Dewangga dan aliya yang sedang duduk di bangku ruang tunggu dengan di liputi rasa cemas menanti kabar kondisi ibunya yang berada di dalam ruang tindakan medis. Sedangkan arya terus saja mondar-mandir berjalan mendekat dan menjauh dari pintu ruang tindakan tersebut.
Tak lama berselang, gagang pintu ruangan itu bergerak dan mereka pun bergegas menghampiri seseorang yang akan keluar dari ruangan itu untuk menanyakan kondisi Diana.
“Gimana keadaan istri saya dok?”. Ucap arya penuh kecemasan.
“Bu Diana saat ini sedang kritis. Faktor sesak nafas yang ia alami tadi di sebabkan karna minggu ini pasien tidak melaksanakan cuci darah. Sehingga ginjal sebelah kanan bu Diana tidak berfungsi dengan baik dan kondisinya jadi semakin memburuk”.
“terus gimana solusi untuk istri saya dok? Saya mohon selamatkan dia”. Ucap arya memohon.
“kita tidak punya pilihan lain. Bu Diana harus segera melaksanakan operasi transplantasi ginjal segera pak. Agar nyawa beliau dapat di selamatkan”.
“operasi transplantasi? Tapi keluarga kita tidak ada yang memenuhi syarat untuk mendonorkan ginjal untuk istri saya dok”.
“Kami memberi opsi untuk mendapat pendonor ginjal dari pasien kami yang sudah wafat dan kondisi ginjalnya masih berfungsi dengan baik. Namun beratnya biaya yang akan di keluarkan sangat besar pak”.
Arya yang sudah dari awal menyadari akan menerima konsekuensi itu pun akhirnya merasa sangat menyesal. Kemudian ia menjatuhkan tubuhnya pada bangku ruang tunggu sambil meremas kepalanya karna merasa pikirannya kini sangat berantakan.
Dewa dan aliya ikut menghampir arya dan mengusap punggungnya untuk memberi ketenangan pada bapaknya.
“Harusnya kemarin kita paksa ibu buat cuci darah. Gara-gara bapak nuruti ibu buat nunda cuci darah dari jadwal 4 hari yang lalu. Jadi risikonya sebesar ini. Bapak salah”. Ucap arya sambil tertunduk menangis.
“Pak udah ya. Jangan nyalahin diri bapak gitu. Ini bukan salah bapak. Ini udah jadi takdir ibu”. Ucap aliya menenangkan.
“tapi biaya cuci darah kemarin jauh tak sebanding dengan biaya operasi donor ginjal buat ibu. Apalagi kita terpaksa memakai ginjal orang lain. Biayanya akan lebih mahal lagi al. Uang simpanan bapak ga akan cukup”.
Dewa hanya diam. Ia tak dapat memberikan saran apa pun pada arya karna memang ia sadar semua ini salahnya. Jika bukan karna ke egoisannya meninggalkan salsa sehingga pihak keluarga salsa mencabut seluruh kontrak kerja sama bisnis rumah makan bersama keluarga dewa, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi.
Kemudian ia pun bangkit dan berniat pergi dari tempat itu, namun aliya yang menyadarinya pun segera meraih tangan dewa dan menahannya untuk tidak pergi. “tunggu. Kakak mau kemana?”.
“kakak mau pergi sebentar. Kamu temenin bapak di sini ya”. Ucap dewa yang menepis tangan aliya dan segera beranjak pergi dari tempat itu.
Sambil berjalan ia mengambil ponsel dari dalam saku celananya. Kemudian ia buka layar ponsel itu, dan ternyata ia coba menghubungi salsa.
Namun setelah percobaan berulang kali, ternyata nomor telepon salsa tidak bisa di hubungi. Dan itu membuat isi kepala dewa semakin tidak dapat menemukan solusi untuk masalahnya.
“dewa!” teriak seseorang di belakang dewa.
Ketika dewa menoleh ke belakang. Ternyata laura yang memanggil namanya dengan lantang.
“Lo ngapain di sini?”. Ucap laura sambil berjalan menghampiri dewa.
“Nyokap gue sakit. Lo sendiri ngapain di sini?”.
“gue dan the princess kecelakaan mobil dan di rawat di rumah sakit ini”.
Mendengar ucapan laura membuat dewa teringat dengan apa yang di ceritakan kiara tadi pagi. Ia hampir lupa bahwa salsa juga menjadi korban kecelakaan itu sehingga membuat nomor teleponnya tidak dapat di hubungi. Mungkin karna ia panik akan kondisi ibunya sehingga membuat ia seperti tidak tahu soal kejadian kecelakaan itu pada laura.
“Salsa gimana keadaannya?”.
“Salsa masih belum sadar. Gue dan feli Cuma lecet di jidat doang. Bella dan salsa lukanya lumayan gede. Apalagi lea. Dia kehabisan banyak darah. Jadi dia perlu operasi donor darah”. Jelas laura.
“terus di mana ruangan salsa di rawat? Gue mohon anter gue kesana”. Ucap dewa memohon.
Laura mengernyitkan keningnya sambil menatap dewa lebih dalam. “tumben lo peduli sama salsa? Bukannya kalian udah putus ya?”.
Dewa nampak salah tingkah. Benar apa yang di bilang laura. Selama ini salsa yang selalu coba mendekati dewa, namun dewa selalu bersikap dingin pada salsa. Wajar saja jika laura merasa ada yang aneh padanya. Karna laura tidak mengetahui tentang maksud dewa kembali menemui salsa ternyata untuk memohon pertolongan akan keselamatan nyawa ibunya.
“Ya wajar dong gue agak khawatir denger salsa kecelakaan”. Ucap dewa.
Laura bergumam. “yaudah ikut gue”. Ucapnya sambil berjalan lebih dulu dan dewa pun mengikutinya.
Ketika laura sampai di depan ruangan tempat salsa di rawat. Dewa pun melihat kedua sosok yang cukup ia segani. Dan itu adalah mama dan papanya salsa.
Dewa ragu untuk masuk ke dalam. Karna ia tidak pernah berpikir bahwa akan ada kedua orang tuanya salsa yang sedang menunggu putrinya agar segera tersadar. Namun dewa baru menyadari bahwa memang salsa adalah putri kesayangannya mereka. Jadi bagaimana pun kondisi salsa pasti mereka sangat memperhatikannya. Apalagi tentang keadaan salsa yang seperti ini. Itu pasti membuat mereka merasa sangat khawatir.
Laura tahu, dewa tidak berani masuk karna ia takut kepada orang tua salsa terutama papanya. Terlebih karna dewa telah mengakhiri hubungan mereka secara sepihak dan itu sangat membuat salsa merasa sakit hati yang sangat mendalam. Sehingga baik laura dan dewa tidak ada yang berani masuk ke dalam. Dan mereka hanya berdiri mematung di ambang pintu ruang rawat tersebut.
Namun tak lama. Mamanya salsa menyadari keberadaan dewa kemudian ia pun spontan memanggil namanya. “dewa!”.
Papanya salsa yang awalnya menangisi kondisi salsa. Ia pun malah menoleh ke belakang ketika ia mendengar istrinya menyebut nama dewa. Dan setelah ia mendapati sosok pria yang amat di cintai putrinya itu pun membuat dirinya segera bangkit dan berjalan menghampiri dewa.
“Mau apa kamu kesini? Ga cukup kamu buat hati salsa sakit!”. Ucapnya menggertak hingga membuat dewa semakin merasa takut.
“Maafin saya om”. Ucap dewa dengan suara sedikit bergetar. “saya Cuma mau nengokin salsa aja ko”.
“Buat apa?!” buat bikin salsa sakit hati lagi. Iya!” gertakkan kedua dari papanya salsa membuat dewa semakin ketakutan dan tak lagi berani bicara.
“pah udah. Jangan kayak gitu sama dewa. Kasian dia”. Ucap mamanya salsa ketika ia mendekat pada papanya salsa sambil mengusap punggungnya.
Tak lama kemudian ternyata salsa sudah tersadar. Perlahan ia coba membuka kelopak matanya dan menyaksikan perdebatan kecil antara papanya dan dewa. Kemudian ia coba menggerakkan kedua bibirnya untuk berbicara. “dewa”.
Mendengar salsa ternyata sudah tersadar. Membuat ke empat orang yang berdiri di ambang pintu ruang rawat itu terkejut. Kemudian mereka segera bergegas menghampiri salsa dengan penuh suka cita.
“sayang. Kamu sudah sadar? Syukurlah”. Ucap sarah, mamanya salsa.
“mah, pah. Dewa ada di sini? Aku ga lagi mimpi kan?”. Ucap salsa dengan sedikit masih lemas.
“Iya sa. Aku ada di sini buat kamu!”.
Mendengar ucapan dewa membuat laura sedikit terkejut. Sejak kapan dewa menyebut dirinya dengan kata “aku dan kamu” pada salsa. Padahal selama ini ia sering menggunakan kata “lo dan gue” seperti ia menyebutkannya pada orang lain. Dan sejak kapan dewa bersedia meluangkan waktunya untuk salsa? Bukannya selama ini salsa yang sering meminta waktu padanya namun dewa sering beralasan selalu sibuk.
Kedua orang tua salsa, terutama papanya tidak berani lagi melarang dewa mendekati salsa. Karna sejak putrinya tersadar, ia hanya membahas keberadaan dewa di dekatnya.
“Dewa. Kamu beneran di sini buat aku?”. Ucap salsa sekali lagi.
Dewa meraih tangan salsa sambil mengusapnya. “iya sa. Kamu butuh apa? Mau makan? Atau minum? Nanti aku ambilkan”.
Laura semakin tidak menyangka dengan sikap dewa saat ini pada salsa. Bagaimana mungkin pria ini dapat berubah secepat ini? Apa mungkin memang karna salsa telah celaka dan itu membuat dewa mulai merasa peduli padanya. Atau ada hal lain yang membuat dewa terpaksa seperti itu pada salsa? Entah teka-teki apa yang ada pada diri dewa yang kini sulit laura pahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTITESIS [END]
Teen Fictionmenceritakan seorang gadis yang pergi merantau ke kota bersama ibunya agar lebih sering mengunjungi makam ayahnya yang telah meninggal, namun di sekolah barunya ia bertemu dengan seorang pria berandalan yang hampir setiap harinya membuat keributan b...