[BR-20] Dejavu Pt.1✓

497 57 13
                                    

Alis Satoru tertekuk.

Inumaki?

Si Maki itu, kah? Atau beda orang? Pikirnya penuh tanda tanya.

Pundak Yuuta pun ditepuk, hingga remaja itu reflek menoleh. Dengan cekatan, Satoru merebut ponsel tersebut.

"BANGSAT!" Yuuta bergegas bangun dan mengejar kakaknya yang kabur ke dapur. "KAK!"

Sampai di dapur, Yuuta kena lemparan hp miliknya, untung dia sigap menangkap benda elektronik itu.

"Ngapain sih lo main rebut hp gue?! Ngajak berantem lo, kak?!"

"Elo yang ngajak berantem! Itu siapa, hah?! Maki Zen'in nama lengkapnya Inumaki? Atau pacar baru lo lagi?"

Setelah hari dimana Yuuta ketahuan memiliki pacar, Satoru langsung jadi wartawan dadakan selepasnya. Dirinya jadi tahu ternyata sudah sejak dulu adik angkatnya ini bisa begitu. Sudahlah playboy, mokondo pula. Kakkel dan adkel, semua dia embat. Satoru ingat banget, pas mojokin Yuuta buat ngaku punya berapa banyak mantan, ia kembali disuguhkan dengan pengakuan membagongkan lainnya.

Saat SMP, Yuuta mengaku pernah juga menjalin hubungan dengan para guru wanita di sekolah. Tidak hanya itu, adiknya itu ternyata juga sudah tidak perjaka lagi! Alias pecah telor! Pecah bujang!

Tentang pertemuan pertama mereka dulu, masih tertera begitu jelas dibenaknya seakan baru saja kemaren.

Satoru yang baru memulai sekolah menengah pertamanya. Dan Yuuta yang masih dikelas 4 SD, penghujung akhir semesternya.

Waktu itu, Yuuta masih unyu, gemoy, bisa dijadiin babu, benar-benar definisi kemasan sachet yang masih bisa dilempar-lempar.

Bagaimana hanya dalam waktu yang cukup singkat, Yuuta yang menggemaskan berubah jadi seperti itu?

Entah kenapa, mengetahui semua fakta ini, Satoru merasa sedikit kecewa. Bukan dengan Yuuta, tapi dengan dirinya. Lagi.

Seharusnya, ia lebih peduli dengan perkembangan adiknya itu. Dulu ia pernah diberi tahu seseorang guru, bahwa anak-anak diatas usia 13-17 tahun adalah waktu pertumbuhan yang rentan.

Tapi saat itu Satoru terlalu bersikap careless. Karna bagaimanapun, dia kala itu juga masihlah seorang remaja labil.

Yuuta mengecek pesan Inumaki yang sempat tertunda tadi. Cukup senang saat mengetahui Inumaki justru kebingungan mencarinya.

"Ck, ribet lo, kak. Ini si Inumaki, sepupunya kak Suguru, udah lupa lo?" Yuuta menunjukkan foto profil anak itu.

Mata Satoru berkedip. Ingatannya segera terlempar ke beberapa hari yang lalu. Tentu saja, sosok anak laki-laki mungil, bersurai platinum, yang sangat pendiam disamping Suguru kala itu: Satoru masih ingat. "... Sejak kapan lo tukeran nomor?"

Yuuta melirik terganggu pada Satoru, "dih, kepo. Mending kakak ga usah terlalu ngurusin idup gue, deh."

Satoru menyipitkan matanya, "elo tuh harusnya bersyukur! Dapet pacar cakep sama berduit kayak Maki. Kurang apa dia, sampe lo nyari yang lain, hah?"

"Apalagi.. Inumaki itu tampangnya anak polos! Jangan berani-berani lo──"

Yuuta menendang ujung pintu dapur, membuat Satoru terjengit. "Bacot lo, kak! Elo tuh ga tau apa-apa sama hubungan yang gue jalanin!"

"Daripada ngurusin gue, mending urusin tuh hubungan lo sama kak Sukuna."

Satoru yang sempat terdiam, kembali terpancing.

Breaking Rocks [SukuGo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang