NOT YET 30

1.3K 96 9
                                    


(masih) Alexandra POV

Keesokan paginya setelah aku lari pagi, aku bergabung untuk berkumpul sarapan pagi bersama, aku yang paling terakhir datang ketempat meja makan ini namun kurasa Huesin dan suami anakku juga baru tiba dari perkerjaannya

"Darimana kamu Lexy?" tanya Husein padaku yang baru saja menduduki diriku baergabung

"Aku habis dari jogging pagi disekitar sini Sein" jawabku jelas lalu duduk tepat dihadapan my Baby... apa dia masih ngantuk?

"Berapa lama kamu tinggal disini?" tanya Husein lagi padaku tanpa memeberhentikan sarapannya

"Mmmm aku kurang tau, mungkin lusa aku pulang" jawabku asal karena aku tidak tau kapan akan pulang

"Lusa?!" tanya Dyen yang terlihat tiba – tiba segar

"Aku juga tidak yakin, dan bisakah tenangkan dirimu?" jawabku kaget

"Maaf aku masih ngantuk tapi aku juga terkejut dengan jawabanmu" jawabnya cengengesan, dan tidak kupedulikan

"Ayah apa baru tiba? Kenapa masih berpakaian seperti itu?" tanya Dyan lanjut pada Husein

"Iya, ayah lapar jadi makan dulu. Btw gimana perkuliahanmu,? Magang di perusahaan Lexy apa menyenangkan? Setelah lulus ambil tanggung jawab ayah disini mau kan?" tanyanya yang berunututan tanpa henti

"Pelan - pelan ayah, aku bisa tersedak dengan semua pertanyaanmu, bundaaa, ayah nih" ngadunya pada Xeli, padahal biasa nya ngadu padaku. Kulihat Rely yang juga melihatku dengan senyum mengejeknya. Apa dia mematamataiku? Aku harus membahas ini dengannya

"Sudah habiskan makanmu lalu kalian berdua tolong bersihkan diri kalian" perintah Xeli pada Dyen dan Husein

"Siap bunda!" jawab mereka serempak

         Kutinggalkan mereka terlebih dahulu setelah sarapanku habis tanpa menunggu yang lain selesai, aku akan melanjutkan pekerjaan ku yang tertunda kemarin. Baru aku mau memulainya Leon sudah menghubungiku

*Sound Dering

"Haloo Lexy... sorry disturbing you but, bolehkah aku memohon untuk hadir meeting sore ini?" tanyanya yang membuatku bingung

"Onlinekan? Gue akan gabung" jawabku santai

"Mmm hadir bersama gue disni" bilangnya yang membuatku terkejut

"Bercandakan? Gak lucu" bilangku padanya namun tidak ada tanggapan dari Leon, apa dia gila?

"Yon gue minta lo untuk menghandle pekerjaan gue selama seminggu kedepan, apa itu begitu sulit?" tanyaku padanya resah, sesulit itukah?

"I really sorry bebh but, Boy mau lo dateng dengan tanpa alasan" mintanya memohon padaku

"Gue bos lo Leon, lo lebih denger dia?" marahku padanya yang sudah tidak bisa dibendung lagi

"Denger ya Yon gue mau lo handle ini dengan tanpa alasan apapun, urus Boy!" perintahku yang langsung ku matikan telponku tanpa peringatan

Sialan, gue yang bos gue yang diperintah, apa gue kebaikan ya? Pikirku yang dibuyarkan oleh kedatangan seseorang yang memeluku dari belakang

"Siapa yang kamu telepon? Apa kamu selingkuh?" tanyanya yang semakin membuat moodku tidak baik, aku tidak menjawabnya dan lebih memilih mengabaikannya. "Cup!" ia mencium tengkuku dengan mesra

"Maaf baby, aku hanya bercanda aku mendengar pembicaraanmu. Apa kamu dalam mood yang tidak baik?" tanyanya khawatir padaku

"Lumayan dalam mood yang buruk, bisakah membantuku memperbaikinya?" tanyaku padanya penuh harap dan memeperat pelukannya padaku

"Apa mau berjalan-jalan? Kalo mau mari bersiap" segeralah aku bersiap untuk pergi bersama Dyen

Sesiapnya aku dengan Dyen, aku pergi dengan tetap membawa semua pealatan kantorku terutama Ipadku untuk berjaga – jaga lebih baik bukan? Lagi pula aku memang tidak bisa percaya pada Leon, asisten sialan itu memang menyusahkan. Kurasa selama aku bekerja, seumur hidupku masih dalam hitungan jari aku cuti panjang dan lihat sekarang aku cuti dan masih akan bekerja.

"Apa kalian akan pergi tanpa mengajaku?" Tanya Rely yang tiba – tiba datang entah darimana

"Kau mau ikut?" tanya Dyen pada bocah ini

"Look, aku sudah rapi lets go!" perintahnya pada Dyen, seketika moodku kembali buruk. Bisakah aku tenang dengan Dyen sebentar saja? Namun dia mendekat dan membisikanku

"Apa kau akan bersenang – senang tanpa sepenglihatanku?" ku plototi dia, apa sebenarnya yang dia inginkan?

Café X Coffee

Disinilah kami. Aku tidak bisa meminta Dyen ketempat yang membuatku tidak bisa bekerja jadi disninilah kami tempat yang di rekomendasikan Dyen. Tempat yang cukup baik untuku bekerja. Ini adalah tempat favorit Dyen dan teman – temannya saat sekolah menengah katanya

"Dyenaa!!!" teriak orang yang sambil menghapiri kami apakah benar tidak ada yang bisa membuatku tenang?!

Alexandra End POV

Roy menghampiri kami, kulihat Alex yang sepertinya tidak nyaman dengan keadaan ini. Dari anaknya yang ikut dan kedatangan Roy yang tiba – tiba memeluku dan bergabung. Aku tidak bisa mengelak, dia yang pemiliki Café ini. Aku jadi merasa tidak baik untuk Alex, dia pasti kecewa

"Hey Roy" sapaku ramah

"Lo gak meluk balik gue? Apa karena ada..." dia mengehentikan ucapannya melihat ada orang lain disini selain aku dan Alex

"Kenalin, Aurely" kataku pada Roy yang langsung mengulurkan tangannya pada Rely

"Halo aku Roy sahabat Dyena" sapa Roy ramah yang disambut hangat olehnya

"Halo aku Aurely, cukup panggil Rely, mmm aku anaknya" jawabnya sambil menunjuk Alex. Aku melihat ekspresi Alex yang semakin membuatku tidak baik. Alex berdiri dan

"Kalian bersenang – senanglah, aku harus pergi ada yang ingin aku kerjakan" jawabnya sambil merapihkan barang – barangnya

"Senang bertemu lagi Roy" sapanya lalu meninggalkan kami tanpa berpamitan. Aku? Seperti orang bodoh yang melihat kepergiannya

"Kau tidak mengejarnya?" tanya Roy padaku panik, aku juga panik. Aku bergegas menyusulnya namun

"Biarkan dia" sela Rely padaku dengan nada yang sangat dingin, kalo seperti ini aku jadi percaya kalo Aurely memang anakanya

"Apakah aku tidak sopan kepada temanmu kalo aku memintanya memberikan waktu untuk kita beruda?" tanyanya yang membuatku curiga namun aku tidak bisa menjawabnya

"Ada yang inginku bicarakan" lanjutnya lagi datar dengan melihatku

"Mengenai kau dan Alex" seketika aku lemas, aku menyentuh tangan Roy dengan reflex dan meminta Roy untuk membiarkan aku bicara dengan Rely. Setelahnya Roy meninggalkan kami ketempatnya dan aku tau dia akan mengawasi kami dari kejauhan, namun sebelum dia benar - benar pergi dia memberikan semangat padaku.

-

-

-

Halo Pembaca, this is Writer!

Tinggalkan jejak sebelum melanjutkan bacaan, VOTE!!!

Jangan lupa follow sebelum melanjutkan bacaan atau tidak akan ada kelanjutannya lagi

BHY!

Have a nice day Pembaca!!!

#GO0DWriter

NOT YET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang