Pagipun tiba, aku bangun dengan keadaan yang cukup baik dan siap menyambut kegiatanku pagi ini. Aku bersiap dengan pakaian yang cukup sopan untuk melakukan daftar ulang di Kampus impianku, hingga setelah sudah yakin dengan penampilanku, aku menuju keruang makan untuk sarapan bersama tanteku.
Aku melihat langsung bahwa sarapan kami Alexlah yang membuatnya sendiri, iya, tanteku, setelah pembicaraan kami kemarin saat makan malam, saat ini yang kulakukan adalah membiasakan diri untuk memanggilanya dengan panggilan itu, Alex, aku masih sedikit canggung bila memanggilnya hanya dengan namanya namun aku tidak ingin mengecewakannya, kurasa perasaan itu yang akan aku hadapai bila tidak memanggil namanya sesuai dengan keinginannya. Aku berhasil duduk dimeja mekan menunggu Alex selesai dengan urusannya dan duduk tepat diahadapanku, aku gugup dengn ini tapi aku tidak ingin berbohong bahwa keggupanku karena fokusku kali ini ada pada tubuhnya, tidakah ia terlalu terbuka dengan pekaiannya sekarang?
Aku berhasil menghabisakan makanan yang dibuat oleh Alex walaupun terkadang sulit kutelan karena pemandanganku, dan makanan yang ia buat itu enak, walaupun ini hanya Sandwich, dan aku percaya bahwa tadi malam makanan yang kami makanpun ia juga yang membuatnya, aku bersyukur ia memasak makanan sesuai seleraku. Setelah kami sarapan dengan hanya sandwich yang Alex buatkan, ia bangkit dari dari duduknya dan mengambil kunci mobil mlikinya
"Bukankah sudah waktunya kita berangkat?" tanyanyanya padaku, dan aku dengan bodohnya hanya menatapnya bingung?
"Dye?" sapanya lagi yang berhasil membuyarkan kebodohonaku yang terlau fokus dengan pakaiannya
"Iya?" jawabku, apa dia benar jadi mengantarku? Dan apa dengan pakaian seperti ini?
"Ayo" ajakanya padaku, dan disinilah kami, dimobilnya menuju Kampusku, aku tidak berpikir bahwa ia benar akan melakukannya, sejujurnya kukira dia tidak ingat, padahal ia tidak harus berbuat sejauh ini, bundakan hanya memintaku untuk tinggal ditempatnya, bukan membuat ia jadi mengurusku dan meninggalkan kegiatannya, tunggu dulu, apa dia memiliki kesibukan? Karena yang kulihat ia terlalu terlihat seperti pengangguran kaya raya. Selama perjalanan aku terus mencuri lirik pada Alex, jujur saja, aku terganggu sejak sarapan karena ia berhasil membuatku panas dingin, gimana tidak? Lihatlah pakaiannya, dia begitu amat seksi apakah disini memang cara berpakaiannya seperti ini? Apa seperti ini cukup aman? Aku cukup tidak mempermasalahkan ketika dirumah tapi untuk dirluar? Aku kira dia akan memakai outer atau luaran lain mungkin? Aku benar - benar ingin menegurnya karena aku terlalu tidak rela ia memperlihatkan tubuhnya yang indah untuk orang diluar sana? Tapi yang benar saja, siapa aku? Lagipula nanti aku yang dikira kampungan.
Universitas Ibukota
Tidak terlalu lama untuk menempuh perjalan menuju Kampusku ternyata hingga tidak sadar sampailah kami di Kampusku, Alex menawarkan diri untuk dia menemaniku daftar ulang tapi aku menolaknya, hey! Aku sudah besar aku bisa mengurus diriku sendiri, lagipula mana bisa aku membiarkan dia keluar dengan pakaian seperti ini, semua akan terpana dan aku tidak rela! Tentu itu hanya jawaban di pikiranku karena aku tetap menolaknya dengan halus.
"Kau yakin tidak ingu saya antar?" tanyanya memastikan sambil melepas seatbelt yang ia kenakan
"Aku yakin Tan, ah maaf maksudku A'lex, aku bisa sendiri untuk ini" akupun juga melepaskan setabeltku dan keluar dari mobil dimana Alex juga ikut keluar dari mobil untuk memastikan diriku, Hei, aku tidak mau orang melihatnya!
"Kenapa dengan wajahmu?" tanyanya tiba - tiba
"Kau tidak dingin?" tanyaku balik yang mengabaikan pertanyaannya, ia benar - benar terlalu terbuka, apa dia tidak sadar?
"Saya baik baik saja" terangnya, dan aku yang tidak baik - baik saja!
"Kampusmu cukup baik" lanjutnya sambil melihat keadaan sekitar kampusku, dan aku setuju akan apa yang ia katakan barusan, dan untungnya lagi ini masih cukup sepi
"Baiklah kalau kamu bisa sendiri, tapi nanti saya akan menjemputmu karena saya juga ada urusan disekitar sini jadi hubungi saya jika sudah selesai" jelasnya memintaku dan memberikan kartu nama padaku, aku mengerti dan menerimannya, ternyata ia bukan pengangguran, tapi pakaiannya?
"Saya sudah membawa blazer didalam mobil" terangnya seolah ia mendengar apa yang aku pertanyakan padanya
"Good luck" bilangnya lagi padaku"Cup!" seketika aku membeku, dia mencium pipiku? Ya, ia mencium pipiku lalu masuk kembali kemobilnya tanpa berpamitan padaku. Apa yang dia lakukan? Hei dia mencuri ciuman dipipiku! Teriaku dalam benak.
Sepanjang perjalananku menuju tempat daftar ulang aku memikirkan Alex yang mencium pipiku. Apakah disini seperti itu sudah biasa? Hah lagi - lagi aku berpikir kampungan, toh dia tanteku, tapi taukah dia kalau saat ini dia membuatku kacau, paling tidak lakukan dengan peringatan! aku terkejut tau!
"Ahg!" kesalku mengacak - acak rambut, aku benci dengan pikiranku saat ini, namun dengan sadar aku kembali merapihkan rambutku kebentuk yang semula, kalau tidak aku akan dikira orang gila
Sampailah aku untuk daftar ulang yang ternyata tidak terlalu lama dan hanya menghabiskan waktu setengah jam, setelahnya aku berjalan disekitar Gedung ini yang cukup ramai dan melihat papan pengumuman, disana tertera jadwal masuk perkuliahan setiap jurusan, dengan fokusnya aku membaca tiba - tiba ada orang yang menyentuhku
"Puk!" seseorang menyentuh pundaku
"Hey, daftar ulang ya?" tanyanya, aku lumayan terkejut karena dia menyentuh pundaku, disentuh pundak bisa terhipnotiskan? Aku sering membaca berita bahwa di Ibukota banyak sekali kasus hipnotis dengan cara menepuk pundak, aku melihatnya dengan penuh curiga yang tidak berdasar jelas namun aku bersikap difensif
"Iya, gue baru aja selesai" jawabku berusaha ramah sambil menatapnya yang dia juga menatapku
"Dari jurusan apa emang?" tanyanya lagi yang kulihat dia sepertinya penasaran denganku
"Jurusan ekonomi bisnis" jawabku tanpa menanyakan balik jurusan apa yang ia miliki, kurasa ia sama dengan jurusanku bukan? Lalu kembali ku fokus diriku pada papan pengumuman yang sedang kulihat tadi
"Gue Arga, lo?" jadi inilah akhirnya, berkenalan. Kulihat lagi kearahnya yang ternyata dia sudah mengulurkan tangannya untuk dijabat?
"Ena" Jawabku sekenanya dan dengan sopan aku menerima uluran tangannya, ingat aku diajarkan sopan santun
"Udah liat gedung jurusan Ekonomi Bisnis belum? lumayan jauh loh dari sini" infonya yang membuatku bingung
"Jauh?" bingungku saat ini sambil melihat gedung tempatku daftar ulang
"Apakah ini bukan Gedung kampus Ekonomi Bisnis?" tanyaku bingung sambil menunjuk Gedung yang berada tepat didepan kami
"Hahaha ini kampus kita tapi ini bukan gedung jurusan ekbis. Mau berjalan - jalan? Gue bisa ngenalin tempat ini sebagai tour guide dan gua bakal kasih tau Gedung kampus lo dimana, gimana?" tanyanya yang sangat meyakinkan, ada pernyataan yang membingungkan tapi aku tidak peduli jadi karena aku butuh tau dimana Gedung jurusanku, aku segera menyetujuinya tanpa pikir panjang
"Baiklah letsgo!" jawabku dengan semangat namun sebelum pergi tidak lupa ku foto papan pengumuman jadwal perkuliahanku terlebih dahulu
-
-
-
Halo Pembaca, this is Writer!
Aman gak? Di komen dong biar ramai, pokoknya jangan lupa selalu tinggalkan jejak komen dan vote yaa, biar rame atuh
Don't forget to FOLLOW Writer yaaa!
Have a nice day Pembaca!!!
#GO0DWriter
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET.
Romance21+ Sudah seminggu dari hari dimana aku mendapatkan kabar baik dan kabar buruk diwaktu yang bersamaan, tapi perasaan mendapatkan kabar buruk menurutku lebih menyita pearasaanku ketimbang kabar baik ini. Biar kuberi tau agar kalian bisa menilainya se...