Matanya mengerejap, keningnya mengerenyit melihat sebuah cahaya terang langsung menyoroti matanya yang terbuka, mencoba menggerekan tangannya ia merasakan jika bagian atas tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali begitu juga dengan kakinya, ia menggeram tak tertahan masih merasakan rasa sakit ditengkuknya."Sudah bangun kalian berdua?"
Munculnya suara tersebut membuatnya mendongkak menatap ke arah depan, ia sangat tahu jika yang bersuara adalah pria yang beberapa tahun ini ia layani.
Bangchan.
Lina mendengus, ia menggerakan wajahnya kesamping dimana kini sang kembaran lili tengah menatap nyalang ke depan.
"Bae irene dan kang seulgi, aku akan mengucapkan selamat terlebih dahulu, karena terpilih dari beberapa anggota BIN yang berhasil bertahan sangat lama dimarkas great glory" Ucap pria itu dengan tepuk tangan.
Mata mereka membola, apa katanya terpilih? jadi selama ini mereka mengetahui identitasnya?
"Aku akan langsung saja ya" bangchan perlahan mendekat kemudian berjongkok dihadapan kedua gadis itu.
"Jadi siapa yang membocorkan tempat kami selama ini?" Matanya menatap tajam ke arah keduanya, baik itu pada irene juga pada seulgi.
Lili mendecih kasar "Kau berharap kami menjawab? bodoh, jika kau ingin membunuhku bunuh saja"
Bangchan menghela nafas panjang, ia sedari tadi sudah menahan diri agar tidak berbuat kasar juga tidak terpancing emosi namun sepertinya ia harus benar-benar tahan kali ini mereka berdua tidak boleh mati sekarang.
"Oke, jadi kalian ingin mendapatkan hukuman dengan perlahan-lahan merasakan sakit, seperti itu hm?"
"Kalau begitu lakukan" Ucap lili dengan penuh keyakinan.
Bangchan tertawa keras "Baiklah, tapi sayang aku akan melakukannya nanti, aku akan memfaatkan kalian terlebih dahulu"
[]
"Kita harus pergi dari sini Ryu" Ucap rose tiba-tiba
Rose mengikat tinggi rambutnya yang tergerai, wanita itu kini memakai celana jeans panjang dan hoodie berwarna hitam, setelahnya ia membenahi masker dan juga kembali memakai topinya.
Ia memang sengaja berpenampilan seperti iitu agar sesi kaburnya sedikit mudah juga susah dikenali, sedangkan diluar sana masih terdengar kegaduhan, tembakan silih tembakan masih terdengar bersautan bahkan tak jarang rose mendengar beberapa ledakan dari taman dan hutan dibelakang markas glory, sudah dipastikan mereka tengah berperang sekarang.
Disisinya ryujin memandangi rose dengan haru,bahkan pergerakan rose sedari tadi tak luput dari pandangannya terlebih kini ia tengah digenggam erat oleh rose.
"Aku akan memeriksa keadaan diluar"
Rose membuka pintu sedikit, mengintip keadaan luar, lorong kamarnya sudah terlihat sepi dan gelap ,pertanda bahwa semua penghuni disana sudah bubar dan berpindah tempat berperang.