NOT YET 37

1.1K 82 15
                                    


Aku terbangun dari tidurku yang sangat nyenyak, aku mencari Alex disampingku namun ternyata ia sudah tidak ada

"Sial! Apa pria itu datang lagi?!" kesalku entah pada siapa

Kubanguni tubuhku untuk mencari pakaianku karena aku masih dengan kondisi yang sama telanjang dada. Kurapihkan rambutku dan bergegas turun kebawah dan melihat sekitar yang ternyata tidak ada satupun orang disini

"Pada kemana semua orang? Ahg shit kepalaku sakit, Alex!" teriaku memanggilnya tidak sabar, kemana semua orang?

"Alex kepalaku sakit... kau dimana?" teriaku dengan terus memegang kepalaku, ini menyakitkan ada apa ini? Setelah aku hampir terjatuh ada seseorang yang menahan tubuhku

"Alex" tanyaku pada orang tersebut yang ternyata bukan

"Ini bunda Dye" dengan mengatakan itu, bunda membantuku duduk diruang tamu untuk menenangkanku

"Dimana Alex bund? Kenapa aku tidak melihatnya? Apa dia bekerja di luar?" tanyaku terus dengan mengabaikan sakit kepalaku

"Apa kepalamu sudah membaik? Ibu akan ambilkan minum dulu" tanyanya dengan meninggalkanku tanpa menjawab pertanyaanku. Kenapa denganku? Ini kali pertama kepalaku sakit seperti ini. Kenapa rumah ini sepi sekali? Seteleh kedatangan bunda dengan memberikanku minum yang langsung ku terima

"Apa bunda bisa menjawab pertanyaanku? Dimana Alex bunda?" tanyaku mulai gelisah, tidak ada jawabn darinya dari semua pertanyaanku hingga

"Alex sudah pergi" "Deg!"  aku terkejut namun masih bisa mengontrolnya

"Jangan bercanda bunda, aku mengerti bunda belum merestui kami tapi tolong jangan seperti ini" katak dengan meminum minuman ini

"Apa bunda terlihat bercanda?" shit! Aku langsung meletakan gelasku dengan kasar dan berlari kekamar untuk melihat barang – barang Alex

"Bruk" aku terjatuh karena terlalu terburu -buru

"Dyen!" teriak bunda karena aku terjatuh dan itu aku hiraukan. Aku bangkit dan melanjutkan berlari kearah kamarku dengan tergesa. Aku melihat barang Alex sudah tidak ditempatnya. Aku mengambil handphone ku dan mencoba menghubunginya namun dia tidak mengangkatnya bahkan nomornya tidak aktif

"Ahg!" kubanting hanphoneku kekasur, aku tidak tahan kepalaku sakit sekali. Aku melihat gelas kosong di meja samping tempat tidurku mengingat bahwa Alex memberiku minum sebelum aku terlelap, kuraih gelas itu, sial! Dia merencanakan ini? Kubanting gelas itu

"Prank!" hancur disudut sana, dengan itu orangtuaku datang tergesa

"Dyen, apa yang kau lakukan?!" tanya ayah padaku

"Ini yang kalian mau kan? Memisahkanku darinya?" tanyaku tanpa mendapat jawaban

"Aku harus menyusulnya" kataku dengan tergesah mengambil semua barangku

"Menyusul kemana? Kerumahnya? Silahkan, aku membiarkanmu karena kau memang harus menyelesaikan kuliahmu, tapi kalo untuk mancarinya? Semoga kau menumukannya" kata ayah tegas padaku

"Ahg!" aku sudah tidak bisa menahan rasa sakit ini, sekitika semua gelap.

Aku terbangun dikasurku dengan kondisi yang menyedihkan. Aku haus, lapar, namun tidak bertenaga. Apakah benar aku ditinggalkannya?

"Ceklek" pintu terbuka

"Kau sudah bangun Dyen?" datang bunda padaku dengan membawa makanan

"Makanlah, apa perlu bunda suapin?" tanyanya padaku penuh perhatian

"Aku bisa bunda, terima kasih" jawabku seadanya

"Baiklah, bunda tinggal, selamat makan" lanjutnya dengan meninggalkanku namun aku membutanya berhenti dengan pertanyaanku

"Apakah benar dia meninggalkaknku?" tanyaku dengan melihatnya

"Ini demi kebaikanmu Dyen" jawabnya lalu meninggalkaku. Apakah ini benar - benar pilihanmu Lex? Baiklah semoga selalu bahagia aku akan tetap menunggumu, batinku.

Aku sudah kembali kekehidupanku, tinggal dirumah Alex tanpa pemiliknya. Setelah kejadian itu aku tidak pernah melihat Alex lagi, bahkan Rely dan keluarganya entah dimana mereka hilang tanpa jejak sedikitpun. Aku sempat mencari tau kebaradan Alex namun semua aksesku deiberhentikan, harus bagaimana aku mancari taunya. Aku sudah kembali pada perkuliahanku dan tetap melanjutkan magangku yang sebentar lagi akan ku selesaikan karena memang seharusnya sudah selesai. 

Sudah hampir 1 tahun lamanya Alex tidak kemabali padaku, tidak tahuakan ia bahwa aku sangat rindu? Aku tidak pernah menyalahkan ia pergi dariku, sekalipun itu adalah kesalahannya. kalopun ia pergi meninggalkanku karena orang lain, aku cukup tau bahwa dia ragu padaku namun aku membuktikan bahwa sampai saat ini hanya dia, Alexandra yang aku butuhkan.

"Sup brooo udah mau lulus nihhhhh ceritanya" ejek Herlin padaku, sudah lama aku tidak mendengarnya mengajaku bercanda karena skripnya sudah di acc jadi dia sudah aman

"Iyalah gua mau nyusul lo ya! Anjir 3 tahun skrip udah di acc kan gak adil" kesalku pada mahkluk ini

"Apa yang gak adil ya? Gua banting tulang ngambil SKS banyak biar cepet darimana segi tidak adilnya? Lo sih kelamaan magang, disuruh 6 bulan malah setahun kaya kecintaan lo nongol aja" ejeknya padaku yang malah membuatku sedih, ya ketiga temanku sudah mengetahui hubunganku dengan Alex karena di Bar waktu itu

"Eh sorry sorry yaah, maaf atuh gue gak maskud" sesalnya padaku

"Bercanda lo kelewatan deh, kebiasaan" marah Susi pada Herlin

"Udah – udah gak usah diperbesar" kata Resi pada kami, ketua BEM ini sedang sibuk – sibuknya dengan kegiatannya karena mau melepas jabatannya

"Udah hampir setahun En, lo gak mau moveon?" tanya Herlin padaku yang ku berikan jawaban dengan gelelengan. Lalu kuangkat kepalaku dengan tersenyum kepadanya

"Gue gapapa, cuma lagi kangen aja. Jangan nyuruh gue lupain, soalnya gue masih kuat ko nunggu. Even dia gak balik sama gue, paling engga gue masih memeperlihatkan bahwa gue setia sama dia sampai saat itu" jelasku pada mereka

"Jadi santai aja ya guysss" lanjutku menenangkan dan melanjutkan tugas skripsiku. Aku benar – benar harus menyusul Herlin, kita kan selalu bersama kenapa dia lulus duluan aku tidak terima

"Kalo dia udah nikah? Gimana?" tanya Susi yang enteng

"Kalopun itu terjadi ya gak masalah yang penting dia bahagia dengan pilihannya dan aku tetap akan memperlihatkan padanya kalo aku sangat setia padanya bukan?" banggaku pada mereka

"Kalo dia udah meninggal?" lanjutnya lagi bertanya padaku "Deg!" tidak pernah terpikirkan pemikiran ini sebelumnya, yang aku tau dia pergi untuk menghindariku saja tapi kalo itu benar? Tidak tersadar bahwa aku sudah menangis dan Herlin memeluku

"Susi bacot mulut lo, tadi lo marahin gue sekarang bikin dia nangis, gak jelas" marahnya Herlin pada Susi sambil terus menenagkanku

"Maaf~ gue gak ngira bakal sesedih ini efeknya buat lo" sesalnya padaku dengan memeluku juga

"Sabar ya baby, feeling gue sih someday lo bakal dapet kebahagian tapi gak dalam waktu dekat hehehe jadi sabar yaa" kata Resi menenangkan

"Gak bisa dipercepat bahagianya Res?" tanya Herlin pada Resi yang masih memeluku

"Feeling gue agak lama sih soalnya hehehe sorry gak bantu" jawabnya dengan cengengesan. Semuanya tertawa bahkan akupun tertawa tapi aku tau bahwa aku sangat sedih saat ini karena memikirkan apa yang dikatakan Susi. Alexandara, aku mohon dimanapun kau berada tolong untuk sehat selalu. Batinku.

-

-

-

Halo Pembaca, this is Writer!

Don't forget to FOLLOW Writer yaaa!

Have a nice day Pembaca!!!

#GO0DWriter

NOT YET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang