[BR-31] Berita Buruk✓

339 43 41
                                    

Ijichi heran. Sedari tadi pagi datang Satoru udah keliatan kayak zombie. Lempar tasnya tiba-tiba ke kursi, narik benda buat duduk itu, lalu menelungkupkan diri dibalik lipatan tangannya. Ijichi tak bisa tak merasa khawatir melihat Satoru hari ini. Mau negur pun rasanya Ijichi ragu karna dirinya masih diselimuti perasaan segan.

Sepanjang pelajaran sampai istirahat kedua semua murid bahkan guru yang hadir seakan hanya jadi saksi bisu atas agenda sang murid teladan yang tidur dikelas saat pelajaran berlangsung. Kadang memang bangun sesekali, buat benerin posisi tidur. Disaat itulah Ijichi bisa lihat muka cantik yang diam-diam ia kagumi itu amat kelelahan. Mata panda, wajah pucat, dan bibir ranum yang kering.

Untungnya, di hari Sabtu ini mereka banyak dapat jamkos karna para guru sedang rapat dadakan. Biasalah, anak kelas tiga sedang persiapan lulusan dalam beberapa bulan kedepan. Yang tidak lain, Sukuna juga termasuk dalam acara ini.

Akhirnya saat istirahat terakhir kelas mereka tiba, Ijichi tak bisa lagi menahan dirinya buat menegur temannya yang masih terlelap itu.

"Sat. Lu kenapa? Dari tadi molor mulu. Gak makan pula, sini yuk kita ngisi bareng ke kantin."

"Mm.. Sana lo aja." Satoru mendorong tangan Ijichi yang mengguncang pelan bahunya.

Ijichi mengamatinya dengan tak berdaya. Pada akhirnya hanya bisa membuang napas letih. "Gue tau lo lagi banyak masalah. Kalo gak mau cerita sama gue gapapa, Sat. Gue sadar kok gue yang sekarang emang gak punya hak nuntut lo cerita sama gue lagi. Tapi tolong jangan kayak gini... Lo bikin gue khawatir."

Seketika tubuh Satoru langsung tegak. Ditatapnya Ijichi dengan bibir bawah yang menekuk keatas.

Ijichi reflek membawa kepala Satoru ke bahunya buat disandarkan disana. "Ututututu. Mau mam eskrim? Gue traktir deh ya. Ututututu."

Satoru menoyor kepala Ijichi. Tapi membiarkan kepalanya rebahan di bahu lurus itu."Goblog, lo pikir gua bocah."

"Yaudah jadi bocah."

"Uueeee capek gue hari ini anjeng. Capek, hiks, gendong gua ke kantin, Chi, buruan." Satoru nangis bombay sambil jadiin seragam Ijichi tisu buat ingusnya.

"Lo lebih tinggi dari gue ya kocak."

"Gendong pokoknya gue lagi ga mood jalan!"

"Sekalian aja ga mood bernapas!"

"Adakah tutornya? Biar jantung gue juga ikut moodyan, ntar pas lulusan baru semangat detaknya."

"Tolol, beneran mau tau?"

"Apa?"

"Pacaran. Dijamin jantung lu badump badump tiap detik kayak lagi nonton film thriller gitu."

"Yaudah, kita pacaran yuk, Chi." Satoru nyengir. "Buatlah jantung mongeil ini berdangdutan tiap detik──"

"Tolol! Bercandanya gak lucu." Ijichi geli, balik menoyor Satoru. Kadang entah kenapa dia merasa menyesal dulu telah membanggakan statusnya sebagai murid cupu yang berhasil berteman dengan murid populer, modelan seperti Satoru.

Semua orang tidak tahu saja kalau Satoru itu aslinya banyak tingkah. Tapi jika itu dulu Ijichi akui ia akan tertekan, sekarang berbeda. Ijichi sangat merindukan sosok rewel temannya itu.

Akhirnya mereka menuju kantin setelah Ijichi paksa, nyaris diseret. Sampai dikantin keduanya memesan seblak. Dan disinilah Satoru akhirnya kembali mau bercerita padanya.

Ijichi sungguh senang, sehingga ia menelaah semua curhatan Satoru dengan wajah serius dan penuh ketekunan.

"Oh jadi lo semalaman gak tidur gara-gara nemenin Nenek lo dirumah sakit?"

Breaking Rocks [SukuGo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang