[BR-12] Bertemu Kembali Dengan Teman Lama✓

1.5K 124 48
                                    

Meski enggan, Satoru benar-benar nggak punya cara buat nolak ajakan kencan Sukuna.

Akhirnya, disinilah Satoru. Pasrah pas di bawa Sukuna muter-muterin pusat kota.

Gak tau juga tujuan jelasnya mereka ini kemana. Sukuna gak ngasih tau. Yang jelas, mereka sedari tadi cuma berburu kuliner di sekitaran pasar pagi, sekalian sarapan plus makan siang gitu. Satoru nebak, sih, ini orang emang bingung mau ngajakin dirinya kemana. Makanya kesannya kayak muter-muter gajelas.

Kayaknya juga, ajakan kencan itu memang gak di rencanakan Sukuna. Entah alasan apa pula pria bertato itu melancarkan aksi ini. Mungkinkah pria itu agak tersinggung dengan kata-kata dirinya dirumahnya sebelumnya? Entahlah, Satoru clueless.

Belakangan ini juga, Sukuna terkesan jauh lebih aktif mengganggunya. Jika itu cuma disekolah, Satoru pikir ia bisa menanganinya. Tapi, sekarang pria itu mulai berani datang langsung ke rumah bahkan mengakrabi kerabatnya.

Satoru jadi curiga.

Di awal, Satoru akui ia memang membuat beberapa kesalahan fatal. Seharusnya, ia lebih tegas dan berani menolak segala bentuk paksaan yang pria itu lakukan. Termasuk memberi tahunya informasi mengenai aktivitas pribadinya.

Yah, mau bagaimana lagi. Bubur sudah jadi tai. Satoru merasa sepertinya ia harus lebih berhati-hati kedepannya. Orang ini mungkin masih memiliki niat jahat karna tolakan kasar pada hari itu. Siapa yang tahu, niat terselebung dibalik niat baiknya.

It's okay, dia sudah kelas 11 dan sekarang sedang menuju kelas 12, satu tahun saja lagi, Satoru bisa bebas dari sekolah itu.

Satu tahun saja lagi, bertahan dalam hubungan mengambang dengan anak semata wayang pemilik sekolah yang bahkan kemauannya mutlak dituruti ini.

Satu tahun saja lagi... jika ia bisa mempertahankan kolerasi dari bentuk hubungan mengambang ini.... Dirinya pasti akan bebas.

Sepasang tangan yang sedari tadi melingkari perut keras, tanpa sadar mengetat ketika pikiran si pemilik tangan berenang-renang. Safir berlian yang memperhatikan sisi-sisi jalan berubah gusar. Kenapa firasatnya terasa seperti melawan akal sehatnya?

Merasakan tekanan diperutnya, Sukuna mengintip do'i yang tengah melamun melalui kaca spionnya.

Satoru mengalihkan pandangannya ke depan. Sebuah bangunan kembar raksasa yang megah terpantul di safir mempesona itu.

Yah, itu cuma satu tahun, pikirnya. Satu tahun adalah waktu yang singkat jika tidak terlalu dipikirkan.

Satoru kembali meyakinkan dirinya bahwa ia bisa melalui ini. Setelah lulus, dia akan membawa adik dan neneknya keluar kota dengan semua uang tabungan pribadi yang dulu uang itu diniatkan untuk dirinya operasi.

Ngutang saja dulu sama diri sendiri, lalu ketika sudah mendapatkan job yang mumpuni, dirinya akan mengganti uang-uang yang telah dipakai dan kembali mengumpulkan biaya operasi itu di masa depan.

Yah, benar, semuanya pasti bisa berjalan sesuai pemikiran sederhana itu. Yang perlu dilakukan hanyalah memperkuat dan mempertahankan temboknya. Bersikaplah seperti biasa dan jangan sampai terpengaruh──

"Beb.."

"Sat?"

Sukuna menoleh kebelakang bertepatan dengan Satoru yang tersadar dari lamunannya. Keduanya membelalak kaget. Hidung hampir ketemu hidung dan tentunya bibir juga hampir ketemu bibir. Satoru yang sedari lama menangringkan dagunya dibahu Sukuna langsung menegakkan kepalanya dan reflek menarik tangannya. Begitupun Sukuna, dia juga langsung meluruskan kepalanya.

Breaking Rocks [SukuGo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang