Alexandra POV
Kami melakukannya. Apa yang aku inginkan telah kami lakukan dan ini semua diluar ekspektasiku karena ini lebih dari itu. Aku menyukai sentuhanya, sikapnya, perlakuannya yang membuatku tidak bisa menahan diriku untuk meminta lebih darinya. Aku gila, semua yang dilakukannya membuatku gila, ia candu untuk, dia seperti ekstasi. Dyen adalah hal terbaik yang aku rasakan untuk saat ini, dan aku berharap ini akan berlangsung lama dan selamanya.
Aku sudah melihatnya dengan dua sisi yang berbeda. Sisi liarnya mengejutkanku, aku tidak menyangka dia akan senekat ini untuk mendapatkanku. Berlari kearahku, mengukung tubuhku, dan mengambil semuanya dariku. Dia dominan yang tidak bisa diremehkan, karena sepertinya dia bahkan tidak sadar mempunyai pribadi yang seperti itu, dan yang saat ini aku lihat adalah sisi lemahnya yang sedang terlelap dalam pelukanku. Lihatlah dia, lelah namun mulutnya tetap bergerak untuk menghisap nippleku, aku hanya bisa menerimanya pasrah.
Xelia telfon
*Sound Dering
"Selamat malam" Sapaku pada orang diseberang sana
"Apakah anak nakal itu sudah pulang? Aku tidak bisa menghubunginya" paniknya tanpa membalas sapaanku
"Calm down dear... mungkin dia sudah tidur mengingat dia pulang terlambat tadi" jelasku padanya yang jujur dan bohong secara bersamaan
"Anak itu benar – benar melupakan kami? Awas saja dia nanti" marahnya dia dan aku menahan tawaku saat ini membayangkan kemarahannya
"Dyen sangat sibuk dengan kuliahnya, maklumilah. Aku saja yang serumah saja jarang biacara" iya karena kami lebih banyak menggunakan mulut kami untuk berciuman
"Baiklah tolong sampaikan bahwa kami menunggu kabarnya, bhay Lexi loveyou!" katanya pamit
"Yaaa, loveyoutoo" setelahnya aku mematikan telfonya dan melihat Dyen yang masih dengan kegitanya, apakah dia benar Lelah? Bukannya seharusnya aku? Dengan tidak sadar lalu aku menyusul Dyen untuk tidur.
Pagi ini aku terbangun dengan posisi yang berbeda, kami berpelukan namun aku yang berada tepat di dadanya. Apa aku melakukan hal yang sama? Kesentuh dadanya yang tidak terlalu besar, bahkan ini sangat kecil. Aku meremasnya, ini lucu
"Enghh..." desahnya yang kurasa ia terusik dengan apa yang kulakukan, dan benar saja dia terbangun. ia mengerjapkan matanya dan itu sangat menggemaskan
"Selamat pagi, apakah kamu sudah bangun?" tanyaku padanya, ia terdiam, belum sadarkah?
"Apakah kamu bisu?" tanyaku yang mengejek
"Ah, maaf, selamat pagi Alex, dan aku sudah bangun" jawabnya panik namun setelahnya ia tersenyum
"Bersiaplah, lalu kita makan" perintahku dan akupun berusaha bangkit dari atas tubuhnya, namun
"Tunggu!" tahannya padaku
"Hmmm?" responku kembali memeluknya
"Aku masih ingin seperti ini" pintanya, lihatlah dia sangat menggemaskan
"Apakah mau sesi pagi?" Bisikku menggodanya, aku bersumpah aku menyukai ekspresianya, tidak, aku menyukai semua yang ada padanya
"Maaf, tapi kita harus bersiap karena kamu ada kuliah" lanjutku "Cup!" dan menciumnya, lalu aku berusaha bangkit namun dia tidak melepasku
"Aku tidak mau hanya kecupan" pintnya lagi dan aku langsung mendudukinya dibawahku dan menariknya hingga duduk dan berhadapan denganku.
"Apakah setelahnya kamu akan minta lebih?" tanyaku dengan nada yang lebih menggoda
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET.
Romance21+ Sudah seminggu dari hari dimana aku mendapatkan kabar baik dan kabar buruk diwaktu yang bersamaan, tapi perasaan mendapatkan kabar buruk menurutku lebih menyita pearasaanku ketimbang kabar baik ini. Biar kuberi tau agar kalian bisa menilainya se...