[BR-34] Dihadang✓

306 36 36
                                    

Jujur Sukuna sampai sekarang masih agak tak menyangka tentang pengakuan Satoru lebih dulu.

Padahal, dia sudah berencana buat menculik Satoru dan mengurungnya di suatu tempat setelah ia keluar dari rumah sakit nanti. Jika bukan karna Satoru datang bersama Yorozu, Hakari, dan Kirara, hari itu, Sukuna benar-benar akan mewujudkan rencana ini.

Seperti yang dia bilang, dia muak dengan batasan yang ia tetapkan. Tapi saat melihat betapa Satoru mengkhawatirkan keselamatannya, Sukuna sedikit luluh. Jadinya ia putuskan saja untuk meletakkan rencana itu di bagian belakang sebagai cadangan.

Waktu Hakari dan Satoru berdebat waktu itu, memang benar Sukunalah yang memerintahkan Hakari untuk membeberkan beberapa hubungan yang “dipercantik” tentang dirinya dan Yorozu jika ada kesempatan. Omongan Hakari waktu itu sudah 70% sesuai keinginan Sukuna. Meski ada beberapa yang bablas, mengingat si sarang burung itu ember. Setelah pertengkaran, Sukuna pikir rencana kecil itu sudah gagal, rupanya Satoru benar-benar datang ke rumah sakit dengan penampilan kacau setelah mendengarnya kecelakaan. Bahkan membuat pengakuan.

Apa yang telah dilakukan Yorozu, Hakari dan Kirara? Sukuna sempat bertanya pada mereka waktu itu, ketiganya bilang mereka hanya berakting cemas seolah Sukuna akan mati.

Kenapa mereka melakukan itu? Selain iseng, ingat? Ada anggota geng lain yang terluka selain Sukuna di rumah sakit tersebut. Kecemasan mereka juga tertuju pada anggota itu.

Satoru kemungkinan mempercayai mereka jadinya ia menangis karna mengkhawatirkan keselamatannya. Tidak buruk, anak buahnya meski kadang bersikap diluar perintahnya, mereka tetap menguntungkannya. Memikirkan semua ini sepanjang hari, Sukuna tak bisa berhenti senyam-senyum.

Dia sudah berhasil mengembalikan identitas sebagai sosok istimewa di hati Satoru...

Sukuna mengubah bantal menjadi sandaran untuk punggungnya. Bantal empuk segera terhimpit ke dinding saat Sukuna menyenderkan dirinya dengan nyaman. Hp ia ambil untuk mengamati jam.

Sudah jam 4 sore.

Sukuna memutuskan untuk mengirim panggilan video ke Satoru.

Bertepatan dengan itu, pintu kamarnya dibuka oleh seseorang.

“Suk? Apa kabar?” itu Kirara. Dia melihat sekeliling sejenak. Sukuna sendirian. Kirara langsung menghampirinya.

“Hm? Gue baik. Ngapain?” Sukuna menjawab tanpa melihat Kirara. Ia fokus menunggu Satoru mengangkat panggilan video itu.

Tak lama, panggilan tersambung. Sukuna segera sumringah. Sedangkan Kirara mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjangnya.

“Gue cuma──”

“Ssshhhttt!” Sukuna memotong ucapan Kirara dengan gestur juga. “Sana sana dulu. Gue mau vc-an sama ayang. ”

“Ekhem, Halo Sayang!”

Kirara menghela napas, membiarkan Sukuna fokus dengan dunianya dulu.

Terdengar jawaban kesal dari sambungan. “Pala lu peyang!”

“Ngapain lu nge-vc? Kelas gue baru bubar.”

Sukuna mengarahkan layar hpnya tepat ke wajahnya agar wajah tampannya itu tetap eksis di kamera. Padahal dia belum mandi. “Kangen, beb. Kapan lo kesini? Gue laperrrr.”

Ada jeda, dan beberapa grasak-grusuk yang terdengar. “Tadi pagi kan udah ketemu.”

“Gak cukup cuma setengah jam doang. Kenapa gak bolos aja sih? Kan udah gue bilangin gue bisa urus nilai  lo yang ilang sama Pak Gakuganji.”

Breaking Rocks [SukuGo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang