Alexandra POV
Bohong kalau aku bilang aku tidak peduli, nyatanya aku sepanjang memantau pekerjaan lapangan kami fokusku hanya ada pada Dyen yang meninggalkanku tanpa pamit. Sialan, aku seperti anak remaja. Ku lihat handphone ku tidak ada notif apapun, apa aku harus menghubunginya duluan?
"Kamu ada masalah?" tanya Boy padaku, aku melihatnya tanpa minat namun aku memakinya dalam hati"Karena kau sialan!"
"Tidak" jawabku sekenanya
"Lalu apa yang kamu pikirkan? Terlihat tidak fokus" sindirnya padaku
"Tolong untuk tetap menghubungi saya melalui Leon sepenting apapun urusanmu" perintahku padanya, lalu kembali mengacuhkannya
"Buat apa? Aku punya nomormu, aku akan menghubungimu dengan itu" elaknya padaku
"Nomor saya itu privasi" jelasku
"Aku menghubungimu tadi sebagai temanmu, jadi itu tidak masalah" jelasnya yang tetap kekeh dengan pendiriannya, namun aku tidak peduli
Setelahnya aku mengabakaikannya dan memberi pesan kepana Dyen
Dyen Mesagge
Me: "Baby apa kamu sibuk?" 12.30 Sent
Me: "Tadi yang menelfonku hanya client dan bukan siapa - siapa tolong jangan dipikirkan" 12.33 Sent
Setelahnya aku, Leon dan, Boy makan siang bersama di dekat tempat kami memantau pekerja lapangan. Selama makan aku hanya memikirkan Dyen dan selalu melihat handphoneku yang tidak menirima balasan darinya, apa dia sesibuk itu? Apa benar dia sibuk?
Dyen Mesagge
Me: "Sesibuk apapun kamu tolong jangan lupakan makan siangmu"13.15 Sent
Sudah pukul 4 sore dan dia belum membalasnya, bahkan tidak membacanya. Kami sudah selesai dengan pertemuan kami dan aku akan segera menjemputnya, namun sebelum aku pergi aku mempringati Leon untuk tidak memebrikan sesuatu yang privasi tentangku tanpa seizinku, dan setelahnya aku meninggalkannya.
Aku sangat tidak tenang, Dengan cepat aku menuju kampusnya yang tidak terlalu jauh jaraknya dari tempat pertemuanku dan ini hanya memakan waktu 30 menit. sesampainya aku disini, aku melihat handphone ku lagi yang tidak tampak balasannya
Me: "Aku sudah diparkiran untuk menjemputmu" 16.30 Sent
Aku mengirimnya pesan lagi. Apakah dia benar sesibuk itu sampai tidak bisa melihat hanphonenya, apa dia menghindariku? Aku keluar dari mobilku dan berusaha mencarinya dan aku melihatnya keluar dari perpustaan besar disana dengan orang yang mengikutinya, aku mengenalnya. Wanita itu, tidak tertarik katanya? Hahaha aku seperti Wanita bodoh, apalagi aku melihat Dyen memegang handphonenya. Dia mengabaikanku bukan?
Sudah pukul 6 sore, aku tetap menunggunya dan melihat sekitar yang kurasa ini adalah pergantian jam, atau sudah selesai. Langsung saja ku hubungi dia
"Aku menunggumu diparkiran" hanya itu yang ku katakan setelahnya aku menunggunya. Tidak terlalu lama aku melihatnya berlari kearahku dengan senyum semangat, itu hampir mambuatku luluh tapi rasa kesalku tidak hilang
Dyen menghampiri pintuku dan aku langsung tau kalo dia ingin mengambil alih kemudi jadi aku langsung turun berpindah posisi. Kami memasang seatbelt dan dia menjalankan mobilnya.
"Saya ada bebarapa kali memberikan pesan padamu, apa kamu tidak melihatnya?" ku buka suara untuk mulai pembicaraan
"Maaf aku benar - benar tidak melihat handphone ku selama kuliah. Aku bahkan melihatmu telfon karena kelas terakhir kami sudah berakhir" jelasnya. Apakah aku terlalu kekanakan? Memalukan, bahkan rasa kesalku menghilang entah kemana mendengar penjelasannya tanpa tau itu benar atau hanya alasan. Setelahnya kami diam sampai kami tiba dirumahku
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET.
Romance21+ Sudah seminggu dari hari dimana aku mendapatkan kabar baik dan kabar buruk diwaktu yang bersamaan, tapi perasaan mendapatkan kabar buruk menurutku lebih menyita pearasaanku ketimbang kabar baik ini. Biar kuberi tau agar kalian bisa menilainya se...