Bab 29

827 48 3
                                    

"Tumben kamu mencari ku,ada apa?!" tanya Damar sambil menatapku curiga.

Wajar saja jika ia bersikap seperti itu.
Aku memang tidak pernah menghubunginya sejak penyerangan Black Horse malam itu.

"Aku ingin meminta bantuan mu" ucapku to the point.

"Kenapa?!"

"Kenapa apanya?!" tanyaku dengan bingung.

"Kenapa kau meminta bantuanku,bukannya kamu selalu menolak saat ku tawarkan bantuan?!"

'Tentu saja itu karena ancaman mogok kerja dari bunga kecil' batinku

Tentunya aku tidak akan mengatakan yang sebenarnya pada Damar.

"Ya..karena saat ini aku dalam kesulitan"

"Bukannya kamu lebih suka menyelesaikan masalahmu sendiri?!"

"Memang benar,tapi sekarang aku dalam pengawasan ketat jadi cukup merepotkan jika ingin bepergian"

"Karena itu kau berpakaian tertutup seperti ini"

"Benar"

Kemudian aku menceritakan kejadian apa saja yang telah menimpaku.
Mulai dari kejadian tidak mengenakan sejak kakek Lita tiba sampai aku yang dikurung kemarin.

"Hidupmu cukup kacau juga ya?!"

"Benar,aku jadi sedikit menyesal tidak ikut mengejar malam itu"

"Maafkan aku telah membiarkan mereka lolos"

"Tak apa,bukan sepenuhnya salahmu"

Aku yakin itu pasti karena keberuntungan sang protagonis.
Mustahil pemeran utama akan mati semudah itu.

"Jadi,kamu ingin bantuan apa dariku dan apa yang akan aku dapatkan jika membantumu?!"

Aku mengambil setumpuk kertas dari tasku dan menyodorkannya pada Damar.

"Tolong hancurkan bisnis-bisnis milik kakek Lita ini,aku akan memberimu uang yang sepantasnya"

Setelah sekilas membaca dokumen yang aku berikan,Damar menaikkan salah satu alisnya sambil menatapku tajam.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?!"

"Upahku sangat mahal,memangnya kamu akan sanggup membayar ku?!" jawab Damar dengan muka sombongnya.

"Aku cucu satu-satunya dari keluarga terkaya negeri ini,jangan berpikir kamu bisa membayarku dengan murah" tambahnya.

Aku sangat ingin membalas sikap sombongnya dengan melempar segepok uang kearahnya.
Tapi sayangnya itu tidak mungkin,karena bunga kecil telah mengancam ku untuk tidak boros.

"100 juta,itu batasku" ucapku dengan cemberut.

"Kamu tidak berpikir itu akan cukup untuk membayarku kan?!"

"Aku tau,jadi cukup hancurkan saja tempat yang setara dengan uang itu"

Damar cukup kaget dengan ucapanku dan menghela nafas panjang.
Tapi syukurlah ia menerima permintaanku.

"Kenapa kamu tidak menikah saja denganku,akan membantumu tanpa perlu dibayar" seru Damar.

Aku mengerutkan kening setelah mendengar ucapan Damar.
Aku jadi berpikir Damar sedikit gila.

Kita saja baru kenal beberapa bulan yang lalu dan jarang berkomunikasi.
Akan sangat aneh jika ia ingin menikah denganku.

Tiba-tiba aku jadi teringat dengan kak Damar,tunanganku di dunia yang sebelumnya.
Tanpa sadar aku tersenyum kecil.

"Maaf,sudah ada orang yang kusuka"

Damar terlihat kaget dan marah setelah mendengar perkataanku.

"Siapa?!" tanyanya dengan marah.

"Tunanganku" ucapku spontan.

Jujur saja aku sedikit takut melihat Damar marah seperti itu.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca..😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang