"Una..."
"Una..."
"Una!"
Sayup-sayup suara lembut nan cempreng itu menggema di kedua telinganya. Bocah berambut merah muda tersentak dari tidurnya. Sinar terik matahari menyambut sepasang Ruby yang perlahan terbuka. Kelopak mata sedikit menyipit, bayangan dari dedaunan yang menaunginya sedikit membantu penglihatannya yang kabur kembali lebih cepat.
Sebuah kepala kecil dengan bingkai wajah yang luar biasa menakjubkan dan dua kunciran kuda lumping yang menggemaskan hadir tepat di depan mukanya.
Bibir kecil yang membentuk senyuman lebar sungguh merah merekah.
Alis, rambut bahkan bulu matanya memiliki warna yang senada.
Mereka tampak seperti awan teduh yang selalu dirinya pandangi ketika menatap bentangan langit biru.
Benar, dirinya dulu sangat suka dengan warna hitam. Suka dengan bentangan langit malam yang penuh akan bintang. Bahkan bocah merah muda itu sempat berpikir, jika orang tua pengatur itu memerintahkannya untuk menatap langit malam itu selama sisa hidupnya, ia akan melakukannya dengan senang hati──ketimbang mengasingkan dirinya hanya untuk belajar dan belajar.
Tapi, semenjak bertemu dengan sosok menawan itu, bocah merah muda itu merasakan persepsinya tentang langit sedikit demi sedikit berubah.
Ia tersadar, bentangan langit biru dengan awan sebagai selimutnya bisa menjadi ribuan kali lipat jauh lebih indah dan memabukkan daripada hal favoritnya──suasana dan bentangan langit malam.
"Una? Udah bangun?"
"Hey! Kamu bilang suka gelap kan?"
"Gimana kalo kita mulai sama lambut kamu yang pink kolot ini?"
"Aku udah bawa spidol item buat bantu warnain lambut kamu supaya jadi gelap loh!"
Suasana malam memang penuh ketenangan dan kedamaian.
Dan itu akan tetap menjadi hal favoritnya──mungkin lebih pantas disebut sebagai pelarian kecil.
Tapi suasana siang──bersama-Nya, akan menjadi hal favorit dari yang terfavorit dari semua mimpi terliar yang pernah ia impikan.
Biru dan Putih.
Mereka Hangat.
"E-enggak! Apasih!" bocah merah muda yang baru berusia 9 tahun itu menepis tangan mungil yang mencoba mengarahkan spidol hitam ke area rambutnya. "Ganggu aja orang lagi tidur!"
"Yaudah, kalo ga mau lambut, ukil tato kelen aja kayak punya papa!" Sepasang biru itu berbinar, dia sangat menggemaskan dengan dress biru nya hari ini.
"Hei! Ga usah tengil! Aku bukan buku gambar!"
"Sekalang jadi buku gambal aku!"
Bocah merah muda menjambak lembut dua kuncir kuda di kepala mungil itu.
Si kuncir gembungin pipi bulatnya kesel, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghindari tangan usil si bocah merah muda itu yang sangat suka memegangi kunciran kuda nya.
"Boneka, kalau terus mengganggu ku, kamu akan ku jual."
Manik langit itu memelototi yang lebih tua.
"Gak pellu! Aku bisa jual dili sendili kok!"
"Kamu nyebelin ishh!"
"Una yang nyebelin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking Rocks [SukuGo]
Romance[Fanfiction Gojo Harem, Tapi Sukuna ML utama nya wkwkw] Mari kita persingkat. Satoru sudah dua kali lebih menolak ajakan pacaran dari seorang bos geng motor yang terkenal disekolahnya--Ryoumen Sukuna. Satoru sempat tak peduli tentang reputasi yang i...