Sukuna itu meski kadang sulit mengontrol amarahnya dan selalu berakhir bertindak impulsif, dia justru bisa menciptakan batasan jelasnya; mungkin hanya pada Satoru, teman pertama sekaligus cinta pertamanya Sukuna.
Ia menggambar garis dikepalanya sebagai batasan dari segala emosi bergejolak yang terus-terusan unjuk rasa didalam sana; bentuk dari hasrat keinginan untuk sesegera mungkin mendapatkan kembali cintanya.
Seperti ketika ia dengan keras kepalanya ingin tetap berada disamping Satoru──yang terus menolaknya──salah satunya dengan cara menjahili atau seringnya kadang terlihat seperti membully. Meski harga diri dan hatinya pernah terluka akan sikap kasar Satoru saat mereka bertemu kembali kala itu, Sukuna tak pernah benar-benar berniat ataupun berani menyakiti Satoru langsung. Sebagai bukti dia hanya selalu menyuruh atau mengode para anggota gengnya untuk melakukannya.
Dia terlihat pengecut karna telah menggunakan tangan orang lain.
Tapi Sukuna beginilah adanya. Ia sangat menjaga garis yang telah ia ciptakan dengan begitu hati-hati. Ketika Satoru bertindak berlawanan dari keinginannya, dan berakhir selalu menguji kesabarannya, garis dikepalanya mungkin akan terhapus satu inci atau lebih, tapi Sukuna juga selalu dengan penuh perhatian akan kembali menukar energinya untuk mengembalikan garis itu seperti semula. Semata-mata tak ingin membuat Satoru semakin membencinya.
Namun belakangan ini, garis dikepalanya, bukan terhapus melainkan mulai memudar. Berjarak dengan orang yang ia tunggu-tunggu cintanya, menguras kesabarannya. Tetapi Sukuna kembali lagi menukar energinya dengan mengembalikan bentuk garis itu seperti sedia kala, hingga ia sekarang tampak berakhir stress. Itu menyiksanya. Satu minggu ini rasanya seakan kembali ke sebelas tahun penantian yang ia jalani selama ini.
Lagi-lagi, garis dikepala yang sekuat tenaga ia pertahankan, goyah. Garis yang berdiri seperti tembok baja seakan dikeroyok dari serangan berbagai arah.
Ketika mengetahui dugaan pelaku dari musibah yang menimpa Satoru sebelas tahun silam hingga membuat mereka terpisah adalah Uraume itu mengguncang Sukuna. Mungkin tak memengaruhi garis miliknya, tapi energi yang selama ini Sukuna dedikasikan penuh untuk mempertahankan garis itu jadi terbagi. Ini yang membuat kegoyahan mudah menyerang.
"Jadi pengamen sama Suguru."
Sepuluh inci terhapus.
Melihat orang yang dibencinya menghabiskan waktu menyenangkan bersama dengan Satoru, sepuluh inci lain terhapus.
Melihat Satoru menunjukkan senyuman cerah pada Suguru yang mana senyuman itu bahkan belum ia dapatkan, dua puluh inci lain ikut terhapus.
Melihat Suguru mengusap hidung Satoru, puluhan inci lain secepat kilat terhapus.
Untungnya, sebelum benar-benar lenyap, garis muncul kembali seakan regenerasi ulang tanpa susah payah Sukuna tuangkan energinya, adalah ketika Satoru memerhatikannya. Sikap, nada, bahkan cara Satoru memandangnya melunak.
Sukuna sempat bertanya-tanya, mengapa tiba-tiba Satoru yang selalu bersikap keras seperti batu kini melembut seperti tahu?
Meski pikirannya berputar-putar, Sukuna sempat dilanda badai kegembiraan. Tapi semua perasaan menggebu-gebu itu hanya sekejap. Kehadiran Suguru mengacaukan semuanya. Sejak awal memang telah mengacaukan semuanya.
"Berani banget lo masih deketin Satoru?! Lu ngajak gue berantem, hah?!"
"Seharusnya gua yang bilang begitu, bangsat! Beraninya lo masih deketin Satoru setelah buat dia nangis?! Masih punya muka lo nongol disini, hah?!"
Melihat wajah dan sikapnya yang sok akrab sama Satoru saja sudah cukup membuat Sukuna terus ke-trigger.
Sang garis rupanya ditakdirkan berumur pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking Rocks [SukuGo]
Любовные романы[Fanfiction Gojo Harem, Tapi Sukuna ML utama nya wkwkw] Mari kita persingkat. Satoru sudah dua kali lebih menolak ajakan pacaran dari seorang bos geng motor yang terkenal disekolahnya--Ryoumen Sukuna. Satoru sempat tak peduli tentang reputasi yang i...