[BR-32] Pelukan Maut✓

405 45 14
                                    

Satoru segera berjalan cepat meninggalkan kantin. Diikuti Ijichi, lalu Choso, Miwa, si cowok kurus yang kelihatan deket sama Miwa, namanya Kokochi Muta. Maki sempat lirik-lirikan sama Mai, akhirnya mereka berlima juga memutuskan untuk mengikuti Satoru. Semua orang tentu penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

“Satoru, kamu mau kemana?!” teriak Choso sambil mencoba menarik lengan Satoru.

Wajah Satoru tampak kacau tapi terlihat jelas sekali dia sedang mencoba menahan air matanya keluar. Yang terlihat orang-orang hanyalah ekspresi panik, berkeringat, dan memucat dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Gue mau ke gudang belakang.” Bahkan Choso jelas dengar nada bicaranya bergetar.

“Sini biar gue anter langsung ke rumah sakitnya,” tawar Choso.

Satoru menggeleng. “Gue mau nemuin Hakari dulu. Gua yakin dia ada di gudang sekarang.”

Choso terdiam sebentar, sempat membiarkan Satoru melanjutkan langkahnya kembali sebelum ia mencekal Satoru lagi. Orang-orang yang mengikuti dibelakang mereka kebingungan dan ikut berhenti untuk menonton.

Sementara Satoru mendengus kesal. Baru menoleh, matanya membelalak ketika melihat Choso mengeluarkan sebuah lembaran kertas dari saku depannya.

Sleepy eyes itu menyipit, bersamaan dengan itu seulas senyuman tipis terlukis. “Kamu udah nerima ini kan?”

Jantung Satoru berdebar. Itu... Fotonya? Jadi orang ini yang bertindak seperti paparazzi selama ini?

Ijichi yang sempat mengintip mereka juga terkejut. Reflek ia mengeluarkan beberapa lembar kertas dari sakunya yang sering Ijichi temukan di kolong meja Satoru belakangan ini. Ijichi kan murid yang terkenal di kelas XI paling awal tibanya. Awalnya Ijichi ingin memberi tahu Satoru, tapi ia belum menemukan kesempatan yang pas untuk melakukannya.

“Jadi elo yang pernah nyempilin foto gue dulu di kolong meja?!”

Choso masih mempertahankan senyum tipis. “Pernah? Aku udah sering kok. Gimana? Kamu suka?”

Maki menutup mulutnya melihat aksi Choso. “Kak Choso suka sama Satoru? Atau juga bagian dari penggemarnya?”

Miwa yang berada disamping Maki menyenggol lengan gadis berkacamata itu pelan. “Aku juga kurang tau perasaan Kak Choso ke Kak Satoru... Tapi yang aku tau Kak Choso itu punya semacam kink yang aneh gitu.”

Kink? Kink apaan?” tanya Maki penasaran. Mai yang mendengar mereka bisik-bisik mencoba menguping, tapi Miwa yang membenci gadis itu mengiriminya tatapan risih lalu berbisik kelewat pelan di telinga Maki.

“Kak Choso itu mendambain banget punya adek-adekan. Terus dia juga pengen dipanggil abang. Katanya kalo dipanggil begitu sama orang yang dia suka, jiwa malas dia tuh langsung menggebu-gebu.”

Maki membolakan matanya. “Jadi maksudnya.. Sukanya Kak Choso ke Satoru cuma pengennya Satoru jadi adek-adekan nya dia?”

Miwa menunduk. Merasa canggung sendiri. “Kayaknya sih gitu.”

“Sejak kapan?”

“Semenjak Kak Satoru dijauhin orang-orang. Dulu Kak Choso sama sekali gak tertarik sama sosok terkenalnya Kak Satoru yang diperhatiin banyak orang. Tapi semenjak Kak Satoru katanya jadi target Kak Sukuna, perhatian Kak Choso jadi suka kefokus sama Kak Satoru. Cuma gak semua orang sadar. Kata Kak Choso hatinya jadi pengen mengasihi Kak Satoru yang sekarang udah keliatan kesepian, sering menyendiri, murung karna gak ada temen. Makanya kayaknya Kak Choso ngincer Kak Satoru buat dia jadiin adeknya....” Miwa sempat ragu sebelum kembali berbisik. “Katanya sekalian bisa lampiasin kink yang dimiliki. Tapi kata Kak Choso lagi.. Caranya gak aneh kok, cuma mau mengasihi dan mengayomi Kak Satoru aja gituh. Justru yang kayak gini kedengeran lebih aneh kan, Kak?”

Breaking Rocks [SukuGo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang