Enam hari sebelum penyerangan Yakuza.
Alice memungut bajunya yang berserakan dilantai memakainya dengan terburu-buru, setelahnya ia turun dari ranjang
Gadis itu menorehkan kepalanya pada chanyeol yang tertidur tanpa sehelai benang pun dengan cekatan alice meraih selimut menutupi tubuhnya.
Turun dari ranjang, berjalan ke arah pintu untuk meraih sebuah suntikan yang sudah ia isi dengan cairan bius di tas nya, ia kembali menaiki ranjang pelan dengan penuh kehati-hatian alice mulai menyuntikan biusan tersebut tepat dileher chanyeol.
Gadis itu tersentak saat sebuah tangan meraih pergelangannya dengan hati yang bergemuruh takut alice menatap mata sayu chanyeol yang tersenyum ke arahnya.
"Rachel? Kau sudah bangun?" dengan suara parau chanyeol bertanya.
Alice dengan wajah cemas segera memasukan suntikan tersebut dibawah bantal dengan cepat melumat pelan bibir chanyeol.
"Tidurlah lagi, aku akan membuat sarapan"
"Hm, aku masih mengantuk"
Alice bernafas lega saat chanyeol kembali menutup kedua matanya gadis itu segera turun dari ranjang berjalan ke arah meja riasnya, meraih ponsel nya dan segera mengirim pesan pada sehun.
Langkahnya kembali terayun untuk kembali mengambil sebuah handuk tepat ketika tangannya meraih handuk, matanya tidak sengaja melihat kalender yang tidak jauh dari meja rias, seketika tubuhnya menengang dengan pikiran yang berkecamuk.
Mengurungkan niatnya untuk mengambil handuk, alice meraih kasar kalender kecil dimeja riasnya matanya menatap fokus pada lingkaran merah seketika membuatnya lupa bernafas, tangannya sudah Tremor, bahkan ia merasa seperti persendian dikedua lututnya lepas saat sadar bahwa ia sudah telat datang bulan.
"Tanggal 24 april" Gumamnya dengan langkah terseok kebelakang hingga jatuh terduduk dikasurnya
"Sekarang sudah 26 juni" bisiknya pada diri sendiri ia menelan ludah mencoba membasahi tenggorokannya yang tercekat menggeleng kuat mencoba berpikir positif, bahwa apa yang terbesit dibenaknya tidaklah benar.
[]
Rose bernafas lega sejauh ini dan hampir satu bulan lebih ia tidak diperlakukan kasar lagi, bahkan mereka berhenti menyiksanya.
Entah apa yang terjadi rose tidak terlalu memikirkan itu, karena sejujurnya mereka tidak berhak melakukan perbuatan keji itu padanya, yang bahkan ia sendiri tidak tahu dimana letak kesalahannya selama ini.
Tiba-tiba saja diculik, dilecehkan, dipaksa untuk mengaku perbuatan yang sama sekali tidak ia lakukan, dipanggil dengan nama asing,sungguh dalam hati ia sangat dendam dengan perlakuan mereka,namun apa yang bisa ia lakukan selain hanya pasrah dan menerima perlakuan mereka dan berakhir terkurung dineraka ini.