LANTANA (26)

21.1K 1.3K 6
                                    

Bima menyerahkan sebuah cek pada Bian. Bian menerima cek tersebut dan meminta penjelasan pada Bima.

"Sewaktu pegawai hotel mengirimkan pakaian, Ibu Lana sudah tidak ada di kamar. Dia hanya meninggalkan cek ini." ucap Bima menjelaskan.

Bian mengacak - acak rambutnya terlihat frustasi.

"Sebenarnya ada masalah apa, Pak?" Tanya Bima.

Bian hanya memijit dahinya sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian ia membuka brankasnya dan mengeluarkan amplop coklat. Lalu ia melempar amplop coklat tersebut ke meja di depannya.

Bima mengambil amplop coklat itu lalu membuka dan mengeluarkan isinya.

Betapa terkejutnya Bima saat melihat beberapa lembar foto Lantana yang nampak telanjang dan bercumbu dengan lelaki lain.

"Jadi selama ini Pak Bian membenci Bu Lana karena ini?" Tanya Bima mengerutkan dahi.

"Menurutmu bagaimana?" Tanya balik Bian.

"Pantas saja Pak Bian selama ini sangat membenci Bu Lana, karena Bu Lana tidur dengan lelaki lain seminggu sebelum pernikahan digelar." Jawab Bima.

"Lalu bagaimana menurutmu jika selama ini ternyata Lana masih perawan?" Tanya Bima dengan tatapan kosong pada foto itu.

Bima tak menjawab pertanyaan atasannya, ia terlihat berpikir dan kembali melihat foto-foto tersebut.

"Sepertinya ada yang aneh. Saya akan cari tahu, Pak!" Kata Bima

"Ya. Cari tahu siapa lelaki yang ada dalam foto itu dan siapa yang telah mengirim foto-foto sialan itu!" Perintah Bian pada Bima.

"Dan juga transfer uang ke rekening Lana sebesar 5 milyar!" Perintah Bian lagi.

**

"Sudah ada info?" Tanya Bian yang saat itu selesai rapat perusahaan.

"Sudah, Pak. Lelaki dalam foto dan orang yang telah mengirim foto itu adalah orang yang sama. Saat ini dia sedang dalam tahap pencarian kita!" jawab Bian sambil mengikuti Bian berjalan ke arah ruangan kantornya.

"Bagus! Cepat temukan lelaki itu!" Perintah Bian.

"Saya juga menemukan orang yang menjadi saksi kejadian itu!" kata Bima

Bian menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Bima dengan ekspresi penasaran.

"Pak Bian akan tahu, saya sudah membawanya ke ruangan Bapak" kata Bima kemudian.

Bian mengangguk dan melanjutkan berjalan ke arah lift yang akan mengantarnya ke lantai dimana ruangannya berada.

Bima membuka pintu ruangan yang diikuti oleh Bima di belakangnya. Bian berjalan mendekati seorang lelaki yang berumur sekitar 50 tahun. Lelaki itu nampak gugup, dia tidak tahu kalau akan bertemu dengan pemilik Halim Group.

"Maaf, kenapa saya dibawa kesini?" Tanya Pak Danu ketakutan. Ia tahu bahwa lelaki di depannya ada mantan suami Lantana. Tapi apa salahnya sehingga membawanya ke tempat ini?

Bian duduk di seberang lelaki itu yang diikuti Bima duduk di sampingnya.

"Dia adalah sopir Pak Wiguna, Ayah Bu Lana." jelas Bima kepada Bian.

"Katakan apa yang terjadi pada saat itu!" perintah Bima sambil menyerahkan sebuah foto Lantana yang sedang berciuman dengan lelaki lada Pak Danu

"Aku melihat di CCTV hotel, kamu adalah orang yang membawa Bu Lana pulang malam itu." Kata Bima lagi.

Pak Danu melihat foto tersebut, lalu dengan ragu melihat kearah 2 orang di depannya. Mulut Pak Danu serasa terkunci, apa ia harus mengatakan yang sebenarnya?

"Katakan!" Bentar Bian sambil menggebrak meja.

"Sebenarnya ini adalah rahasia. Saya tidak di perbolehkan Pak Wiguna untuk menceritakan hal ini pada siapapun, termasuk pada Lana dan anda yang saat itu akan menikah."

Pak Danu menghirup napas dalam-dalam, ia tak punya pilihan lain selain menceritakan kejadian malam itu.

"Saat itu adalah pesta pelepasan masa lajang yang diadakan oleh Lana dan teman-temannya di sebuah hotel. Pada malam itu, saya ditugaskan Pak Wiguna untuk mengecek kondisi Lana agar jangan sampai kebablasan minum minuman beralkohol. Saat saya di sana, saya mengetahui bahwa Lana sudah menghilang dan semua teman-temannya mabuk."

Pak Danu memberi jeda, ia masih ingat dengan jelas kejadian itu.

"Lalu saya berusaha mengecek CCTV hotel, dan berhasil menemukan Lana yang ternyata sudah dibawa ke kamar hotel oleh seorang teman lelakinya dalam keadaan mabuk. Lalu saya bergegas ke kamar hotel tersebut dan mendobraknya. Saya menghajar lelaki tersebut lalu membawa Lana pergi!"

LANTANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang