Bab 6

1K 98 1
                                    

"Bunga kecil,apa kau bisa merekam diam-diam?"

"Saya belum pernah mencobanya master,memangnya master ingin merekam apa?"

"Untuk merekam bukti kekerasan yang dilakukan bibi"

Bunga kecil yang sepertinya mengerti apa yang ingin aku lakukan segera menyanggupi.

"Saat aku tiba dirumah bibi nanti,kau bisa mulai merekam"

"Baik master"

Setelah aku mandi dan ganti baju,aku segera keluar kamar untuk sarapan.

Sayangnya setelah mencari-cari,aku tidak menemukan makanan apapun.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala dan menahan rasa laparku.

"Kedepannya aku akan mengumpulkan banyak makanan,sudah di dua dunia aku kelaparan" seruku dengan lesu.

Aku terus menggerutu tentang ibunya Aileen yang tidak perhatian pada anaknya.

Ibu Aileen bahkan cuma memberiku uang 30 ribu saja.
Itu tidak cukup untuk membeli makanan dan naik kendaraan kerumah bibi.

"Jangan-jangan Aileen bukan anak kandungnya,makanya dia tidak begitu peduli" celetukku dengan kesal.

Dalam ingatan Aileen,ibunya juga jarang menemaninya bahkan sering mengabaikan Aileen.
Sikap ibunya sedikit menggangguku.

Aku merenung sejenak.
Sepertinya dunia kali ini benar-benar tidak akan mudah.

"Jika master ragu,bagaimana jika saya mencari tahu tentang ibu anda?" tawar bunga kecil.

Aku langsung setuju dengan tawaran bunga kecil.

***
"Aileen,kenapa kau baru sampai?!"

"Dimana ibu mu?" ucap bibi Aileen dengan lembut.

Aku sangat kaget mendengar ucapan bibi.
Sikapnya benar-benar berbeda dari ingatan Aileen.

"I-ibu sudah pergi bekerja bi" jawabku dengan gemetaran.

Aileen sangat takut dengan bibinya jadi aku harus berpura-pura takut pada bibi.

Aku tidak ingin terlalu mengubah perilaku dan kebiasaan pemilik asli.
Aku takut masalah lain akan muncul jika perilaku ku tiba-tiba berubah.

"Jadi kau kesini sendirian?"

Aku segera mengangguk pelan.

Bibi terlihat kaget setelah melihatku mengangguk.

Kemudian bibi menghampiriku dan memegang kedua bahuku.
Aku refleks menutup mataku dan membuat tubuhku lebih gemetaran.

"Kasihan sekali,kamu pasti sangat ketakutan kesini sendirian"

"Badan mu bahkan gemetaran"

Tanpa mengucapkan apa-apa lagi bibi memelukku dan menggendongku ke dalam rumahnya.
Seketika badanku menjadi kaku dan aku hanya bisa diam melongo.

"Jangan takut lagi, tidak ada yang akan menyakitimu"

"Lain kali jika datang kesini minta ibumu datang mengantar, jangan pernah kesini sendirian"

"Atau kau bisa menelepon bibi untuk menjemputmu"

Bibi menasehati ku sambil tersenyum menatapku.

Saat ini aku benar-benar syok dibuatnya.
Aku hanya bisa mengangguk dengan kaku.

"Anak pintar" puji bibi saat melihatku mengangguk.

Kenapa bibi berubah seperti itu?!.

Seolah ia tidak sadar,siapa yang selama ini menyakitiku.

Lalu,bagaimana dengan rencanaku untuk mengekspos kejahatan bibi?!.

Aku benar-benar frustasi dibuatnya.

***
"Ibu,hari ini bibi baik banget"

"Bibi tidak menyuruhku bersih-bersih hari ini"

Aku terus berceloteh mengenai bibi saat dalam perjalanan pulang bersama ibu.

Wajar kan anak kecil berceloteh tentang kegiatannya pada orang tuanya.
Aileen juga suka berceloteh pada ibunya,meskipun sering tidak ditanggapi oleh ibunya.

"Jadi sekarang Aileen suka tinggal di rumah bibi?"

Aku segera menggelengkan kepala mendengar pertanyaan ibu.

"Kenapa?"

"Aileen masih takut dengan bibi" jawabku sambil menggandeng tangan ibu.

"Aileen tidak takut dengan ibu?" tanya ibu sambil melepaskan gandenganku.

"Ibu kan ibunya Aileen,ibu juga baik pada Aileen"

Ibu menatapku dengan lekat dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Aku cukup kecewa dengan sikap ibu Aileen.
Meskipun ibu Aileen tidak pernah memukul atau membentak Aileen tapi sikapnya sudah mencerminkan jika ia tidak menyukai Aileen.

'Benar-benar anak yang menyedihkan' batinku.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...😊

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang