Bonus"Fate&Mate"

139 19 25
                                    

Disaat satu persatu keluarga mendapatkan peti jenazah dari korban kecelakaan tersebut. Asep menghapus air matanya saat melihat ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Dengan suara serak karena menahan tangis ia pun menjawab panggilan Lukas yang kebetulan tengah berada di London dari satu minggu yang lalu.

"Pak Boss!"

"Apa Kas?"

"Acep sama 2 temennya kecelakaan!"

Asep menghela nafas, padahal Lukas berada di London, kenapa ia mendapat kabar lebih lambat daripada dirinya yang ada di Indonesia?.

"Saya udah tau, ini kita semua lagi di bandara nunggu peti jenazahnya" Sungguh Asep ingin menangis dan meraung saat menyebut kata jenazah yang ia tujukan untuk putra sulungnya itu.

"Jenazah? Wah kayaknya ada yang salah pak boss!"

Asep mengernyit "Salah gimana maksudnya?"

"Duh, maksudnya Acep, Jian sama Ram itu kecelakaan mobil kemarin pas dalam perjalanan ke bandara!"

Mata Asep membulat, namun tidak bohong jika hatinya sedikit berharap.
"Tunggu Kas.. "

"Jimi, Kai, sini!" Yang dipanggil Jimi dan Kai namun hampir semua keluarga trio AJR yang ikut berkumpul. Asep segera meloudspeaker ponselnya agar yang lain bisa mendengar penjelasan Lukas.

"Ayo Kas jelasin!"

"Oke, ekhem! Jadi kemarin beberapa jam sebelum tragedi pesawat British Airways, saya dapet telpon dari salah satu anak buah saya disana katanya anak pak Bos besar, maksudnya Acep, kecelakaan. Taksi yang bawa Acep, Jian, sama Ram kecelakaan karena hilang kendali dan nabrak jajaran toko pinggir jalan. Mereka bertiga termasuk supir taksinya langsung dibawa kerumah sakit sama polisi setempat."

"T-terus keadaan mereka gimana?"

"Sopirnya luka ringan, sama kayak Jian dan Ram, tapi luka Acep cukup berat karena dia ngelindungin dua temennya. Sempet oprasi kecil dibagian kepala sama tulang rusuk, dan sampe sekarang belum sadar, tapi dia udah bisa lewatin masa kritisnya kok"

"Terus kenapa kamu baru ngabarin saya sekarang?!"

"Maaf Pak bos saya lupa eheheh, terlalu panik ngurusin keadaan tuan muda soalnya"

"Hmm, yaudah gapapa, Alhamdulillah.... " Asep menghela nafas karena tak habis pikir dengan kelakuan salah satu orang kepercayaannya itu.

"Lah, gimana? Ini anaknya kecelakaan kok Alhamdulillah?" Heran Lukas.

"Kas, kamu kirim alamat RSnya, saya kesana hari ini"

"Loh, tapikan pak bos penerbangan ke London lagi di stop dulu"

"Itu umum, kalo pake jet pribadi gak ada masalahkan?"

"Eheheh iya juga, yaudah bos, saya hubungin Jajang dulu kalo gitu, ntar saya telpon bos kalo semua siap dan tinggal berangkat"

"Oke, makasih Kas, saya titip anak-anak ya"

"Santuy pak boss"

Setelah panggilan terputus, Asep tersenyum dan menatap istrinya yang sudah tersadar dari pingsannya.

"A, Acep gak jadi ninggalin kitakan?"

"Alhamdulillah, engga neng, Acep bakal sembuh dan kembali lagi kepelukan kita"

Jennie langsung memeluk Yeji yang duduk disampingnya. Kedua perempuan itu menangis lega, karena sosok yang mereka pikir telah pergi untuk selamanya, ternyata masih bisa kembali ke pelukan mereka.

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang