NOT YET 13

1.8K 150 13
                                    


Tibalah kami makan malam, Sebelum aku duduk disini aku menelfon kedua orangtuaku, menanyakan kabar mereka seperti malam – malam sebelumnya yang ternyata baik dan menceritakan hari pertamaku kuliah yang cukup menyenangkan. Disinilah aku duduk sendiri, kali ini bukan Alex yang memasakan makanan kami melainkan mbok Sum karena kata mbok Sum, Alex ada kesibukan di ruang kerjanya hari ini, ini kali pertamanya Alex mengabaikanku, hanya perasaanku atau dia benar menghindariku? Entahlah.

"Apakah Non Dyen suka makanannya?" tanyanya padaku yang sedang menikmati makanan yang ia sajikan padaku sambil ia menyiapkan makanan untuk Alex mungkin

"Enek mbok, mantap!" jawabku lantang karena makananya memang enak, makanan rumahan

"Itu buat Alex mbok?" tanyaku lanjut, mbok Sum tau kalo aku hanya memanggil tanteku dengan hanya namanya

"Iya Non, Nyonya minta dianterin makannya ke ruang kerjanya" jelasnya sambil terus menyiapkan makanannya

"Kalo udah selesai taro aja disitu mbok, biar aku yang anter nanti abis selesai aku makan" pintaku padanya karena aku ingin melihat Bidadariku

"Gak ngerepotin Non?" tanya mbok Sum msabil berhenti dari kegiatannya dan menatapku

"Enggalah, kan aku yang minta" kataku meyakinkan

"Baik, Non ini udah siap, mbok tinggal kebelakang ya" jawabanya yang hanya aku angguki untuk merespon pernyataannya

Setelah makananku tandas, aku memberishkan piring yang kugunakan serta mencucui tanganku lalu segera mengambil makanan Alex yang siap untuk diantarkan keruang kerjanya.

Kuketuk pintunya dan menunggu respon dari orang didalam

*Tok tok..

"Masuk saja" jawabnya dengan suara yang sangat dingin. Aku masuk dan... lihatlah tempat ini sangat luar biasa. Rak buku yang tersusun tinggi dan rapih ini seperti perpustakaan aku tidak menyangkan kalau ruangangan kerjanya sangat luas dan nyaman, ia sangat kaya raya, kagumku

"Taru saja dimeja mbok" lanjutnya lagi tanpa melihatku, kumiringkan kepala ku sambil melihatnya, apakah dia seserius itu sampai tidak sadar kalo aku bukan mbok Sum? Kuletakan makan malamnya lalu kembali kutatap dia sampai akhirnya aku tersadar dari lamunanku mendengar suarnya yang menegurku. Aku melamun?

"Sudah berapa lama kamu disana?" tanyanya yang datar membuatku bergidik ngeri mendengarnya

"Dari tadi, karena aku yang ngantar makananmu" jelasku sambil menunjuk makanan yang kuletakan

"Hanya ingin mengantar makanan saya? Kalau begitu kamu sudah selesai, kamu boleh keluar" perintahnya dingin, kali ini aku tidak menjawab "iya tan" karena aku mau menjadi keponakan yang tidak menurut, kenapa dia seperti ini padaku? Apa aku membuat kesalahan? Tapi apa? Ia memperlakukanku dengan buruk dari saat aku pulang

"Apa aku berbuat salah?" Tanyaku karena aku tidak tahan, aku merasa dia menghindariku

"Apakah kamu merasa berbuat salah?" tanyanya yang lalu kambali fokus kepekerjaanya

"Apakah sulit untuk melihat lawan bicaramu saat bicara?" tanyaku lagi yang kurasa aku mengibarkan bendera perang, dia langsung menatapku, berdiri dari duduknya dan berjalan kearahku

"Apakah kamu membutuhkan perhatianku" tanyanya yg dia sudah tepat berada didepanku, dia mengelus rahangku, apa dia baru saja bilang Ku? Perhatianku? Apakah dia menggodaku? Dia mengalungkan tangannya dileherku dan mendekatkan wajahnya yang hampir tidak berjarak denganku, hidung kami bahkan sempat bersentuhan walaupun hanya sedikit, tapi itu membuat jantungku tidak aman!

"Apakah ini cukup?" tanyanya yang sambil melihat mataku lalu turun ke bibirku? Aku tegang sekali tapi aku juga melakukan hal yang sama dan aku melihat dia menggit bibir bawah nya dan itu sangat seksi. Dia kembali melihat mataku dan menyenyntuhkan hidung kami lagi sedikit lalu memundurkan badannya dari hadapanku

"Saya sudah melihatmu sekarang, apa ada yang ingin kamu sampaikan?" tanyanya lagi karena aku belum merespon apapun dari tadi, aku terkejut dan aku menyayangkan hal tadi usai, lalu dia menyentuh pipiku dengan sangat halus namun karena keterkejutanku, aku tersentak akan sentuhannya

"Ehg" responku pada sentuhannya

"Apa saya membuatmu takut?" tanyanya yang terlihat sama terkejutnya denganku, aku mengegeleng cepat untuk menjawabya sambil menahan tangannya untuk tetap tinggal dipipiku

"Apakah kamu sesibuk itu sampai tidak bisa makan bersamaku?" tanyaku lanjut sambil mengelus tangannya. Dia mengambil tanganku dan membawaku duduk disofa ruangannya

"Apakah kamu keberatan untuk menemani saya makan?" tanyanya dan apakah kita akan selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan? Jadi kuputuskan perperangan ini

"My pleasure" jawabku dengan senyumku yang sangat tulus, kulihat Alex menatapku dan tersenyum

"Saya makan" jelasnya dan memakan makananya dengan lahap tanpa memperdulikan kebaradaanku, kurasa dia sangat lapar dan aku sangat senang melihatnya, dia sangat cantik aku sangat terpesona aku benar - benar menikmati momen ini seketika aku memegang dadaku apa yang kurasakan, ini aneh jantungku berdegub dengan kencang tapi aku menikmatinya. Ketika Alex sudah menyelesaikan makannya dia melihat kearahku

"Saya sudah selesai, Anyway bagaimana kuliahmu hari ini? Apakah menyenangkan?" tanyanya padaku, dan kujawab dengan menceritakan keseluruhan hari ini sampai dengan Arga mengantarku sampai depan rumahnya. Dia merspon ceritaku dengan hanya tersenyum dan senyumannya sangat manis

"Apa kamu yakin tidak membutuhkan kendaraan? saya rasa kamu butuh" tanyanya lagi mengenai hal ini

"Terima kasih aku akan, kalau aku membutuhkannya" jawabku halus

"Baiklah, apakah makan siangmu cukup? Atau saya perlu membawakan makanan untukmu makan siang?" tanyanya lagi

"Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu, lagi pula makanan disana cukup baik" jelasku padanya

"Baikalah, senyamanmu" katanya padaku sambil mengusap pipiku lagi, dan aku menahan tangannya lagi karena aku menyukai usapannya

"Tapi aku akan lebih senang kalo kita ada dirumah kita tetap makan bersama" pintaku yang kurasa aku menuntut dan lihat betapa indahnya senyum yang ia berikan saat ini

"Selanjutnya akan seperti itu, maafkan saya karena tidak bisa makan bersamamu tadi, saya ada meeting" jelasnya padaku dan aku menyukai jawabannya

"Apakah aku berbuat salah?" tanyaku lagi kembali kepertanyan awal, aku merasa pertanyaain ini belum terjawab

"Tidak, saya sudah jelas dengan mendengar ceritamu tadi" jawabnya sambil tersenyum. Aku benar - benar tidak ingin membuatnya marah aku ingin dia tersenyum

"Maafakan aku kalo aku berbuat salah" pintaku dan dia menaikan satu alisnya

"Memohonlah" perintahnya dingin dan aku takut aku turun dari sofa dan duduk dilantai menghadapnya

"Aku mohon maafkan aku Alex" mohonku dengan menyentuh kedua tangannya. Namun yang dialakukannya dilaur ekspetasiku

Alex menarik tengkukku dan " Cup!" dia mencium bibirku, hanya kecupan pada awalmnya namun selanjutnya ia memberikan sedikit lumatan menuntut yang membuatku bergairah, aku terkejut dan hanya berhasil diam dengan apa yang ia lakukan sehingga ia melepaskannya kerena tidak mendapatkan balasan apapun dariku

"Enghh" dia menarik dirinya dan menyatukan dahi kami

"Kamu dimaafkan" lanjutnya, dengan itu aku sadar dan berdiri dari hadapannya, bergerak panik lalu berlari tanpa arah lain selain kekamarku tanpa pamit. 

-

-

-

Halo Pembaca, this is Writer!

Kacau kalau kalian tidak meninggalkan vote dan komen

Don't forget to FOLLOW Writer yaaa!

Have a nice day Pembaca!!!

(BOSSS UPDATE SETIAP JUMAT)

#GO0DWriter

NOT YET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang