[BR-23] "Mama!"✓

664 64 68
                                    

Akhirnya, Udin yang waktu itu rusak akibat ulah Mai dkk, sekarang tak akan nganggur lagi diteras depan rumah. Untungnya juga kala itu ia sudah memperbaiki sepeda ini di bengkel Hajime.

Udin memang butut, tapi kenangan yang tersimpan didalamnya kata Nenek sangat tak ternilai. Pasalnya, sepeda ini dulu milik suami beliau. Yang akhirnya diturunkan ke Satoru karna Nenek hanya tak ingin sepeda ini terbengkalai dibelakang rumah.

(So sorry bgt buat yg namanya udin 🙏)

Satoru bangun lebih pagi, awalnya ia berpikir untuk menunggu Sukuna. Tapi ketika waktu berlalu, ia pun memutuskan untuk langsung berangkat, daripada telat.

Usai kemarin malam tepat jam 12 malam, pria bertato itu meninggalkan rumahnya. Satoru benar-benar tak mendapatkan chat apapun lagi di hpnya setelah itu. Berlangsung sampai pagi ini.

Karna Sukuna tak menge-chatnya duluan, Satoru yang gengsian juga tak akan menge-chatnya.

Jadi, satu minggu yang dikatakan Sukuna semalam, benar-benar serius?

Mereka akan jadi orang asing dalam seminggu?

Satoru sempat berpikir bahwa Sukuna semalam sedang bercanda. Alasan ia setuju pun karna menurut Satoru, semuanya hanya permainan yang dibuat Sukuna.

Bagaimanapun, pria itu menurut Satoru sangat pintar membaca dirinya.

Dia pasti selalu punya cara untuk membuat Satoru terus memikirkan eksistensinya. Mungkin saja ini salah satu taktik piciknya yang lain.

Seperti ketika Udin rusak, dan Sukuna menawarkan Satoru janji tebengan dipagi hari. Justru tak dijemput oleh Sukuna dengan alasan pria itu sibuk mengurus tuduhan sabotase dari anggota Geng Black Eagles, lalu Hp milik nya juga rusak akibat balap liar. Masih Satoru ingat pria itu malah menge-chatnya dengan Hp Naoya, orang yang jelas-jelas ia benci.

Dikantin waktu itu juga dia malah diabaikan. Jika mengingat-ingatnya lagi, Satoru benar-benar kesal.

Mungkin tingkat mood swing Sukuna kelewat tinggi? Atau dia memang sengaja?

Jika orang itu memang moodyan, tidakkah nantinya setelah Satoru terima confess itu, dirinya akan dicampakkan dalam waktu dekat?

Jika begitu, untuk apa satu minggu ini?

Bagi orang-orang mungkin, Satoru pasti akan dicap terlalu su'udzon atau berburuk sangka dengan Sukuna. Tapi Satoru tak peduli, orang hanya bisa menerka, tidak tau bagaimana rasanya menjadi dirinya yang sedang menjalani hal-hal membingungkan ini.

Satoru, mau gak kali ini lo pertimbangin perasaan gue baik-baik?”

Kata-kata dan nada Sukuna waktu itu benar-benar mengganggu nya.

Pertimbangin?

Apakah ini semacam belas kasihan dari pria itu?

Atau memang, Sukuna benar-benar peduli pada perasaannya, sehingga ia melonggarkan ego agar terkesan tak terlalu memaksakan kehendaknya?

Lalu, seminggu kemudian, jawaban apa yang harus Satoru siapkan?

Terus menggowes, Satoru menghela napas perlahan setelah sedikit membenahi pikirannya yang berkecamuk.

Setelah memarkirkan sepedanya, Satoru berlari ke kelas. 5 menit lagi! Dia hampir telat, sial!

Hari ini, dikelasnya kedapatan studi tim, alias praktikum biologi yang dikepalai juga oleh Yaga diruang laboratorium khusus kelas XI. Sebagai anak IPA, Satoru sudah kelewat sering absen dari pelajaran, terutama ketika praktikum datang.

Breaking Rocks [SukuGo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang