“Itu om dion, kamu udah lupa nak?”
Rosa menarik tangan kia lalu menyuruhnya berjabat tangan dengan pria itu.
Pria itu bangkit dari tempat duduknya sambil menyerahkan telapak tangannya ke hadapan kiara.
“Kiara anindita, kenalin saya dion, supir pribadi ayah kamu dulu”. Ucapnya.
Kiara menanggapi ajakan dion untuk berjabat tangan, namun karna ia menghormati dengan usianya yang lebih tua darinya, ia pun mencium tangan dion namun ia tempelkan pada pipi kanannya karna masih merasa canggung.
“Aku ko agak lupa ya bu?” Kiara bergumam.
“Kamu duduk dulu sini” Rosa mengajak kiara untuk ikut duduk di atas sofa bersamanya.
“Wajar sih kamu agak lupa, kamu terakhir ketemu om dion itu waktu kamu kelas 4 SD, udah lama banget jadinya” ucap Rosa.
“mungkin karna om juga jarang antar ayah kamu pulang karna ayah kamu sering ingin pulang sendiri tanpa diantar sama om”. Dion menimpali.
Kiara mulai menerima situasi saat itu, ia pun sedikit merasa tenang karna tamunya saat itu adalah orang yang sangat dekat dengan mendiang ayahnya.
“jadi ibu dan om dion gimana bisa ketemu? Kan kalian udah lama ga pernah ketemu lagi?” Tanya Kiara pada Rosa.
“om datang kesini niatnya buat beli buket bunga mawar untuk istri om yang nanti malam ulang tahun, dan om baru tahu ternyata pemilik toko bunga ini ibu kamu”. Dion menyahuti.
“om dion tau ayah di makamkan di mana? Kasih tau kita om, om pasti tau kan?” .
Kia sedikit menggeser posisi duduk nya kedepan agar posisi tubuhnya sedikit lebih dekat pada dion yang posisinya bersebrangan dengan tempat duduk kiara.Dion melirik ke arah Rosa seolah-olah meminta persetujuannya untuk menjawab pertanyaan dari kiara. Rosa hanya tersenyum tipis pada kiara sambil meletakkan tangannya pada bahu kiara.
“kamu mandi dan istirahat dulu sana sayang, pasti cape kan habis sekolah”.
Kiara meraih tangan Rosa sambil menyahuti perkataannya dengan sedikit memaksa, “engga bu, kiara perlu tahu soal tempat ayah di makamkan, bukankah itu tujuan kita tinggal di sini? Atau ibu sudah tahu dari om dion? Jawab pertanyaan kiara dulu bu”.
“iya sayang, om dion sudah kasih tau tempatnya, besok dia akan ajak kia berkunjung ke makam ayah kamu, sekarang kamu istirahat dulu yah”.
“Kenapa harus besok? Kenapa ga sekarang juga?” kiara masih memaksa Rosa untuk menuruti keinginannya.
“Hari ini om dion sedang sibuk sayang, malam ini istrinya ulang tahun jadi dia sedang sibuk mempersiapkan semua untuk acara mereka, kamu yang sabar ya sayang, besok sepulang kamu sekolah kita akan pergi mengunjungi makam ayah kamu”.
Kiara kembali memundurkan posisi duduknya sambil menghela nafas panjang, “Yaudah bu, aku ke kamar dulu yah”.
“iya sayang, kamu bersih bersih, istirahat terus belajar yah” .
“iya bu yaudah om kiara pamit masuk ke rumah yah”. Kiara pun bangkit dari tempat duduknya.
“iya kiara, selamat istirahat ya nak”. Sahut dion.
Kiara pun berjalan keluar toko bunga tersebut menuju rumahnya yang terletak tepat di samping toko, kemudian ia pun segera masuk ke kamarnya dan meletakkan tas miliknya pada nakas yang terletak di samping tempat tidurnya, dann ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh badannya setelah kurang lebih selama 6 jam ia melakukan aktifitas di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTITESIS [END]
Teen Fictionmenceritakan seorang gadis yang pergi merantau ke kota bersama ibunya agar lebih sering mengunjungi makam ayahnya yang telah meninggal, namun di sekolah barunya ia bertemu dengan seorang pria berandalan yang hampir setiap harinya membuat keributan b...