget dan cemas saat mendapat peringatan mendadak dari bunga kecil.
Tetapi aku berusaha untuk tetap tenang.

Aku terus meyakinkan diriku jika aku bisa menghadapinya.
Aku sudah melakukan banyak persiapan selama ini.

Kemudian aku meminta bunga kecil untuk segera mencari tahu siapa mereka dan apa motifnya.

"Tolong beritahu buah kecil untuk bersiap,jika sewaktu-waktu aku membutuhkannya" perintah ku.

"Baik master"

"Tolong berhati-hati, jangan sampai terluka" pesan bunga kecil kepada ku.

"Kau tenang saja,aku sangat yakin dengan kemampuanku" ucapku dengan penuh keyakinan.

"Master,apa yang terjadi?"

"Kenapa bunga kecil tiba-tiba memintaku untuk melindungi master?"

Suara khas anak kecil terdengar di telingaku.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan buah kecil,tiba-tiba terdengar suara tembakan dari pintu apartemen.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca..😊

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang