Bab 01- kiara anindita

94 13 11
                                    

Jakarta, 19 juli 2022

Hari ini hari selasa, hari kedua kegiatan belajar mengajar di sekolah itu di laksanakan setelah 2 minggu libur semester, dan untuk pertama kalinya kia menginjakkan kakinya di salah satu sekolah favorit di ibu kota setelah ia tinggal di kota itu selama satu minggu, SMA WIRAMANDALA.


Kia berjalan sepanjang koridor sekolah menuju kelas barunya bersama seorang guru yang pagi ini mengisi mata pelajaran pertama di kelasnya. Dengan langkah perlahan di belakang sang guru, kia pun akhirnya sampai di sebuah ruang kelas yang di atas daun pintu tersebut terdapat papan nama kelas yang bertuliskan " RUANG KELAS XI- MIPA 2".

"Selamat pagi anak anak". Sapa bu nadya, seorang guru mata pelajaran bahasa indonesia.

"pagi buuu....." sahut seluruh penghuni kelas itu.

"Anak-anak semua, hari ini kita kedatangan murid baru yang akan ikut belajar di kelas ini, silahkan perkenalkan diri kamu". Ucap bu nadya yang mempersilahkan kia untuk melangkah kaki 2 langkah di depannya untuk memperkenalkan dirinya.

Kia yang sama sekali tidak merasa canggung ia pun segera menghela nafas sambil menebar sebuah senyuman tipis untuk menyapa kawan-kawan barunya.

"halo teman-teman, nama saya kiara anindita, kalian bisa panggil saya kia, saya murid baru pindahan dari bandung". Ucap seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah rapi dengan mengenakan kacamata oval ber- frame hitam dan rambut yang diikat ekor kuda serta poni lurus di depan yang menutupi seluruh bagian dahinya.

"halo kiara.." teriak seluruh murid dikelas itu.

"Kia, kamu boleh duduk di bangku kosong di sana yah". Perintah bu nadya yang menunjuk ke sebuah bangku kosong pada sebuah meja yang miliki dua pasang bangku namun satu lagi telah diisi oleh seorang siswi.

"Terima kasih bu". Sahut kia dengan membungkukkan tubuhnya lalu ia berjalan menuju meja yang berada di barisan ketiga pada posisi vertikal dan barisan kedua pada posisi horizontal.

Kia menurunkan tubuhnya pada bangku itu sambil melepas tas ransel berwarna hitam polos miliknya. Lalu gadis yang duduk tepat di samping nya itu melengkungkan bibirnya sambil mengulurkan telapak tangannya di hadapan kia.

"Gue kiran". Ucapnya.

Kia menyambut uluran tangan kiran lalu ia menjabat tangan seorang gadis yang perkiraan tinggi badannya sama dengannya dengan rambut panjang lurus terurai hingga punggung dan hanya di hiasi 2 buah jepitan rambut berbentuk bunga yang di capitkan di samping kanan rambutnya.

"kiara". Sahutnya.

Begitulah perkenalan singkat kedua gadis SMA yang baru menginjak kelas 11 itu, karna mereka melanjutkan kembali pelajaran yang dibimbing oleh bu nadya.

***

Bel pertanda jam istirahat berbunyi, seluruh siswa-siswi berhamburan pergi dari kelasnya masing-masing dan sebagian besar dari mereka pergi menuju kantin sekolah. Kia merapikan semua alat tulis yang selesai ia gunakan setelah proses belajar barusan.

"Kantin yuk". Ajak kiran.

Kia menoleh ke arah kiran sambil bergumam, "ayok, sebentar gue ambil novel dulu". Kia mengambil sebuah buku cerita fiksi dari dalam ranselnya.

Kiran mengernyitkan keningnya sambil menatap heran ke arah kia, "emang bisa yah makan sambil baca novel?".

Kia menarik sudut mulutnya lalu ia menjawab pertanyaan teman barunya itu dengan sangat lembut, "untuk ngisi waktu pas bengong, gue biasa baca novel ini".

Kiran mengendus, "bisa bisanya lo suka baca cerita fiksi, gue sih ogah, kebanyakan baca bikin pusing, mending nonton film drakor lebih seru bikin baper".

ANTITESIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang