Lusa adalah keberangkatanku dan saat ini yang kulakukan hanya mempersiapkan kebutuhanku yang akan kubawa untuk kuliah nanti karena aku akan merantau ke daerah sebrang. Hei, sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Dyena Ya Rinjana, orangtuaku akan memanggilku dengan Dyen tapi aku selalu memperkenalkan diriku untuk dipanggil Ena, tidak ada alasan spesial untuk itu, hanya tidak begitu rela dipanggil Dyen bukan dari orang terkasih, dan disinilah aku tinggal bersama kedua orangtuaku yang baru saja aku ketahui bahwa mereka adalah orangtua palsu hahaha, maaf orangtua angkatku karena meraka baru saja mengakui bahwa aku bukan anak kandung mereka. Sedih? Jelas, siapa yang tidak akan? Kau selalu bersama mereka, merasa tidak pernah ada rahasia diantara kalian, tiba - tiba kalian mendapatkan pernyataan tersebut setelah betahun - tahun lamanya? Itu membuatku sedih dan sedikit kecewa, entahlah walaupun tidak ada perubahan tapi tetap saja pasti ada yang beda, tapi selama kami baik, aku akan tetap sama seperti sebelumnya, aku putrinya dan aku satu - satunya, dan aku akan selalu bersyukur karana merekalah orangtuaku.
Ayahku Husein Ya Rinjana dan bundaku Xeliandra Ya Rinjana, kedua orangtuaku bekerja, ayahku pemimpin perusahaan miliknya sendiri dan bundaku dia punya bisnis fashion yang banyak diminati, bisa dibilang aku sangat berkecukupan tapi dengan didikan yang mereka berikan padaku tidak membuatku menjadi manja dan menyepelekan sesuatu, aku harus tetap memiliki tujuan dan mendapatkan semua keinginan dengan kemampuanku sendiri, jadilah aku dengan umurku yang baru saja menginjak 18 tahun aku akan berkuliah dengan usahaku sendiri didaerah asing yang bisa disebut ibukota.
Tidak sabar dengan keberangkatanku ke ibukota dan melihat langsung bagaimana indahnya kampus yang sudah lama aku idam - idamkan, semoga ini tidak buruk dan tidak membuatku kecewa, karena dari hal yang kuterima belakangan ini, masuk di Universitas keingananku adalah sesuatu yang menyanagkan saat ini dan bisa memmbuatku meluepakan kesedihanku.
Ada beberapa hal yang masih harus kukerjakan untuk persiapanku pindah ke ibukota seperti mencari tempat tinggal? Ya itu harus, Aku tidak ingin sesampainya disana aku seperti orang bodoh dengan koper yang masih mencari tempat untuk bersinggah hahaa, semoga itu tidak terjadi padaku.
*Tok tok.. seseorang baru saja mengetuk pintu kamarku dan membuka sedikit pintuku
"Dyen, ayah sudah pulang dan ada yang ingin dibicarakn mengenai keberangkatanmu, turunlah" ia tidak langsung menutup pintuku karena kurasa dia menuggu responku
"Noted bunda, Dy akan segera turun" dengan itu ia kembali mengatakan sesuatu
"Baiklah, kami menuggumu" setelahnya ia kembali menutup pintu kamarku dan kurasa ia meningglkanku. Setelahnya aku menyusul kebawah aku melihat ayah dan bundaku diruang tamu yang jelas sudah menungguku
"Bagaimana Dy, apa sudah siap berjauhan dari kami?" canda ayah yang diberikan pukulan kecil dari bunda, rasakan itu, kau tidak tau saja istrimu sangat menyayngiku. aku terkekeh dengan apa yang dilakukan bunda pada ayah
"Ayah jangan seperti itu! Bukan Dyen yang harus ditanyakan hal itu tapi aku!" aku tidak bisa menahan tawaku lagi karena aku tertawaku keras melihat bundaku bersedih itu sangat menggemaskan dan melihat ayah yang panik untuk menenagkannya
"Hanya bercanda sayang.. Jangan menangis yaaa, malu diliat Dy" tanggapan ayahku menenagkan bunda, mereka sangat menggemaskan bukan?
"Sudah 80% ayah, dan semua barang yang aku perlukan untuk dibawa sudah kumasukan koper dan tasku" jawabku yakin akan pertanyaan ayah padaku tadi
"Bunda akan cek lagi barangmu nanti agar tidak ada yang tertinggal, tapi apakah kamu sudah mantap dengan pilihanmu, kami bisa menguliahkanmu di kota ini Dy, kamu paham maksud bunda kan?" tanya bundaku dengan sendu, aku tau pasti akan ada moment dimana bunda meminta ini padaku, tapi tekadku sudah bulat, aku ingin berkuliah di tempat impianku
"Bunda aku hanya ingin mengukur kemampuanku mohon mengerti, lagipula bunda kan tau bagaimana sulitnya aku mendapatkan Universitas ini, ini adalah Universitas yang sangat aku inginkan dan sekarang aku berhasil, bisakah kali ini tidak ada pilihan selain pilihanku? Dan setiap liburan aku berjanji akan tetap pulang, aku juga pasti akan merindukan kalian, hanya kalian yang kumiliki" jawabkku meyakinkan atas kehendak yang aku inginkan, lagipula aku memang tidak mudah mendapatkan universitas yang aku inginkan ini, jadi aku akan berjuang
"Kau benar tidak sedang ingin berpisah dengan kami kan?" pertanyaan bunda mengejutkanku
"Bunda" peringatan halus yang diberikan ayah pada bunda membuatku juga lebih baik
"Aku hanya tidak ingin Dy pergi dariku" dan bunda mulai menangis, kali ini aku tidak sanggup dengan tangisannya, aku meraihnya dan memeluknya dengan erat
"Tidak akan ada yang berbuah dari bunda, kau adalah satu - satunya bunda yang aku miliki dan ayah adalah satu - satunya juga yang aku miliki, jangan membuat ini menjadi sulit, tidak ada perbuahan kalian tetap orangtuaku, aku hanya akan berkuliah disana, dan akan berusaha mengabari kalian" pernyataanku jelas untuk menenangkan, ternyata selain aku merekapun juga takut akan kehilanganku, aku semakin menyayangi mereka
"Baiklah ayah bunda mengerti, sayang kamu taukan Dyen semakin ditahan semakin keras, dia sepertiku" bela ayah padaku dan itu sangat amat membantu
"Aku kalah, tapi kamu harus tetap telfon kami setiap malamnya kamu paham young lady?!" ancam bunda yang membuatku melepaskan pelukanku padanya
"Siap yang mulia" jawabaku sambil membungkuk. Tertawalah kami bersama
"Ayah memanggilmu kesini ingin menanyakan tempat tinggalmu, apakah kamu sudah menemukan tempat yang sesuai?" tanya ayah dengan melihatku
"Ada beberapa yang sudah aku tanya di aplikasi pencarian tempat tinggal dan sesampainya Dy disana Dy akan datang untuk melihatnya langsung yah" jelasku, ingin memeprkihatkan seyakin apa aku dengan perginya aku ke Ibukota
"Bunda ingin kamu tinggal bersama adik bunda yang ada di Ibukota apakah kamu keberatan? Rumahnya cukup dekat dengan daerah kampusmu" saran bunda. Aku berpikir apakah tidak akan merepotkan? Jalas itu hanya pertanyaan dibenaku
"Adik bunda sudah setuju dan lusa dia akan menjemputmu dibandara, bunda harap kamu juga setuju untuk hal ini" lanjut bunda yang sudah amat yakin, sepertinya tidak mau ada bantahan kali ini
"Dy tidak berpikir ini sebuah permintaan, apakah ini perintah?" tanyaku memastikan apa yang terjadi
"Perintah!" jawab mereka serempak, lalu buat apa aku berusaha melawan? Tidak akan menang hahaha
Hari keberangkatanku
Sesampainya kami dibandara ayah dan bunda selalu memperingatiku untuk menjaga kesehatan dan makan dengan cukup jangan sampai ketika pulang kerumah melihat kondisiku kurus, karena mereka akan membuatku berhenti dari kuliah dan tidak akan mengizinkanku kembali, ancam mereka tapi aku tidak selemah itu aku pasti bisa bertahan, lagipula akukan akan tinggal dengan adiknya, dia pasti akan memasak makanan untuku kan? Atau paling tidak, dia memeiliki bahan makanan kan?
"Pesawatku sudah tiba aku harus segera check in, ayah bunda aku pamit doakan anakmu untuk mencari ilmu" candaku untuk menghibur bunda yang sudah tersedu
"Belajarlah dengan rajin agar kelak bisa menggantikan ayah hahaha" tawa besar ayah
"Tidak usah terlalu dipaksakan kalau memang berat kami menuggumu dirumah, pulanglah" pinta bunda padaku untuk lebih memeilih untuk menyerah dengan mimpi
"Hanya kamu satu - satunya yang meminta anakmu gagal sayang" tawa kami bersama atas lelucon yang ayah berikan
"Terima kasih banyak sudah mengantarku sampai sejauh ini, ayah bunda aku berangkat" pamitku sekali lagi pada mereka dan berbalik menuju masuk pesawat
"Hati - hati nak" teriak mereka yang masih bisa kudengar, aku hanya memberikan lambaian tangan tanpa kembali menengok karena takut kembali sedih. Aku sangat bersyukur memiliki mereka, mereka ini hadiah terindah yang aku miliki, Tuhan terima kasih karena mambiarkan aku memiliki mereka menjadi orangtuaku.
-
-
-
Halo Pembaca, this is Writer!
Jangan lupa tinggalkan jejak disetiap bacaannya alias vote dan komen!
Don't forget to FOLLOW Writer yaaa!
Have a nice day Pembaca!!!
#GO0DWriter
![](https://img.wattpad.com/cover/343569889-288-k310979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET.
Romance21+ Sudah seminggu dari hari dimana aku mendapatkan kabar baik dan kabar buruk diwaktu yang bersamaan, tapi perasaan mendapatkan kabar buruk menurutku lebih menyita pearasaanku ketimbang kabar baik ini. Biar kuberi tau agar kalian bisa menilainya se...