Apakah sakit? Sakit sekali! Lantana tak bisa menghentikan tangisnya. Sejak kejadian di hotel, Lantana tidak ingin pulang ke rumah, rumah yang ia tinggali dengan suaminya. Meski tinggal bersama, tapi pernikahan yang sudah dijalin selama setahun itu terasa hambar. Bian hampir tidak pernah menganggap Lantana di rumah itu. Keseharian hanya Lantana habiskan untuk berfoya-foya dengan teman-temannya. Sekarang dia baru merasa kesepian, walau teman-temannya ingin menemani tapi Lantana menolaknya. Ia ingin sendiri, menangisi pernikahannya. Pernikahan yang sudah ia jalani selama setahun ini, sepertinya tak berarti bagi Bian.
Awal pernikahan, Lantana sangat terkejut melihat Bian pergi ke klub malam untuk bersenang-senang, padahal sebelumnya dia tak pernah menginjakkan kaki di tempat seperti itu. Baru setelah beberapa minggu, Lantana tahu bahwa Bian selalu menyewa wanita berbeda di klub yang di datanginnya. Semarah apapun Lantana pada Bian, dan sekeras-kerasnya tangisan Lantana, Bian bahkan tidak peduli. Dan mulai hari itu, Lantana selalu mencari informasi klub malam yang akan didatangi Bian untuk bersenang-senang. Lantana akan memakai baju seksi yang menggoda dan riasan tebal ketika pergi klub dimana Bian berada. Dia ingin mencari perhatian Bian.
"Apa aku harus kembali ke rumah Ayah?" Pikir Lantana.
"Putrimu sangat menyedihkan disini Ayah?" Lantana menangis sesenggukan di kamar hotel sendirian.
Lantana mengayun-ayunkan gelas berisi wine yang sudah di sediakan oleh hotel. Ia menimbang-nimbang apa harus meminumnya?
Tidak. Ia meletakkan gelas sebening kristal itu kembali ke meja. Ia sudah berjanji pada ayahnya tidak akan meminum minuman beralkohol apapun alasannya.
Sebenarnya dia sangat ingin meminumnya, untuk melupakan sejenak kesedihannya. Tapi tubuhnya sungguh tak bisa menerima minuman beralkohol walaupun hanya seteguk.
Sudah dua kali Lantana sengaja minum minuman beralkohol yang akhirnya menyebabkan berakhir di rumah sakit berhari-hari karena lambungnya tidak bisa menerima minuman itu. Yang pertama ketika ia berusia 20 tahun, saat mengetahui Bian memeluk gadis lain. Ia mengajak teman-temannya pesta wine di kamarnya. Hanya satu gelas saja bisa membuat Lantana hilang kendali. Ia melempar semua barang, marah-marah pada ayahnya dan meminta untuk menikahkan dengan Bian. Esok harinya ia tersadar sudah berada di rumah sakit dengan sakit perut yang luar biasa. Yang kedua adalah saat teman-temannya mengadakan pesta untuk melepas masa lajang, karena beberapa hari lagi Lantana akan menikah dengan Bian. Dia sengaja minum minuman beralkohol lagi untuk menghormati teman-temannya, dan esoknya dia berakhir di rumah sakit di temani pak Danu, sopir ayahnya. Sejak kejadian itu, ayahnya memohon-mohon pada Lantana agar tidak lagi menyentuh minuman tersebut.
Lantana melihat ponsel yang sedari tadi bergetar menampilkan nama pak danu. Lantana menggeser tombol dan menempelkan ponselnya di telinga.
"Apa! Ayah kecelakaan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LANTANA
Aktuelle LiteraturAda yang berkata bahwa kehidupan itu seperti roda dan kita tidak tahu kapan roda itu akan berputar. Seperti kisah Lantana, wanita cantik yang dulunya hidup bak putri kerajaan. Dan tiba - tiba hidupnya berubah seperti yang tidak Ia bayangkan sebelumn...