NOT YET 3

2.5K 169 4
                                    

Aku masih menunggu pesawatku dipenuhi penumpang yang akan ikut dalam penerbanganku, selama itu berlangsung pemikiran ku kembali pada obrolan kami saat menuju bandara, tentang adik dari bunda, bunda mengatakan kalau adik bunda tinggal sendiri dikarenakan anakanya sudah berkeluarga tinggal diluar negri dan suaminya sudah lama meninggal. Aku memang tidak begitu dekat dengan keluarga besarku tapi aku benar - benar baru tau kalo bunda ternyata punya adik, karena yang ku tau keluarga besarku hanya dari ayah dan bunda anak tunggal. Ternyata salah dan entah kenapa aku gugup, wait! Sepertinya aku melupakan sesuatu? Aku lupa menanyakan siapa nama adik bunda, sial!

Takeoff...

Sepanjang perjalanan pada saat aku mengudara, aku memikirkan bagaiaman nanti aku tinggal tanpa ayan dan bunda di kota yang jauh dari rumah, apa aku akan merindukannya seperti kabanyakan orang yang merantau, apa aku akan baik - baik saja tanpa mereka? Belum 1 jam saja aku sudah rindu. Apakah adik bunda baik? Aku tidak harus khawatirkan tinggal bersamanya nanti kan? Bunda tidak memberikan apapun untuk aku ketahui mengenai adiknya, namanya saja aku tidak diberi tau, bunda benar - benar keterlaluan

Landing...

Keluarnya aku dari pesawat hal yang aku lakukan pertama kali adalah menyalakan handphoneku untuk membaritaukan ayah dan bundaku bahwa aku sudah sampai dan menanyakan siapa nama adik bunda, dan apakah dia sudah sampai? aku benar - benar tidak memiliki clue untuk ini. Aku berusaha mencari dan menunggu kabar balasan dari bundaku yang tidak kunjung datang hingga aku mendengar seseorang mamnggilku, entahlah, aku juga tidak terlalu yakin dengan ini

"Dyena" aku mencari suara yang memanggil dan memastikan apa itu benar untuku

"Dyen?" iya benar, seseorang memanggilku, bukan seseorang tapi dia bidadari, bagaimana ada bidadari disini bahkan dia tau namaku? Wah cantik sekali... aku terus saja menatapnya penuh minat

"Dyen right?" tanyanya lagi memastikan, karena dengan bodohnya aku benar - benar tidak bisa merespon apa yang ia katakan karena saat ini yang kulakukan hanya mengagumi wajahnya yang sangat amat cantik, apa dia tersesat?

"Hallo Dyen, saya Alexandra" dia menyebutkan namaku dan memperkenalkan dirinya sendiri kepadaku dan ini yang akhirnya membuat aku sadar karena hell! siapa Alexandra? Dan tentu saja itu hanya dibenakku

"Alexandra?" beoku mengulang apa yang ia katakan tadi, apa aku mengenalnya?

"Apakah bundamu tidak memberitaumu bahwa yang menjemputmu adalah saya?" tanyanya dengan nada yang sangat datar, wow, apa ada kesalahan disini? Bunda mengatakan aku akan dijemput adikanya, lalu siapa dia? Diakah adiknya?

"Bunda memberitauku kalo aku akan dijemput oleh adiknya" aku mengatakan ini dengan terus melihat wajahnya, walapun dia terlihat amat dingin tetapi aku sanagt mengaggumi wajahnya, aku jadi tidak fokus dengan yang lain

"Dan disinilah saya" lanjutnya. Aku sangat amat terkejut sampai merespon dengan hanya menganga, bagaimana bunda memiliki adik seperti bidadari? Maksudku bukan aku mengatakan bunda tidak cantik ya, bunda cantik, cantik sekali bahkan, tapi yang didepanku sekarang, saat ini sangat membuatku tabjuk, ia tidak bisa didefinisikan, dia melampaui kecantikan yang pernah aku lihat, bukan hanya aku, tapi lihat! Disekitar kamipun menatapanya seolah dia seperti sesuatu yang harus di agungkan

"Ha?" dia tidak repot - repot memperjelas pernyataannya padaku dan hanya menatapku untuk merespon

"Maafkan aku tan, aku benar - benar tidak bermaksud untuk tidak sopan karena belum mengetahuimu sebelumnya" aku memohon maaf atas ketidak sopananku padanya, ini benar - benar tidak terbesit diotakku kalo dialah tanteku, salahkan bunda yang tidak memberikan inforsmasi apapun dan salahkan dia juga, siapa suruh cantik!

"Tidak masalah ayo kita pulang, jangan lupa kabarin Xeli bahwa kamu sudah bersama saya" aku hanya mengangguk tanpa dilihat olehnya karena dia sudah jalan meninggalkanku terlebih dahulu dibelakannya.

Aku mengikutinya sambil menggambarkan betapa indahnya tanteku ini dengan tinggi yang dapat diperkirakan 163cm kenapa aku bisa tau? Karena ketika kita berhadapan tadi kami sejajar tapi dia menggunakan sepatu hak tinggi jadi ada kemungkinan dia dibawahku, aku 167cm haha cukup tinggi untuk umuranku. Wajahnya cantik rambutnya bagus sekali dan wangi tubuhnya aku bisa menciumnya dari belakang sini itu membuat ku... Hah apa yang kau pikirkan Dye?! Bodoh!

"Kenapa jauh sekali? Kemari, berjalan disamping saya" perintahnya. Dia memintaku berdiri disampingnya? Apakah dia ingin membuatku terlihat seperti pembantunya? Lihatlah kami sangat jomplang, aku tidak tau kalau dia akan secantik ini, kalau tau seperti ini kan tadi sebelum berangkat aku bedakan dulu, huh!

"Iya tan" tapi aku tetap mengejarnya untuk menyamakan langkahku denganya, tidak sopan menolak permintaan orang lain, permintaan? Bukan ini itu jelas perintah!

Parkiran

"Letakan barangmu di bagasi belakang, lalu segera naik" lagi - lagi ia memerintanhku dan lagi - lagi aku melakukan perintahnya dengan suka rela, tidak ada perlawan sama sekali dariku seolah - olah itu hal yang wajar harus aku lakukan tapi memang itu kenytaannya

"Iya tan" beoku setiap kali dia memerintahku. Ketika barangku sudah masuk mobil dia membukakan pintu untuku masuki untuk naik tidak lupa memintaku untuk memakai seatbelt dan lagi aku hanya menjawab dengan

"Iya tan" aku terdengar seperti orang bodoh bukan? Jangan dijawab, aku sudah tau, jangan diperjelas. Ia ikut masuk kedalam mobil dan mulai membawa kami yang seharusnya menuju rumahanya, aku tidak berani memulai obrolan

"Kau lelah?" pucuk dicinta ulampun tiba akhirnya ia bertanya dan paling tidak keadaan tidak seburuk sebelumnya

"Iya ta" Sial! Sudah susah membuat keadaan lebih baik malah kuuat keadaan ini canggung kembali, aku ingin mengatakan tidak tapi mulut bodohku tidak bisa daiajak kompromi

"Setelah sampai kau istirahatlah" dengan itu aku hanya mengangguk untuk menjawabnya kalau tidak aku pasti hanya akan menagtakan "Iya tan" stupid! Dan sekarang keadaann kembali dinggin seperti sebelumnya.

Kediaman Alexandra

Sesampainya kami dirumah tenteku, gerbang rumah terbuka secara otomatis untuk kami masuki, aku sangat tabjuk dengan rumahnya yang besar sekali bahkan rumahku tidak kecil tapi lihatlah aku tetap terkejut melihat rumahnya, hey, kalian yakin kalo dia tinggal sendiri? Ini tidak masuk akal. Setelah kami turun ada seseorang yang menghampiri kami dan kurasa itu ART rumah ini, tanteku meminta bantuannya yang dipanggil mbok Sum untuk membawa barang - barangku

"Tolong anatar ke kamar yang sudah disiapkan mbok" perintahnya yang langsung dijalankan oleh mbok Sum. Setelahnya kami memasuki rumahnya dan dia memberitau posisi kamarku untuk istirahat, sebelum kami berpisah dia membaritau kalau kita akan makan malam pada pukul 7 malam, dan ia memintaku untuk turun makan malam bersamanya, aku hanya menjawab dengan kalian pasti tau kan? Yup benar!

"Iya tan" dengan respon itulah aku meninggalkannya untuk naik ke lantai dua menuju kamarku yang telah ditunjukan padaku, dan lagi - lagi aku dibuat tabjuk dengan kamarku lihatlah ini sebesar ruang tamu rumahku. Aku memberikan pesan pada ayah dan bundaku bahwa aku sudah sampai di tempat adiknya bunda tanpa menunggu balasannya. Saat ini aku sengat mengagumi ruangan yang aku miliki dan ini terlalu luar biasa untuku tapi karena aku terlalu lelah jadi aku menunda ketabjukanku untuk mandi dan istirahat terlebih dahulu dan akan kulanjutkan ketabjukanku nanti setelah ini, aku benar - benar sangat lelah hari ini.

-

-

-

Halo Pembaca, this is Writer!

Jangan lupa tinggalkan jejak disetiap bacaannya alias vote dan komen!

Don't forget to FOLLOW Writer yaaa!

Have a nice day Pembaca!!!

#GO0DWriter

NOT YET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang