NOT YET 33

1.1K 98 14
                                    



Aku menghapiri Alex dan memeluknya dari belakang, lalu menggiring seluruh rambutnya yang sangat harum kearah yang berlawanan dan mencium tengkuknya dengan lembut, aku sangat merindukannya apakah kita bisa melakukannya sekarang?

"Aku merindukanmu Lex" bilangku padanya dengan nada yang ku tau dia pasti mengerti mauku

"Tahan hormonmu Baby, kita dirumahmu Ahhh jhangan melakukan hal lebih. Hey jangan meninggalkan bekas Byhb" jawabnya sambil kuhisap tengkuknya dengan memberikan jejak cinta padanya 

"Apakah kau tidak merindukanku? Aku menginginkanmu Alex" tanyaku padanya, sial aku horny bisakah dia memberikannya

"Maaf tapi aku tidak akan memberikannya, aku sangat lelah, bolehkah kita beristirahat saja malam ini?" tanyanya padaku dengan membalikan tubuhnya menghadapku, ia menyentuh pipiku dengan kedua tangannya untuk mebuatku melihatnya lalu aku menyentuh kedua tangannya  dan mengelusnya

"Baiklah mari beristirahat" jawabku dengan memberikan senyumku yang tulus. Alex sudah terlalu lelah hari ini, aku akan terlalu egois bila memaksanya, menjaganya sekarang dengan baik adalah prioritas utamaku. Dia membaringkan tubuhnya lalu aku mengunci pintu kamarku dan menyusulnya untuk tidur bersamanya. Aku menarik tubuhnya untuk ku peluk dari belakang, kujadikan lenganku menjadi bantalan untuknya.

"Maafkan aku untuk hari ini Alex" kataku dangan menghirup rambutnya

"Aku memafkanmu" jawabnya lalu kami terlelap.

Kesokan paginya kalian tau apa yang terjadi? Aku tidak melihat Alex disampingku pada saat aku terbangun dan itu membuatku tidak nyaman. Alex tidak pernah meninggalkanku tanpa kabar, sekalipun aku sangat lelah. Setelah membersihkan diri aku bergeas untuk berusaha mencari Alex dan ternyata dia sedang menerima tamu yang sangat tidak ku harapkan, siapa lagi kalo bukan client yang menggilai Alexku, kenapa dia datang sepagi ini? Apa dia memang gila?

Kuhampiri mereka yang sedang membicarakan sesuatu, lebih tepatnya hanya clientnya saja yang berisik karena aku melihat dengan jelas Alex tidak menggubrisnya

"Lexy, apakah kita benar – benar harus melakukan pekerjaan saat ini? bisakah kita berjalan - jalan? bukankah kau sedang liburan?" tanyanya pada Alex yang tidak dihiraukannya, kulihat Alex sedang membuka Ipad nya dan mengerjakan sesuatu disana, oh mine kenapa kamu sangat berusaha

"Selamat pagi" sapaku ramah pada kedua insan yang sedang menatapku. Aku melihat Boy yang menatapku tidak suka dan Alex kenapa tatapannya seperti itu?

"Ada apa? Apa aku mengganggu? Btw dimana Rely dan semua orang?" tanyaku tanpa mendengar jawaban dari pertanyaanku sebelumnya

"Rely pergi berjalan – jalan bersama keluarganya, dan untuk orangtuamu, mereka pergi berbelanja" jawabnya jelas, ya ini hari minggu jadi seharusnya semua orang libur tapi Alex tetap bekerja sangat berusaha bukan?

"Baiklah" kataku sambil duduk tepat disebelah Alex dan dengan ditatap tajam oleh Boy

"Kenapa tidak membangunkanku? Aku jadi kurang semangat bangun tanpa melihatmu?" tanyaku pada Alex yang dibalas dengan tatapan terkejut

"A-aku, maafkan aku, Lexy membangunkanku untuk menerima tamu yang tidak diundang ini" jawabnya gugup dengan mengelus kepalaku

"Aku mohon jangan diulang, apalagi tamu itu pria, aku harus tetap mengawasimu untuk berhati – hati bukan?" jawabku memberitaunya sambil memeluknya dari samping,  mengecup tengkuknya, aku tau dia terkejut namun dia tetap tidak menolaku. Aku benar – benar menyukainya

"Aku akan, maafkan aku dan terima kasih" jawabnya padaku halus, namun setelahnya tatapanku tertuju dengan orang disebrangku

"Kenapa ekspresimu buruk sekali, Mr Boy?" tanyaku menyindir padanya yang sudah kulepaskan pelukanku dan menegakan badanku untuk menantangnya

"Apa ada yang ingin anda tanyakan?" tanyaku tegas dengan terus melihatnya, dia hanya terdiam dengan rahang yang mengeras apa dia marah? Hahaha Alex miliku apa yang membuatnya marah

"Baiklah kalo tidak ada, Alex aku lapar apa kamu sudah sarapan pagi?" tanyaku kembali pada Alex dengan menurunkan nada selembut mungkin untuknya dengan mengelus lembut pipinya

"Sudah, kita sudah sarapan bersama tanpamu tadi" bukan Alex yang menjawab melainkan pria menyebalkan ini, aku tetap tidak menghiraukannya aku malah terus menatap Alex untuk menunggu jawabannya

"Aku sudah, tapi aku bisa menemanimu untuk sarapan kalo kamu ingin. Xeli membuat pancake kesukaanmu tadi" jawabnya yang meraih tanganku untuk dielusnya. Aku tau dia sedang menenangkanku dan itu berhasil, aku benar – benar sedang menahan emosiku sekarang, lancang sekali dia

"Tidak perlu, aku bisa makan sendiri toh meja makan disana masih bisa membuatku melihat apa yang kalian lakukan" jawabku sambil melihat sainganku yang terus menatapku kesal

"Baikalah lanjutkan pekerjaanmu Lex selesaikan secepat mungkin, ini hari minggu dan jangan lupa kalo kita disini untuk berlibur bukankah kamu sudah mengambil cuti yang sudah disetujui? Selesaikan secepatnya" perintahku pada Alex dan kucium keningnya sebelum meninggalkan mereka.

Alexandra POV

"Ada hubungan apa kalian?!" tanya Boy padaku dengan nada yang tinggi setelah memastikan Dyen sudah pergi dari ruangan ini, dapat dipastikan Dyen tidak mendengarnya

"Bukan urusanmu" jawabku santai dan terus melakukan kegiatanku

"Jawab aku Alex!" perintahnya dengan nada yang lebih keras dari sebelumnya dan sambil mencengkram tanganku. Ini sakit tapi aku tetap tidak melihatkan ekspresi itu, aku lebih takut Dyen mendengarnya

"Lepaskan tangannya!" Bilang Dyen pada Boy, Shit dia kembali

"Ada hubungan apa kalian?!" tanya Boy dengan tetap mencengkram tanganku namun ia menatap Dyen dengan tajam, Dyen mengahampiri kami dan berdiri tepat membelakangi ku untuk menghadap Boy, ia mencenkram tangan Boy hingga melepaskan tanganku

"Saya bilang, lepaskan tangannya! Apa anda tuli?!" tanyanya langung mendorong tangan Boy hingga ia terdorong sedikit. Ini yang aku takutkan aku tidak bisa mengontrol Dyen ketika dia sudah ada di sisi dominannya

"Lexy, kalian tidak seperti yang aku pikir kan bukan?!" masih dengan nada yang tinggi Boy menanyakan pertanyaan itu

"Memang apa yang anda pikirkan?!" jawab Dyen menantang dengan terus menatapnya tajam

"Aku bertanya pada Lexy bisakah kau pergi dari sini anak kecil!" perintahnya yang aku tau ini sangat tidak baik untuk Dyen

"Dia miliku, saya bisa menjawab semua pertanyaanmu untuk mewakilinya" jawabnya tegas pada Boy dan aku tau dia sudah tidak bisa menahan emosinya

"Lexy, apa itu benar? Kalian memiliki hubungan?" tanyanya padaku dengan nada yang menyedihkan, aku melihat Dyen yang meliriku kebelakang tanpa merubah posisinya

"Benar" jawabku dingin dan meraih tangan Dyen untuk ku genggam

"APA?!"

-

-

-

Halo Pembaca, this is Writer!

Tinggalkan jejak sebelum melanjutkan bacaan, VOTE!!!

Jangan lupa follow sebelum melanjutkan Pembaca

Have a nice day Pembaca!!!

#GO0DWriter




NOT YET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang