Bab 2

13.3K 791 4
                                    

Aku membuka mataku yang terasa berat dan mulai mengamati ruangan sekitar.
Aku sedikit terkejut dan takut karena aku terbangun ditempat yang asing lagi.

Tapi kali ini ruangannya cukup bersih,meskipun sederhana dan tidak banyak perabotan.
Di ruangan itu hanya ada satu tempat tidur yang saat ini aku tempati,selain itu hanya ada satu meja dan kursi di dekat jendela.

Aku sempat berpikir yang tidak-tidak lagi.
Tetapi saat aku melihat ada seorang gadis yang sedang duduk di kursi,hatiku perlahan menjadi tenang.

Aku sangat kagum saat melihatnya.
Dia sangat cantik,kulitnya seputih salju,badannya ramping,rambutnya hitam berkilau saat terkena sinar mentari.
Mirip seperti idola K-Pop yang kadang aku tonton.

Setelah beberapa saat aku mengamatinya dan merasa dia bukan orang jahat.
Aku bangun dan pergi menghampirinya.

"Kamu siapa?!" tanyaku tanpa basa-basi.

Meskipun aku merasa dia baik,tapi tidak ada salahnya untuk waspada.

Mendengar ucapanku gadis itu segera menengok kearah ku sambil tersenyum.

"Aku Silvia" ucap gadis itu memperkenalkan diri.

Mungkin karena melihatku yang waspada,ia meyakinkanku jika ia bukanlah orang jahat dan menyuruhku untuk bersikap lebih santai.

"Ini dimana dan bagaimana aku bisa kemari?!"

"Ini rumahku dan kemarin ada orang yang membawamu kemari"

Aku segera teringat jika sepertinya aku sempat jatuh pingsan.
Tak kusangka aku sudah seharian disini.

"Ah..jadi begitu,maaf sudah mencurigai mu" ucapku.

Aku jadi merasa bersalah dan malu pada Silvia karena telah mencurigainya.

"Aku Murti,terimakasih karena telah merawat ku"

"Tak perlu berterima kasih,aku hanya memberi mu tempat beristirahat,tidak lebih"

"Apa kamu sudah baikan?!"

"Mau ku ambilkan air?!" tawarnya kemudian.

Aku segera memberitahunya jika aku sudah baikan dan dengan senang hati menerima tawarannya karena aku merasa sangat kehausan.
Diapun segera berdiri dan pergi keluar ruangan.

Setelah beberapa saat ia kembali membawa seteko air dan sepotong kue.

"Makanlah kuenya" ucapnya lembut.

"Terima kasih,maaf sudah sangat merepotkan mu" jawabku dengan tak enak hati.

Silvia hanya tersenyum dan menyuruhku untuk segera meminum air yang dibawanya.
Tanpa basa-basi lagi,akupun mengambil air dan kuenya.

Tak kusangka kue yang dibawa Silvia sangat enak.
Aku jadi terburu-buru ingin cepat menghabiskannya.
Sejenak aku melupakan ada Silvia di depanku.

"Pelan-pelan saja,nanti kamu tersedak" ucap Silvia menasehati ku.

"Ah,iya" jawabku dengan canggung.

Aku sungguh merasa malu dibuatnya.

Selain di toko aku sangat jarang berinteraksi dengan orang.
Aku menjadi sangat canggung hanya berduaan dengan Silvia,ditambah dia terus memandangi ku.

Setelah melihatku yang telah menghabiskan kueku.
Silvia mulai menanyakan tentang diriku.
Dengan canggung aku mulai bercerita kepada Silvia.

"Wah..tak kusangka kamu berasal dari desa,aku kira kamu artis yang sedang nyasar" ucap Silvia bercanda.

Aku hanya bisa tersenyum dengan canggung.

Kemudian Silvia mulai bercerita tentang dirinya.
Dia sangat antusias saat bercerita.
Aku hanya diam mendengarkannya bercerita.

Dia terus berceloteh tanpa henti,mulai dari cerita tentang keluarganya,kekasihnya dan bahkan temannya.
Sejenak aku berpikir jika ceritanya mirip novel yang baru aku baca kemarin.

Tak kusangka Silvia orang yang sangat periang.
Kurasa sudah cukup lama aku mendengarnya bercerita,tetapi ia masih terus berceloteh.
Tanpa sadar mataku mulai terpejam mendengar Silvia bercerita.

"Tolong jaga orang tuaku dan adikku"
Itulah kata yang Silvia ucapkan sebelum aku jatuh terlelap.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...☺️

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang