Bab 38

2.2K 194 0
                                    

Setelah aku pulang dari rumah sakit.
Beberapa hari kemudian keluargaku mengundang keluarga kak Damar untuk membahas tentang pertunanganku.

Awalnya papa dan Didi sangat menentang pertunangan itu,tetapi nenek dengan tegas memerintahkan papa untuk segera melaksanakan pertunangannya.
Akhirnya papa dan Didi hanya bisa pasrah melaksanakan perintah nenek.

Sebelum pertemuan itu mama dengan heboh mendandaniku.
Aku dengan anteng membiarkan mama berkreasi.

"Wah,anak mama sangat cantik" ucap mama sambil mengusap air matanya.

Aku akui skill merias mama sangat bagus,aku sangat takjub saat melihat pantulan diriku di cermin.

"Kenapa mama menangis?" tanyaku saat melihat mama terus mengusap air matanya.

"Mama hanya sedih,kamu terpaksa bertunangan karena kesalahan orang lain" kata mama.

"Aku tak apa ma,dia juga sudah berjanji akan selalu membuatku bahagia"

"Aku berjanji jika dia membuat kesalahan sedikit saja aku akan segera meninggalkannya" ucapku bersungguh-sungguh.

Mendengar ucapanku mama terlihat sedikit lega.

***
Setelah pertunanganku hari itu.
Kak Damar malah jarang menghubungiku apalagi menemui ku.

Ku dengar dari Jasmine kakaknya sedang gila-gilaan menyerang perusahaan keluarga Vanila.

Karena aku juga sibuk dengan sekolah dan bisnis,aku jadi tidak terlalu memikirkannya.
Lagian bagus juga jika perusahaan keluarga Vanila cepat bangkrut.

Aku ingin secepatnya membalas kakek Vanila yang telah membuat masalah di perusahaan milik keluargaku.

Aku baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu.
Ternyata penyebabnya mengapa papa dan mama sering pergi ke luar negeri adalah kakek Vanila.
Kukira itu hanya ulah nenek.

"Maafkan cucumu nek,karena telah salah menuduh mu" ucapku dalam hati

***
Di sekolah entah dapat kabar darimana tersebar rumor jika aku tengah hamil dan tidak jelas siapa yang menghamili.
Karena rumor itu hampir seluruh siswa menghindari ku dan menatapku dengan pandangan jijik.

"Aku kecolongan" gumamku.

Untuk rumor yang satu ini aku benar-benar belum menyiapkan apa-apa.
Tapi bukan berarti aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Aku diam-diam menyuruh bunga kecil untuk memanggil sepuluh dokter ahli dibeberapa rumah sakit terkenal untuk segera menuju ke sekolahku.
Karena aku sangat yakin hari ini aku akan segera dipanggil oleh guru kedisiplinan.

Sesuai prediksiku,saat jam istirahat aku diminta untuk segera menuju ruang kedisiplinan.

Teman-temanku terlihat sangat cemas dan ingin mengikuti ku.
Aku segera mengiyakan keinginan mereka.

Bukannya aku takut dipanggil sendirian,tapi aku takut mereka akan bertengkar dengan para siswa disini saat aku tinggal.
Bukankah nanti malah akan timbul masalah baru?!.

Beruntung para dokter yang ku panggil juga sudah tiba saat aku baru akan masuk keruang kedisiplinan.
Aku segera menyapa mereka.

Setelah saling menyapa,mereka segera menanyakan tentang kabar nenek.

Aku dengan jujur memberi tahu mereka jika nenek sekarang sedang pergi berlibur.
Kemudian kami berbasa-basi sebentar sebelum masuk ruangan.

Teman-temanku yang terkejut segera menanyakan bagaimana aku bisa mengenal para dokter itu.

"Mereka teman-teman nenekku" jawabku singkat.

***
"Rumor itu tidak benar" ucapku saat guru kedisiplinan mengintrogasi ku tentang rumor itu.

"Aku akan membuktikan bahwa rumor itu hanya dibuat-buat untuk mencemari nama baik ku" kataku meyakinkan guru itu.

"Bagaimana kamu akan membuktikannya,,??" tanya guru itu meragukan ku.

"Bukankah disini sudah ada para dokter,mereka tinggal memeriksaku" kataku dengan santai.

"Mereka para ahli dirumah sakit terkenal,mereka tidak akan berbohong dan menodai reputasi mereka" tambahku.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...😊

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang