Apa itu tadi? Apa kami baru saja berciuman? Tidak, dia menciumku tapi aku tidak membalasnya? Bodoh kamu Dyen kapan lagi ada kesempatan seperti itu ahhggh! Aku ingin mengulangnya. Apa aku harus kembali ketempatnya? Ah sudahlah lebih baik aku tidur, dan melupakannya
Alexandra POV
"Jangan membodohi saya, Ena" bisiku tepat ditelinganya lalu meningglkannya
Aku kesal! Setelah aku meninggalkan Dyen dengan tampang bodoh miliknya, aku pergi keruang kerjaku dan melihat update pekerjaan yang diberikan Leon melalui email. Dia menelfonku dan bilang kalo kita akan ada meeting malam ini dan tidak lupa dia untuk memarahiku karena meninggalkannya tadi tapi aku tidak ambil pusing karena aku langsung mematikan hanphonku.
Disinilah aku sudah mempersiapkan posisi untuk meeting kami yang ternyata ada Boy, semakin membuatku malas
"Selamat malam beautiful..." Boy menyapaku namun yang terlihat tersipu bukanlah aku melainkan Leon si bodoh
"Malam" jawabku acuh tanpa melihat ke kamera karena aku melihat Ipadku untuk melihat apa yang akan dibahas oleh Leon
"Oke Leon mari kita mulai" lanjutku untuk memulai pembahasan yang segera kami bahas. Selesai pembahasan, yang kami lakukan menjadwalkan pertemuan berikutnya untuk melihat eksekusi secara langsung pekerjaan kami.
Kami mengakhiri meeting kami dan aku melanjutkan pekerjaanku yang belum selesai namun aku sangat lapar jadi aku menghubungin mbok Sum untuk menyiapkan makan malam dan membawakan makanan untukku keruang kerjaku. Karena aku menghindarinya.
30 menit kemudian...
Ada seseroang yang mengetuk pintu ruang kerjaku yang bisa kupastikan itu adalah mbok Sum
*Tok tok..
"Masuk saja" jawabku seadanya dan terus melanjutkan pekerjaanku, setelah aku merasa mbok Sum masuk keruanganku aku tidak merasa dia bergerak dari tempatnya jadi
"Taru saja dimeja mbok" aku mngeatakannya tanpa melihat mbok Sum karena aku sedang fokus namun aku merasa sangat diawasi, setelah aku mendengar dia meletakan makananku aku tidak mendengarnya lagi jadi fokusku hilang dan malah melihat orang yang ternyata memperhatikanku dangan pandangan tidak bisa diartikan
"Sudah berapa lama kamu disana?" tanyanyku yang kurasa dia melamun
"Dari tadi, karena aku yang ngantar makananmu" jelasnya yang kupikir kenapa masih disana?
"Hanya ingin mengantar makanan saya? Kalo begitu kamu sudah selesai, kamu boleh keluar" perintahku yang masih menatapnya
"Apa aku berbuat salah?" Tanyanya yang sebenarnya aku merasa ini tidak penting namun aku menghindarinya, bocah ini membuatku bingung
"Apakah kamu merasa berbuat salah?" tanyaku lalu kambali fokus kepekerjaanku
"Apakah sulit untuk melihat lawan bicaramu saat bicara?" tanyanya kembali dengan intonasi yang sedikit menyenangkan untuk didengar karena aku terangsang. Aku langsung menatapnya, berdiri dari dudukku, dan berjalan kearahnya, kurasa dia gugup padahal dia yang memancingku
"Apakah kamu membutuhkan perhatianku" godaku tepat didepan wajahnya. Aku mengelus rahangnya, setelahnya aku mengalungkan tanganku dilehernya dan mendekatkan wajahku denganya dan tidak sengaja aku menyentuhkan hidungku denganya, aku terlihat seperti Wanita penggoda.
"Apakah ini cukup?" tanyaku yang sambil melihat matanya lalu turun ke bibirnya? Kalian tidak akan tau bahwa aku sangat menginginkannya dia sangat menggairahkan, ku gigit bibir bawahku untuk terus menggodanya. Tapi aku sadar sepertinya aku terlalu buru-buru. Aku kembali melihat matanya dan menyenyntuhkan hidung kami sedikit lalu mundur meberikan jarak padanya.
"Saya sudah melihatmu sekarang, apa ada yang ingin kamu sampaikan?" tanyaku lagi kembali pada diriku yang awal, namun aku sangat menginginkannya. Aku menyentuh pipinya dengan sangat halus namun dia tersentak, apa dia takut?
"Ehg" responnya
"Apa saya membuatmu takut?" tanyaku khawatir. Hanya gelengan yang dia berkian dan dia menahan tanganku untuk tetap tinggal dipipinya dan mengelus tanganku, aku tersentuh.
"Apakah kamu sesibuk itu sampai tidak bisa makan bersamaku?" tanyanya yang itu sangat menggemaskan. Babykuuu. Ku ambil tangannya dan kubawa dia duduk disofa bersamaku
"Apakah kamu keberatan untuk menemani saya makan?" tanyaku lagi dan kurasa aku akan selalu menjawab dia dengan pertanyaan
"My pleasure" jawabnya yang sangat gantle
"Saya makan" jelasku karena aku sangat lapar. Aku sadar dia memperhatikanku dan aku suka dengan itu. Setelah aku mengahabiskan makanku aku melihatnya
"Saya sudah selesai, Anyway bagaimana kuliahmu hari ini? Apakah menyenangkan?" tanyaku, dan dia menjawab dengan menceritakan keseluruhan hari ini seperti anak kecil, sangat menggemaskan dan aku tetap fokus mendengarkannya sampai dia mangatakan... aku menunggu di Halte yang ternyata mati dan Arga menemukanku dia mengantarku pulang tapi sepanjang perjalanan di juga mengajariku untuk menggunakan kendaraan umum yang mana kalo mau ke Kampus.
Ini dia. Kalian tau? Kekesalanku hilang. Dan bukannya seharusnya aku berterima kasih dengan pria tampan itu karena sudah mengantarkan Babyku dengan selamat?
"Apa kamu yakin tidak membutuhkan kendaraan? saya rasa kamu butuh" tanyaku lagi, aku benar-banar ingin Babyku aman
"Terima kasih aku akan, kalau aku membutuhkannya" jawabnya
"Baiklah, apakah makan siangmu cukup? Atau saya perlu membawakan makanan untukmu makan siang?" tanyaku lagi padanya, aku lebih terlihat seperti Momynya
"Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu, lagi pula makanan disana cukup baik" jelasnya padaku. Siapa yang merasa direpotkan? Padahal aku lebih ingin dia merengek memintaku
"Baikalah, senyamanmu" kataku dan aku mengusap kembali pipinya, dan dia menahan tanganku lagi apa mungkin dia menyukainya?
"Tapi aku akan lebih senang kalo kita ada dirumah kita tetap makan bersama" pintanya. Wow! Aku tidak menyangka dia akan meminta ini, aku senang dia seperti ini kuberikan senyum terbaiku untuk meresponnya
"Selanjutnya akan seperti itu, maafkan saya karena tidak bisa makan bersama tadi, saya ada meeting" jelasku
"Apakah aku berbuat salah?" tanyanya lagi dan sebenarnya aku sudah tidak mempermaslahkan ini toh aku sudah dapat jawabannya
"Tidak, saya sudah jelas dengan mendengar ceritamu tadi" jawabku sambil tersenyum
"Maafakan aku kalo aku berbuat salah" apakah dia memaksa? Apa sangat ingin dimaafkan? Hahaha menggemaskan, baiklah
"Memohonlah" perintahku dengan nada Alexandra yang sebenarnya. Aku terkejut dengan apa yang dia lakukan selanjutnya, dia turun dari duduknya dan dan bersimpuh dihadapanku dengan menyuntuh tanganku
"Aku mohon maafkan aku Alex" dia memohon aku tidak bisa menahannya lagi
Ku tarik tengkuknya dan "Cup!" aku menciumnya dan melumatnya menikmati bibirnya yang sudah aku inginkan dari aku melihatnya saat berada disini
"Enghh" ku tarik diriku dan menyatukan dahi kami
"Kamu dimaafkan" lanjutku karena cukup puas dengan apa yang dia lakukan, dengan itu dia berdiri, terlihat panik dan dia pergi dengan berlari entah kemana
Aku hanya tersenyum puas, lihat Babyku lari ketakutan padahal aku tau dia menginginkannya juga, apa aku harus mengejarnya? Kurasa dia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu saat ini bukan? Aku harus bisa lebih mengontrol diriku dan membuat dia yang kembali memulainya, aku tau dia menginginkanku aku menunggu hal yang lebih seru untuk selanjutnya
Alexandra End POV
-
-
-
Halo Pembaca, this is Writer!
Tinggalin apa kalo bukan jejak vote dan komen? Ayo tinggalin!
Don't forget to FOLLOW Writer yaaa!
Have a nice day Pembaca!!!
(BOSSS UPDATE SETIAP JUMAT)
#GO0DWriter
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET.
Romance21+ Sudah seminggu dari hari dimana aku mendapatkan kabar baik dan kabar buruk diwaktu yang bersamaan, tapi perasaan mendapatkan kabar buruk menurutku lebih menyita pearasaanku ketimbang kabar baik ini. Biar kuberi tau agar kalian bisa menilainya se...