Sepanjang perjalanan menuju gedung jurusanku Arga memperkenalkan beberapa gedung jurusan lain yang kami lewati, kampus ini sangat luas aku tidak berpikir kalo aku akan kuliah di tempat sehebat ini tapi disinilah aku, bukan maasalah besar bila aku banyak berbangga diri bukan?
Banyak pertanyaan yang aku tanyakan ke Arga mengenai kampus ini yang terpenting adalah kantin, kata Arga disetiap Gedung ada kantin tapi kantin itu tempat umum jadi semua mahasiswa jurusan manapun bebas untuk makan di Gedung jurusan manapun
"Gue sempet liat lo tadi sebelum daftar ulang" aku menatapnya heran, dan mengingat - ingat apakah yang ia maksud adalah sesuatu penglihatan yang baik atau bukan
"Kapan?" tanyaku berusaha acuh, karena berhasil mengingat ciuman yang diberikan Alex padaku
"Pas lo ngecak - ngacak rambut lo" sial! Aku tidak peduli dengan itu tapi apa dia melihat hal sebelumnya? Aku menatapnya dengan tajam kali ini karena kepanikanku
"Eih santai aja, lo gak kaya orang gila kok tadi, cuma keliatan aja banyak masalah, hahaha" aku tidak ikut tertawa dengannya karena aku sedikit malu saat ini, tapi aku sangat penasaran, apa dia juga melihat Alex yang menciumku
"Apa lo liat hal sebelumnya?" tanyaku memastikan
"Apa sebelumnya yang lo lakuin lebih lucu dari yang gue liat?" ahh aku bisa memastikan kalo dia tidak melihatnya
"Bagus kalo lo gak liat" jawabku kembali dengan nada yang sperti semula
"Tapi tadi lo lucu banget, En" aku melirikinya dan memberikan senyum terpaska padanya, karena lo gak bakal bisa bilang lucu kalau tau kenapa gue kaya gitu
Sampailah kami di Gedung jurusanku, aku hanya bisa melihatnya dari luar karena Gedung - gedung tertentu masih terkunci dengan alasan ini belum waktu beroprasi. Gedung jurusanku lumayan tinggi dan sepertinya luas hey, berapa mahasiswa yang berada disini? Dan itu tidak benar - benar aku tanyakan ke Arga, tapi Arga menjelaskan tanpa ku tanyakan bahwa tahun ajaran ini menerima minimal setiap kelasnya 6 dan 1 kelasnya terisi 20 sampai 25 mahasiswa.
Setelah kami selesai berkeliling, aku memberikan pesan kepada Alex bahwa aku sudah selesai dengan urusanku. Kami berjalan menuju parkiran yang ternyata cukup berjarak jauh dari Gedung kampusku, dan sepanjang perjalanan menuju parkiran, banyak sekali orang yang menyapa Arga, seolah mereka sudah mengenal Arga sebelumnya, apakah anak baru bisa punya kenalan sebanyak ini? Atau apakah Arga memang orang terkenal? Aku sedikit mencuri lihat Arga untuk memastikan bahwa yang kulihat memang bukan orang yang harusnya kukenali sebelumnya, aku cukup bingung dengan ini namun tentu saja aku tidak tanyakan ke orangnya karena menurutku tidak terlalu penting. Disinilah kami parkiran, dari jauh mobil Alex juga sudah terkihat terparkir disana. Kami berpisah, Arga mengatakan akan melanjutkan kegiatanya lagi dan aku pamit berlari meninggalkannya.
Aku melihat Alex yang ternyata sudah menungguku diluar mobilnya, tapi kali ini pakainnya sudah cukup tertutup dibantu dengan blazer yang melekat pada tubuhnya, namun setelah aku sampai tepat didepannya, ia malah melepaskan blazer tersebut seolah itu adalah hal yang wajar ia lakukan, dengan panik aku melihat kerah disekitar kami, karena banyak pasang mata yang melihat kearah kami saat ini, namun aku tidak bisa mencegahnya, dan aku kesal dengan itu
"Sudah punya teman baru rupanya" bilangnya yang tidak begitu jelas dapat kudengar karena aku masih fokus dengan kekesalanku saat ini
"Apa?" tanyaku memastikan
"Masuk" namun ia mengabaikaku dengan perintahnya yang lain, dengan itu aku dan dia sama - sama measuki mobilnya, aku sudah berhasil duduk dikursiku dan segera memasang seatbelt dengan cepat sebelum Alex memerintahku. Aku kembali melihat Alex terlihat seperti tadi pagi, aku berusaha mengacuhkannya dengan melihat jadwal perkuliahanku yang sempat aku foto tadi dipapan pengumuman dengan serius, mengabaikan Alex yang seperti saat ini disampingku itu sanagt sulit, rasa kesal dan rasa berdebar bercampur manjadi satu, namun tiba - tiba ia mengejutkanku dengan sebuah pertanyaan yang tidak kusangka
"Apakah pria tampan barusan itu teman barumu?" tanyanya dengan nada yang tidak bisa aku artikan, dia terdengar menyebalkan, apakah dia mengejeku? Kulihat dia, dia menanyakan sesuatu tanpa melihatku? Bahkan kita belum memulai perjalanan dan dia masih fokus dengan handphonenya, apa ada yang salah? Dan siapa teman yang ia maksud? Satu - satunya yang kukenal selain Alex disini hanya Arga, dan apa tadi ia melihat Arga? bukankah kami berpisah cukup jauh dari mobil yang ia parkirakan? Apa itu masih terlihat dari pandangannya? Terlalu banyak pertanyaan dibenaku hingga membuatku kini hanya bisa menatap Alex dengan bimbang
"Apa pertanyaan saya sulit?" kali ini ia menatapku dan mengesampingkan handphonenya, lihat betapa cantiknya tatapan tegas itu, tapi apakah saat ini seharusnya aku takut?
"Pria mana yang kamu maksud?" aku benar - benar tidak sadar menanyakan ini, tau arah pembicaraan ini saja tidak, wajahnya terlalu membuatku lupa akan daratan dan jujur, tubuhnya? Sialan!
"Pria yang baru saja kamu tinggalkan, dia pria kan?" dia melihatku dengan senyuman yang menggoda dan itu jauh dari tatapan yang pertama ia berikan? Ya Tuhan, ternyata benar Arga yang ia maskud? Aku bahkan tidak sadar kalo dia pria, aku benar - benar menganggapnya langsung sebagai teman, dengan cara dia bilang bahwa Arga pria itu membuatku jadi berpikir bahwa ada yang spesial dari Arga padahal tidak sama sekali, he's not my type actually, tapi kenapa aku tidak langsung sadar? Mungkin aku terlalu lelah
"Arga, dia teman baruku" jawabku bangga dengan menampilkan senyumku yang lebar
"Senang mendengarnya" bersamaan dengan jawaban yang dia berikan dia meletakan handphone dan menjalankan mobilnya menuju rumah.
Tidak ada pembiacaraan lagi sepanjang perjalanan kami hingga sampailah kami di kediamannya. Sebelum kami turun dia berhasil memberhentikanku dengan pertanyaannya
"Apakah kau ingin makan sesuatu malam ini?" tanyanya dengan melihat kearahku, namun otakku yang terlalu pintar ini menjawab aku sangat ingin memakanmu, dan tentu saja perkataan itu hanya keluar dipikiranku, karena jawaban yang keluar dari mulutku adalah
"Apakah kamu tidak dingin memakai pakaian seperti ini?" tanyaku sambil memegang bajunya. Melenceng! Darimana kolerasi antara sesuatu yang ingin dimakan dengan pertanyaanku mengenai dinginnya memakai pakaian yang ia pakai? Sesuatu yang baru kusadari, aku lapar jadi bodoh
"Apakah kamu mau menghangatkan saya?" tanyanya dengan nada sangat menggoda dan kalian tau respon bodohku yang sudah lama tidak aku keluarkan? Dan kali ini respon itu yang ku jawab, dengan anggukan yakin mantap aku menjawab
"Iya tan" refleku dengan menutup mulutku, dan setelah aku sadari lagi aku bukan bodoh tapi aku horny
Dia mendekatiku semakin lama semakin dekat, hidung mancungnya sudah hampir menyentuh hidungku sampai akhirnya tersentuh dan "Ceklek" terlepas sudah seatbelt yang kukenakan
"Ketika kau mengenakannya, kau juga harus tetap melepasnya. Apakah saya harus mengingatkamu selalu untuk masalah ini?" ahg! Aku tidak tau seberapa merah wajahaku saat ini tapi aku sangat merasa panas akan pertanyanya yang kurasa dia menggodaku, ayolah ini hanya masalah seatbelt
"Apakah kamu akan tetap diam disini?" aku benar - benar masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi dan
"Cup" aku terkejut! Dia mencium pipiku lagi, lagi, camkan, ia mengarahkan dirinya kesamping kiriku dan berbisik
"Don't forget to breathe, Dyen" perkataannya membuatku tersadar, dan aku menatapnya dengan tajam seolah apa yang ia lakukan tidak aku inginkan
"Apa? Kurang?" respon macam apa itu? Ia melakukan sesuatu padaku tanpa bertanya akan persetujuannku? Lalu bicara lagi setelahnya dan mengejeku? Ini sangat menyebalkan! Walapun aku berpikir buruk tentangnya tapi aku tidak betingakah sembarangan padanya. Aku keluar dengan cepat dan berlari kearah kamarku meninggalkannya tanpa sepatah katapun, biarkan saja dia berpikir bahwa aku tidak sopan terhadapnya, aku marah dan aku tidak peduli!
-
-
-
Halo Pembaca, this is Writer!
Aman gak? Di komen dong biar ramai, pokoknya jangan lupa selalu tinggalkan jejak komen dan vote yaa, biar rame atuh
Don't forget to FOLLOW Writer yaaa!
Have a nice day Pembaca!!!
#GO0DWriter
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET.
Romance21+ Sudah seminggu dari hari dimana aku mendapatkan kabar baik dan kabar buruk diwaktu yang bersamaan, tapi perasaan mendapatkan kabar buruk menurutku lebih menyita pearasaanku ketimbang kabar baik ini. Biar kuberi tau agar kalian bisa menilainya se...