Bab 10 - Geng penguasa

47 11 5
                                    

Satria mengamati setiap objek dalam rumah itu, terlihat di ruangan utama terpajang sebuah foto keluarga kiara yang berukuran besar dan menempel pada dinding. Dalam benaknya timbul banyak pertanyaan mengenai foto tersebut, namun niatnya untuk bertanya ia urungkan karna Rosa sedari tadi terus saja memaksanya untuk segera makan.

Mereka bertiga melaksanakan makan malam bersama dengan sangat tenang, baik satria maupun kiara tak satu pun mau bersuara, hanya saja Rosa yang terus saja mengeluarkan beberapa pertanyaan pada satria.

“maaf tante, saya mau tanya, tadi yang foto di depan itu papahnya kiara?”

“oh itu, iya itu ayahnya kiara, suami tante, tapi beliau baru saja meninggal beberapa minggu yang lalu”.

“Meninggal kenapa tante?”

“Karna kecelakaan, mobil ayahnya kiara nabrak pohon besar di pinggir jalan”.

Satria semakin menyimpan lebih banyak pertanyaan pada Rosa, namun sepertinya ia lebih berhati-hati untuk memilih setiap pertanyaan yang akan ia lontarkan pada Rosa.

Kia mulai tidak merasa nyaman, karna takut rosa akan merasa sedih jika terus membahas mendiang ayahnya, “kak satria mau nambah? Itu lauknya masih banyak loh”.

“Engga, makasih kia, ini udah cukup kenyang ko”. Satria yang memahami maksud kiara.

“Nambah aja satria, biar cepet gemuk”. Ledek Rosa.

“ibuu”. Sekali lagi kiara membulatkan matanya pada Rosa.

Rosa menyeringai, “iya iya maaf yah satria, ibu Cuma becanda”.

“gapapa tante, oh iya saya pamit pulang yah, sudah malam”.

“pulang? Sama siapa? Kamu kan ga bawa motor kamu?” ucap Rosa.

“nanti saya pesan ojek online aja tante sekalian ke bengkel buat ambil motor saya”.

“oh gitu yaudah iyah”.

Rosa dan kia segera merapikan alat makan karna semuanya sudah selesai, lalu mereka berdua ikut berjalan ke depan rumah untuk mengantar satria pulang, dan setelah ojek online pesanan satria tiba ia pun segera meraih tangan Rosa kemudian mengecup punggung tangannya.

“terima kasih yah tante atas jamuan makan malamnya”.

“Sama-sama satria, terima kasuh juga kamu sudah tolongin dan antar pulang kiara".

"Iya kak, makasih ya lo udah bantuin gue hari ini". Sambung kia.

"kapan-kapan kamu ikut makan lagi di sini aja yah”. Ucap Rosa.

“Ibuuu”. Bisik kiara pada rosa.

“Yaudah saya pamit ya tante, kia gue pulang, assalamualaikum “.

“Wa’alaikumussalam”.

Rosa dan kia tetap berdiri di tempat itu sampai bayangan satria benar-benar hilang dari pandangan mereka, dan setelah satria pergi kia pun segera berjalan kembali masuk ke dalam rumah namun tetap saja Rosa tak henti-hentinya menggoda.

“Satria udah punya pacar belum yah?”

“Mana kia tau, kenal aja baru kok”.

“Ibu suka deh sama anak itu, kalau kamu sampai jadi pacar dia ibu pasti setuju banget”.

“Ibu apa-apaan sih, kia itu masih fokus belajar, gak mau pacaran dulu”.

“Iya iya. Ibu minta maaf, ibu kan Cuma becanda”.

***

Keesokan harinya, sesuai janji kiara akan bertemu kembali dengan dewa di perpustakaan untuk di pinjamkan buku novel, kia sudah lebih dulu sampai namun ia belum menemui dewa, ia pun menunggu sambil terus mencari koleksi buku yang akan ia baca saat itu.

ANTITESIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang