16-Kerajaan Gracia

287 17 0
                                    

Rerumputan yang hijau, sungai yang mengalir jernih. Peternakan yang mudah berkembang biak. Cuaca yang sejuk dan hasil pertanian yang melimpah. Rakyat yang hidup makmur.

Semua itu berada di wilayah selatan. Sebuah kerajaan dengan tingkat ekonomi yang mapan. Kerajaan Gracia, penghasil pangan terbaik di seluruh daerah. Hanya saja, kekuatan militer mereka lemah. Butuh bantuan dari kerajaan Saxpire untuk melindungi tanahnya yang makmur.

Seseorang pria sedang duduk di singgasananya sambil memijit pelipisnya. Ia terlihat lelah berfikir.

Disampingnya, seorang wanita berdiri sambil memegangi pundak pria itu.

"Yang mulia, dia hanya suka bermain. Jangan salahkan dia," ujar wanita itu berusaha membujuk.

"Ini sudah hampir dua bulan. Tapi masih belum ada kabar tentang dimana keberadaannya. Anak nakal itu, kalau saja dia pulang. Akan kupukuli sampai tak berani lagi keluar," ujar pria itu dengan emosi yang naik. Dia Kaisar kerajaan Gracia.

"Baru dua bulan. Bukankah dia pernah tidak pulang selama enam bulan?," ujar wanita di sampingnya dengan senyum sumbringah. Sang permaisuri yang berasal dari keluarga bangsawan murni. Kedudukannya hampir menyamai kaisar. Memiliki kekuatan unik serta keanggunan yang sempurna.

"Kau—hah," pria itu berusaha menahan emosi. Istri dan anaknya sama-sama membuat Ia emosi.

"Yang mulia, jangan cemas. Dia hanya suka berpetualang. Biarkan dia menikmati masa mudanya. Sebelum dia menikah," permaisuri terlihat murung. Putri semata wayangnya harus mengemban tugas berat. Terlahir sebagai putri sah yang paling di agungkan bukanlah sebuah kebanggaan. Nyatanya kelak, dia akan diutus untuk aliansi pernikahan pada kerajaan Saxpire.

"Kerajaan Saxpire sudah mengirimkan utusannya. Mereka mendesak agar mengirimkan putri kita untuk aliansi pernikahan. Bagaimana aku tidak cemas. Dia bahkan masih seperti anak-anak dimataku," ujar Kaisar juga terlihat murung.

Seorang pelayan terlihat terburu-buru menghampiri aula kekaisaran.

"Hormat pada yang mulia kaisar, hormat pada permaisuri. Yang mulia, tuan putri sudah kembali," ujar pelayan itu.

"Apa?," Kaisar dan permaisuri serempak menjawab. Mereka berdiri dan langsung meninggalkan aula kekaisaran menuju kamar putri mereka.

_________________

Elgar berada di dalam kamarnya bersama dengan Kendrik sang pengawal setianya.

"Tuan, apa yang harus kita lakukan? Pemilihan selir akan di mulai bulan depan. Putri mahkota juga ditetapkan melalui aliansi pernikahan. Tapi posisi putra mahkota sedang kosong," ujar Kendrik.

Elgar terlihat tenang. Ia penuh dengan perhitungan dalam melakukan sesuatu.

"Kaisar pasti tidak menginginkanku untuk menjadi penerusnya. Selamanya dia akan menganggapku anak yang sial. Terlebih permaisuri agung. Setelah anaknya di tendang dari posisi putra mahkota, dia pasti akan menggagas Thierry dan Kingsley (pangeran ke lima dan enam) untuk menduduki posisi itu," Elgar memilih duduk di ranjangnya sambil berfikir.

"Charlos (pangeran ke dua) sakit-sakitan, sedangkan Garibaldo (pangeran ke sepuluh) masih terlalu kecil, keduanya tak akan masuk dalam pikiran Permaisuri. Selir utama Sera tidak akan tinggal diam. Dia memiliki tiga orang putra. Roderick, Regan (pangeran ke empat) dan Frederik (pangeran ke delapan). Frederik hanya tau menghabiskan uang dan bersenang-senang. Sedangkan Roderick, Selir Sera membencinya. Jadi hanya Reganlah yang akan menjadi kandidatnya untuk bersaing mendapatkan posisi putra mahkota," Elgar mengulum senyum. Ia menatap Kendrik.

The Wrath Of The Savior (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang