Bab 39

2.1K 189 1
                                    

Teman-temanku berusaha untuk mencegahku melakukan pemeriksaan.

"Kamu kan sudah berhubungan dengan kakaknya Jasmine,bagaimana jika ketahuan?!" bisik Lily.

Aku terkekeh mendengar bisikan Lily.
Kemudian aku menjelaskan jika itu hanya akal-akalan kakaknya Jasmine,agar bisa menjadi tunanganku.

"Benarkah apa yang kakak bilang barusan?"

"Eh,kenapa kamu disini Didi?" tanyaku dengan terkejut.

"Aku khawatir dengan kakak,jadi aku menyusul kakak kemari"

"Jadi,apa benar yang kakak ucapkan tadi?" tanyanya lagi.

"Tentu saja,apa kamu akan marah pada kakak karena telah berbohong?!" tanyaku balik.

"Aku tidak akan marah pada kakak,tapi aku akan menghajar cowok itu karena telah membuat kakak dalam masalah" tegasnya.

Aku refleks menatap Jasmine yang sedang berdiri di belakangku.

"Hajar saja,dia memang pantas diberi pelajaran" seru Jasmine.

Didi segera tersenyum mendengar ucapan Jasmine.
Melihat senyuman Didi ketiga temanku menjadi terpesona.

Kuakui Didi memang sangat tampan,ditambah dia adalah protagonis dunia ini.
Jadi siapapun akan mudah terpesona hanya dari senyumannya.

***
Setelah guru kedisiplinan mengumpulkan para guru dan murid yang akan ikut kerumah sakit kami segera berangkat.

Para dokter yang aku panggil juga segera mengikuti kami.
Sayangnya teman-temanku dan Didi tidak diperbolehkan untuk ikut.

Para guru memutuskan untuk memeriksa di rumah sakit terdekat.
Hanya butuh beberapa menit untuk sampai dirumah sakit tersebut.
Aku segera melakukan pemeriksaan setibanya disana.

Setelah selesai pemeriksaan kami segera duduk diruang tunggu.
Butuh beberapa waktu untuk menunggu hasilnya keluar.

Dan ketika namaku dipanggil,guru kedisiplinan segera berdiri untuk mengambil hasilnya.
Katanya agar tidak ada kecurangan guru kedisiplinan sendirilah yang akan mengambilnya.

Para guru dan murid segera berkumpul ketika guru kedisiplinan telah membawa hasil test-nya.
Dan setelah membaca hasil test-nya mereka tersenyum lega.

Guru kedisiplinan dengan tergesa-gesa berjalan kearahku.

"Maafkan kami telah menuduh mu berbuat yang tidak-tidak" ucapnya.

"Kami akan segera memulihkan nama baikmu dan mencari siapa yang telah menyebarkan rumor tidak benar itu"

"Kami juga akan menindak tegas penyebar rumor itu karena perbuatannya telah membuat nama baik sekolah kita tercoreng"

Aku cukup terkejut melihat guru itu meminta maaf,sangat jarang ada guru sepertinya.

Padahal aku sudah berencana memanggil pengacara jika mereka mengabaikan kasusku dan menyuruhku untuk tutup mulut.

'Guru yang kompeten' pikirku.

Aku segera berterima kasih pada guru itu.

"Saya juga meminta maaf karena telah menyusahkan para guru disini" kataku dengan sopan.

"Tak apa,itu kesalahan kami karena tidak tegas mendidik anak didik kami" seru guru yang lain.

'Wah,aku jadi sedikit terharu' batinku.

Dan saat ku lirik para murid yang ikut,mereka hanya diam tak peduli.
Itu membuatku sedikit tidak senang.

***
Setibanya disekolah,aku segera menemui teman-teman dan adikku.
Kulihat mereka duduk anteng dikelas.

'Syukurlah,mereka tidak membuat masalah' batinku.

Teman-temanku segera memelukku saat melihatku kembali.
Dan adikku berdiri tak jauh dariku dan tersenyum melihatku.

Hanya butuh berapa menit sekolah telah mengklarifikasi jika rumor yang beredar tentangku itu tidak benar.
Sekolah juga menunjukkan bukti hasil pemeriksaan ku.

Para siswa menjadi heboh setelah mendengar berita itu.
Sayangnya tidak ada yang meminta maaf kepadaku.
Bahkan masih ada yang tidak percaya dengan pengumuman itu.
Aku hanya acuh tak acuh melihatnya.

"Sepertinya sudah waktunya untuk kita beraksi" ucapku pada teman-temanku.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...😊

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang