Kelopak mata lentik itu bergerak gelisah diikuti dengan tarikan nafas berat yang membuat dadanya sangat sesak, rose perlahan terjaga dengan dada yang terasa nyeri bukan main, mungkin karena tidur tengkurap sepanjang malam.Gadis itu mendudukkan dirinya disisi ranjang, matanya menyipit setelah merasakan sinar matahari menerpa wajahnya, ia melirik ke sisi tempat tidur dimana ryujin tidur memunggunginya, dalam hati ia mengucapkan syukur karena setidaknya ia bisa tidur nyenyak malam tadi, tanpa bayang-bayangan dari para penjahat.
Gadis itu memegangi perutnya yang tiba-tiba melilit sakit matanya melirik jam yang menempel di dinding, pantas saja perutnya melilit ternyata jam sudah menunjukan jam 11 siang, ini sudah lewat dari sarapan paginya
Dengan bibir yang pucat serta rambut yang terlihat sangat berantakan rose berjalan pelan menuju kamar mandi sekuat tenaga gadis itu mencapai ujung kamar mandi namun tubuhnya hampir saja ambruk kalau saja tidak ada lengan kekar yang menahannya bisa dipastikan gadis itu jatuh terbentur ujung pintu.
"Kau tidak punya bibir, kenapa tidak membangunkan ryujin bodoh!" Makinya,
Enggan untuk menoleh rose pun dengan segera menepis kasar lengan jungkook kemudian langsung masuk kedalam menutup pintu kamar mandi dan menguncinya didalam. Tubuh gadis langsung merosot dibalik pintu menenggelamkan kepalanya diantara lututnya yang dipeluk
Ia merindukan alice.
[]
Ryujin dan rose beranjak keluar dari kamarnya menuju ruang makan dimana disana sudah ada beberapa orang yang menunggu kedatangannya, pakaian gadis sudah berganti sekarang, ia mengenakan dress merah kotak-kotak di atas lutut, wajah yang awalya terlihat pucat kini sudah tertutup dengan make up tipis akibat tangan ajaib ryujin yang bertugas mengurusnya.
Setelah sampai diruang makan rose terkesiap tanpa sadar mencengkram lengan ryujin, ia pikir ia akan makan berdua saja bersama ryujin seperti biasanya namun ternyata ia salah,
Disana para manusia laknat itu hadir dengan pormasi lengkap menatapnya dengan tatapan merendahkan, kaki yang awalnya berjalan santai tiba-tiba terasa berat akibat tatapan intimidasi dari mereka yang mampu membuat nyalinya ciut seketika.
Tangan ryujin terasa kebas akibat cengkraman rose yang malah makin menguat sebelum akhirnya tangan lain ryujin terulur mencoba menenangkan gadis itu, ryujin tahu bahwa rose kini tengah dilanda rasa panik dan takut.
"Duduk"
Seakan perintah dari mingyu itu adalah mutlak, ryujin membantu mendudukkan gadis itu disamping bangchan kemudian disusul dengan ia disamping gadis itu. Rose bahkan terus menunduk tanpa berani mendongak'an kepalanya
"Apa ada pekembangan baru bisnis kita yang di london?" Setiap pagi inilah yang selalu mereka bahas menanyakan hasil perkembangan di setiap pekerjaannya.
"Semuanya berjalan lancar tapi sepertinya ada yang ingin bermain-main dengan kita" Jawab jungkook atas pertanyaan eunwo
"Aku hanya bingung kudengar chaenyol kembali, bukankah dia jadi buronan polisi?" Ujar mingyu.