Bab 06 - Musuhan

63 12 20
                                    

Pagi ini untuk kedua kalinya kia tiba di sekolah sedikit terlambat, dan bel sekolah akan berbunyi sekitar 5 menit lagi. Ketika kia tiba di tempat parkir, ia pun segera memarkirkan kendaraannya kemudian dengan tergesa-gesa kia berjalan menuju gedung sekolah sambil sedikit berlari.

Ketika kia berlari tiba-tiba tas ranselnya jatuh dan dengan terpaksa ia coba mengambilnya, namun dari kejauhan terdengar suara klakson motor hingga waktu berjalan dengan cepat motor itu tiba-tiba saja mendekat pada kia sehingga pemilik kendaraan itu menghentikan laju kendaraannya dengan mendadak dan kia menjadi terkejut lalu ia berteriak karna hampir tertabrak.

  Aaaaaaaaa.....!!!

Kia duduk di atas permukaan aspal tersebut sambil menutupi wajahnya dengan ransel karna merasa ketakutan, kemudian pemilik kendaraan itu turun dari atas motornya dan berjalan menghampiri kia dengan meluapkan emosinya.

“Lo ngapain duduk di tengah jalan gini? Mau nyari mati?”.

Kia yang tidak terima atas perkataan orang itu padanya, seketika membuat dadanya sesak dan emosinya pun ikut meluap. Kia pun bangkit kemudian segera memukul orang itu dengan ranselnya tanpa mengetahui dulu siapa orang tersebut.

Bugh!!

“lo bisa ngendarain motor ga sih!”.
Setelah orang itu terpukul oleh ransel kia, akhirnya kia pun mendapati wajah pelaku yang hampir menabraknya itu. Betapa terkejutnya ia saat itu karna orang itu ternyata SATRIA.

Kia semakin marah, begitu pula dengan satria. Mereka pun menghela nafas panjang kemudian berteriak dengan bersamaan.

“Lo lagiiii!”.

“Lo bisa bawa motor ga sih? Bisa-bisanya gue hampir di tabrak sama lo? Kalau sampe kejadian, gue tuntut lo sampe masuk penjara”. Omel kia.

“heh, ada juga gue yang harusnya protes, lo ngapain diem di tengah jalanan gini? Kalau mau bunuh diri mending loncat dari atas gedung sana, jadi lo ga bisa nyalahin orang lain kalau lo udah lewat”. Timpal satria.

Kia mengepalkan tangannya dan emosinya semakin memuncak, “brengsek!!”.

Satria pun ikut tersulut emosi dan membulatkan mata lalu menatap tajam kiara, “apa lo bilang?!”.

“Ya lo brengsek!” teriak kia.

“Lo yang brengsek!”. Timpal satria.

“Elo!”. Sahut kia.

Namun ketika mereka berdua terus saja berdebat di tempat itu, dan tak ada satu orang pun yang berani melerainya padahal di sekitar mereka banyak murid yang menyaksikan pertengkaran mereka. Namun mereka tak berani karna yang di hadapan kiara itu adalah satria, bisa di bilang monsternya sekolah, sehingga tak ada satu orang pun  yang berani mencari masalah dengannya.

Ketika tak ada satu orang pun yang berani menghentikan pertengkaran mereka, ternyata hanya bel sekolah yang dapat menghentikan omelan kiara yang terus saja membuat satria semakin emosi.

“sial!!! Udah bel masuk”. Gumam kiara.
Kemudian kia mengangkat ransel dan mengaitkan pada bahunya, “gara-gara lo gue masuk kesiangan”.

“suruh siapa lo cari masalah sama gue?”. Timpal satria.

Kia sebenarnya ingin melanjutkan pertengkarannya dengan satria, namun karna waktu yang tidak memungkinkan akhirnya ia berjalan meninggalkan satria di tempat itu, “awas ya, gue tandain lo!” ancam kia sambil menunjuk ke arah satria lalu berlari menuju kelasnya.

“Gue tandai lo juga yah..  awas lo naksir sama gue”.

***

“selamat pagi anak-anak” sapa bu nadya ketika memasuki ruang kelas XI- MIPA 2.

ANTITESIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang