Bella menyeruput avocado juice yang sudah ia pesan bersama teman-temannya sebelum ia mulai membuka percakapan dengan menanyakan sebuah pertanyaan.
Sementara Lea terus saja mengaduk-aduk ice coffe latte caramel yang tak sekali pun ia seruput karna pandangannya kosong ke arah lain dengan raut wajah bad mood.
“Jadi ramon bukannya buang si cewek cupu itu ke hutan malah nyulik si cupu itu buat jebak satria fight? Gila ya itu anak, ga bisa di percaya banget”. Ucap bella yang mencoba agar lea menyahutinya.
“Lagian lo juga ngapain si le nyuruh si ramon segala buat ngabisin si cupu? Udah tau ramon itu masih ngejar-ngejar lo, dia masih cinta sama lo. Pasti dia lebih milih nyingkirin satria lah dari pada si cupu”. Feli menambahi.
Bella menoleh lalu menepuk paha feli. “lo apaan sih malah nyalahin lea”.
“ya gue ga nyalahin lea, Cuma emang gitu kenyataannya. Ramon mana mau nyingkirin saingan lea buat dapetin satria. Yang ada dia seneng kali kalo satria udah ada cewek. Jadi dia ada kesempatan balikan sama lo”.
“Udah dong jangan nyalahin lea terus”. Laura ikut menepuk paha feli.
“ya sorry. Gue Cuma ngasih tau aja”.
“AWAS AJA. BAKAL GUE KASIH PERHITUNGAN KE SI CUPU ITU”. Ucapnya lea masih dengan tatapan kosongnya.
“OH JADI ELO BIANG KEROK KEJADIAN PENCULIKAN KIARA KEMAREN? DASAR NENEK LAMPIR”.
Tiba-tiba saja edo muncul bersama Juan dan riko. Mereka datang sambil membawa beberapa makanan dan minuman yang telah mereka beli dan akan mereka bawa ke lapangan basket untuk di makan bersama satria dan reyhan.
“heh pedro. Lo nguping yah? Ga sopan banget sih!”. Ketus bella.
“kita ga nguping. Emang mulut kalian aja yang gambreng. Suara kalian itu kedengeran kali dari ruang kepala sekolah pun”. Ucap Juan.
“ga usah ikut campur ya kalian. Awas aja kalau kalian ngasi tahu satria”. Ucap lea mengancam sambil mengepalkan tangannya.
“Lo pikir kita takut? Cabut bro kita laporin masalah ini ke tria”. Ajak riko yang kemudian diikuti edo dan Juan berjalan meninggalkan kerumunan wanita arogan itu.
“lea, gimana ini? Bahaya kalau mereka kasih tau satria”. Ucap salsa cemas.
“GUE HARUS CEGAH MEREKA SUPAYA GA NGOMONG APA-APA SAMA SATRIA”. Lea pun kemudian bangkit dan berlari mengejar ketiga pria itu berjalan.
Walaupun Juan, riko dan edo hanya berjalan. Namun langkah kaki mereka sangat besar sehingga langkah mereka cukup cepat menjauh. Walaupun lea mengejarnya dengan berlari, tapi tetap saja mereka sulit di kejar karna lea hanya mampu berlari kecil. Keempat teman lea pun ikut berlari menyusul kepergian lea untuk memastikan bahwa lea akan baik-baik saja.
“WOY TUNGGUIN GUE! LO JANGAN NYARI MASALAH YA SAMA GUE”. Teriakan lea itu bahkan tak mampu mengurungkan niat ketiga pria itu untuk berhenti berjalan.
Satria dan reyhan yang saling mengoper bola basket di lapangan itu mendengar suara teriakan lea yang cukup mengganggu pendengarannya. Kemudian mereka menoleh ke arah luar dan di lihatnya memang lea sedang mengejar ketiga temannya berjalan masuk ke dalam lapangan basket.
“Lea kenapa sat?”. Tanya rey.
Satria hanya mengangkat bahu kemudian kembali melemparkan bola itu hingga masuk ke dalam ring.
“SATRIA LO HARUS TAHU, TERNYATA LEA YANG BAYAR RAMON BUAT CULIK KIARA KEMARIN”. Edo yang sedikit meninggikan nada suaranya sambil berlari ke arah satria.
Satria pun menghentikan permainan bolanya dan menoleh ke arah edo.
“Please jangan percaya. Edo bohong tria”. Lea muncul setelah berlari dengan nafas terengah-engah.
“lo ga bisa ngelak lagi lea. Gue, Juan dan riko saksinya. Kita denger obrolan lo sama temen-temen lo”.
“ENGGA TRIA, PLEASE PERCAYA SAMA GUE! TEMEN LO BOHONG, MEREKA GITU KARNA GA SUKA SAMA GUE.” kali ini lea meraih tangan satria namun pria itu segera menepisnya.
“GUE LEBIH PERCAYA SAHABAT GUE DARI PADA CEWEK LICIK KAYAK LO!” satria menunjuk tepat di depan wajahnya lea. “GUE PERINGATI SEKALI LAGI SAMA LO, JANGAN PERNAH GANGGU KIARA. ATAU GUE GA SEGAN-SEGAN PERLAKUIN LO SAMA KAYAK KE RAMON!”. Kemudian satria pergi dari tempat itu.
“SATRIA TUNGU!” baru saja lea melangkahkan kakinya, tiba-tiba reyhan menahan tangannya.
“STOP LO JADI CEWEK BODOH! SATRIA GA AKAN PERNAH SUDI KENAL LAGI SAMA LO APALAGI SETELAH TAU KEBUSUKAN LO!” ucap reyhan dengan tegas yang membuat lea berlinang air mata.
Kemudian reyhan, edo, Juan dan riko berlari menyusul satria. Dan hanya tinggal lea sendiri di dalam lapangan itu. Selang tak lama keempat teman lea datang menyusul.
“Lo kenapa le? Satria mukul lo?”. Bella segera mengecek bagian tubuh lea yang ia khawatirkan satria telah menyakiti fisiknya.
Salsa memegang bahu lea sambil mengusapnya. “satria apain lo lea? Cerita sama kita”.
Lea masih diam dan berdiri mematung sambil menatap kosong ke arah satria pergi.
“le lo gapapa kan?”. Ucap feli dengan hati-hati.
“Cerita dong le, jangan bikin kita khawatir”. Laura menambahi.
Tiba-tiba saja lea mengepalkan kedua tangannya dan raut wajahnya berubah menjadi marah. “GUE BAKAL HABISIN CEWEK CUPU ITU DENGAN TANGAN GUE SENDIRI!”.
Keempat teman lea terkejut menatap ke arahnya. “maksud lo apa lea?” ucap bella khawatir.
Namun lea kembali diam tak bersuara. Bahkan ketika teman-temannya bertanya ia tak menjawab.
“lo ga ngerencanain yang aneh-aneh kan lea?” ucap feli.
“lo tenangin diri lo dulu ya le, kita ke kelas aja yuk”. Ajak laura yang kemudian mereka menyetujuinya dan berjalan sambil menggandeng tangan lea.
***
“Gila ya itu cewek. Sampe sejahat itu dia nyuruh ramon buat nyingkirin kiara. Sampe nyuruh buang kiara ke hutan dalam keadaan ga sadar. Emang dasar ga punya hati nurani itu anak ya”. Gerutu edo sambil terus mengunyah makanan yang ia beli dan mereka makan di taman halaman belakang sekolah. Ia tak berhenti berbicara walaupun makanan yang ada di dalam mulutnya masih penuh, sehingga teman-temannya kurang memahami perkataan edo.
“kalo ngomong yang bener, jangan ngang-ngong aja dari tadi”. Riko merebut makanan edo kemudian ia memakannya.
“apaan sih lo, belom juga kenyang gue”. Edo menarik kembali makanannya dari riko.
“lo harus pantau keselamatan kiara sat. Gue takut lea nekat ngelakuin hal bodoh ke kiara”. Ucap Juan sambil memegang bahu satria.
Satria menatap marah pada sebuah pohon besar yang berjarak sekitar 3 meter dari pandangannya. Kemudian ia menghabiskan minuman kaleng yang kemudian ia lempar pada pohon besar itu.
“gue pastiin lea ga akan sekali pun nyentuh apalagi nyakitin fisik kiara!”.
“gue setuju. Pokoknya jangan biarin lea bikin berhasil rencana busuknya”. Reyhan menyahuti.
“lea sekarang kemana yah? Jangan-jangan dia nyamperin si kiara lagi sat. Coba lo pastiin kia baik-baik aja”. Juan memberi saran.
“Nyari kemana? Gue ga lihat dia di kantin”. Edo menyahuti.
Satria diam. Kemudian ia bangkit lalu ia berjalan meninggalkan teman-temannya yang masih duduk sambil menghabiskan makanan dan minumannya.
“Gue cari kiara dulu!”. Pamitnya.
“Good luck, bro!”. Teriak riko.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTITESIS [END]
Teen Fictionmenceritakan seorang gadis yang pergi merantau ke kota bersama ibunya agar lebih sering mengunjungi makam ayahnya yang telah meninggal, namun di sekolah barunya ia bertemu dengan seorang pria berandalan yang hampir setiap harinya membuat keributan b...