[BR-02] Diantar Pulang✓

4.1K 246 45
                                    

Mengandung kata-kata frontal, yang mungkin bagi sebagian pembaca merasa tidak nyaman. Bisa di skip aja.

Jangan lupa klik Vote sebelum baca.

.
.
.

"Yuti woyy!! Woyy! Yuti!!" bak teriakan bencong yang tiba-tiba macho, Satoru melambai heboh di depan kelas IPA I yang sekarang terlihat kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yuti woyy!! Woyy! Yuti!!" bak teriakan bencong yang tiba-tiba macho, Satoru melambai heboh di depan kelas IPA I yang sekarang terlihat kosong. Hanya menyisakan beberapa orang yang nampak melakukan kegiatan piket.

Yuuta, satu-satunya adik laki-laki Satoru, sekarang tengah melakukan kegiatan mengelap kaca jendela kelas di pojokan. Dahinya mengernyit, begitu ia mendengar suara familiar itu. Tangannya yang mengelap kaca berputar-putar semakin kasar dan asal-asalan, tanda ia sedang menahan rasa kesal.

"By..." seorang gadis berambut hijau lumut disamping kiri nya berbisik pelan sambil menyenggol lengan Yuuta. "Kakak kamu tuh."

"Biarin aja, by," ucap Yuuta malas.

"Buruan samperin anjing, budeg telinga gue lama-lama denger teriakannya." seorang gadis berambut pendek cokelat yang baru datang ikut nimbrung di samping kanan Yuuta. Membantu nya mengelap kaca lainnya agar cepat selesai.

Yuuta berdecak sambil berhentak kaki. Ia berbalik sambil melempar lap kain di tangan nya begitu saja, tanpa peduli itu telah mengenai wajah temannya sendiri.

Yuuta dengan gaya badboy, berdiri sok cool di depan kakaknya. Dengan tangan kanan nemplok tinggi-tinggi di tembok garis pintu, sementara tangan lain berkacak pinggang dan kaki ia silangkan.

"Apasih kak? Udah tau aku masih di kelas. Jangan manggil-mangil nama Yuti dong. Bikin malu aja," ucapnya jengkel.

Satoru menatapnya dari atas ke bawah, bibir tipis itu langsung benjot ke atas, "Mau jadi preman lo? Anak pengamen aja penampilannya gak kek ODGJ gini. Mending sekalian aja lo pake kaus kutang kalo mau sok keren."

"Kenapa ga sekalian aja beha?" Yuuta ngedengus. 'Serah gue lah. Badan-badan gue, situ yang repot. Heran, punya kakak rempong amat.'

"Apa yang mau lo beha-in? Burung lo?" Satoru memutar matanya. Kemudian telapak tangan tersodor ke arah sang adik. "Kunci rumah. Gue mau balek."

Yuuta cemberut, "Ngomong kek dari tadi," sambil merogoh kantong celananya. Mengambil sebuah gantungan kunci kemudian dia meletakkannya di atas telapak tangan Satoru.

Satoru menerima nya, segera disimpannya dalam sakunya, "gak jadi nebeng nih?" Satoru lihat sekeliling. Sepertinya kegiatan piket masih banyak yang belum di selesaikan. Apalagi cuma empat orang termasuk Yuuta yang mengerjakannya. Padahal sekarang sudah hampir mendekati sore hari.

"Gak," tolak Yuuta cepat-cepat, kemudian menjelaskan."Bentar lagi aku sama yang lain selese kok. Tapi kakak ga perlu nunggu. Soalnya kami berempat ada janji mau ke karaokean habis ini. Ntar juga pulang habis magrib."

Breaking Rocks [SukuGo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang