"Lalu apa yang sudah terjadi di dalam kamar hotel itu?" Tanya Bian tanpa ekspresi
"Yang terlihat di foto ini memanglah yang sebenarnya terjadi. Lelaki itu mencium dan menelanjangi Lana di kamar itu. Tapi hanya sejauh itu ketika saya datang mendobrak pintu."
"Lana akan melakukan apapun saat mabuk, tapi dia tidak akan sadar ataupun ingat apapun yang dia perbuat saat mabuk. Ia sangat mudah mabuk, bahkan sedikit alkohol saja bisa membuatnya mabuk. Maka dari itu, saya disuruh merahasiakan kejadian malam itu. Pak Wiguna tidak ingin anda salah paham dan membatalkan pernikahan, karena Pak Wiguna mengetahui bahwa anaknya sangat mencintai Anda" jelas Pak Danu panjang lebar.
Bian menyenderkan punggungnya di kursi. Ia memejamkan matanya dan memijit keningnya. Dia merasa sangat bersalah.
"Sekarang Lana berada di Rumah Sakit!" kata Pak Danu memecahkan keheningan.
Bian membuka matanya dan menatap Pak danu dengan penasaran.
"Kemarin saya menemukan Lana di depan lobi sebuah hotel dalam keadaan pingsan, lalu saya membawanya ke Rumah Sakit. Itu adalah efek jika dia minum minuman beralkohol. Dia akan merasakan sakit perut yang luar biasa pada pagi harinya." jelas Pak Danu. Bian hanya terdiam.
"Apa Pak Bian selama ini membenci dan membuat Lana menderita karena foto ini?" Tanya Pak Danu kemudian.
Bian tidak menjawab, pikirannya dipenuhi rasa bersalah pada Lantana.
"Sejak SMP saya tahu bahwa Lana sudah mencintai Anda!" kata Pak Danu
"Pak Danu boleh pergi sekarang!" perintah Bima yang mengerti bahwa atasannya sudah cukup untuk menerima informasi.
"Tunggu!" Cegah Bian.
"Bagaimana dengan Wiguna Group. Dan mengapa Lana bisa hidup di desa selama ini?" Tanya Bian
"Yang saya tahu waktu itu Lana dalam keadaan terpuruk karena Ayahnya meninggal. Lalu tiba - tiba paman Lana datang dan menyuruh Lana tanda tangan sebuah dokumen agar Pamannya tersebut bisa menjalankan Wiguna Group. Lana yang awalnya ragu kemudian menandatangi dokumen itu, karena ia pun merasa tak sanggup jika harus menjalankan perusahaan sementara ia hanya lulusan SMA yang tidak tahu apa-apa tentang perusahaan."
"Ia bermaksud kuliah ke luar negeri setelah bercerai dari Pak Bian. Tapi tiba-tiba rumah dan seluruh aset peninggalan Pak wiguna di sita oleh bank. Lana tidak membaca dokumen apa yang sudah ia tandatangani, dan percaya pada pamannya. Ia berencana menyewa pengacara untuk merebut kembali aset peninggalan Pak Wiguna, tapi semua teman-temannya menjauhinya, termasuk Pak Bian sendiri. Setelah itu saya tidak tahu lagi keberadaan Lana, sampai saya menemukannya dalam keadaan pingsan." jelas Pak Danu pada Bian.
Bian memandang jauh keluar jendela. Ia merasa sangat bersalah sudah menyakiti Lana selama ini.
"Kalian boleh pergi!" ucap Bian kepada dua lelaki di ruangan itu.
Pak Danu akhirnya pamit, Bima mengantarkan Pak Danu keluar. Kini Bian sendirian di ruangannya. Ia hanya termenung memikirkan nasib Lantana yang menyedihkan selama ini.
Dalam pikirannya, harusnya ia tidak gegabah menuduh Lantana berselingkuh setelah melihat foto itu. Harusnya ia menyelidiki apa yang telah terjadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, ia telah menyakiti wanita yang dulu ia cintai.
Bian mengenang waktu saat bersama Lantana. Pertama kali menyukai gadis itu adalah setelah ia kembali dari luar negeri untuk membantu Ayahnya mengurus Halim Group.
Lantana sering mengajak Bian untuk menghabiskan waktu bersama sekedar makan siang atau berlibur bersama Lana. Bian merasa senang berada di dekat gadis itu, gadis periang yang mampu membuat Bian nyaman dan menjadi senderan Bian ketika ia dipusingkan dengan masalah-masalah di perusahaan.
Apalagi ketika mereka dijodohkan oleh orang tua mereka, Bian langsung menyetujuinya. Bian juga tahu bahwa Lantana mencintainya. Lantana sering mengatakan cinta padanya. Tapi Bian bukanlah tipe orang romantis yang pandai berkata cinta, jadi perjodohan itu adalah kesempatan baginya untuk menikahi Lantana

KAMU SEDANG MEMBACA
LANTANA
Fiksi UmumAda yang berkata bahwa kehidupan itu seperti roda dan kita tidak tahu kapan roda itu akan berputar. Seperti kisah Lantana, wanita cantik yang dulunya hidup bak putri kerajaan. Dan tiba - tiba hidupnya berubah seperti yang tidak Ia bayangkan sebelumn...