7. Suka Sama Siapa?

281 21 0
                                    

Elsa sudah siap dengan baju lengan panjang dan celana selututnya. Saat ini cewek itu sedang menunggu Steven untuk menjemputnya di depan rumah. Hari ini adalah jadwal mereka untuk les matematika. Cowok itu juga sudah menghubunginya tadi bahwa sedang dalam perjalanan ke rumah Elsa.

Lalu, ponsel Elsa bergetar dan cewek itu segera mengangkat telpon yang berasal dari kontak bernama Little Steven itu.

[Halo, Sa]

"Kenapa?"

[Sorry, gue gak jadi les, nih. Barusan Kezia nelpon gue nangis-nangis katanya bunglonnya si Mora hilang]

Elsa diam sejenak, ekspresinya datar.

"Oke".

[Gue udah ngubungin Karin kok. Tadi gue minta dia buat jemput lo. Motor lo masih dipakai Mentari, kan?]

"Oke, thanks".

Lalu sambungan telpon terputus. Selang sepuluh menit kemudian mobil merah berhenti di depan rumah Elsa. Cewek itu tahu siapa pemilik mobil tersebut, Arya, pacar Karin. Cewek itu kemudian masuk ke dalam mobil di kursi penumpang belakang.

"Tadi Steven minta gue jemput lo. Dia gak pergi les?"

Elsa menggeleng. "Katanya Si Mora hilang".

"Siapa Mora?"

"Kayak nama kucing, ya," sahut Arya masuk dalam obrolan.

"Bukan," jawab Elsa.

"Oh, anjing?"

Elsa kembali menggeleng.

"Burung? Kura-kura? Kelinci?"

Elsa tidak menjawab.

"Serigala? Ular? Biawak?"

"Bang Aya apaan sih," sahut Karin kesal dengan tebakan Arya yang semakin menjadi.

"Bunglon," jawab Elsa singkat.

"Ooh... nama yang terlalu estetik untuk sebuah bunglon".

"Seekor bukan sebuah. Bang Aya balik ke SD lagi deh," sahut Karin dengan nada kesal.

Arya hanya tertawa kecil menanggapi omongan ketus Karin hingga akhirnya mereka sampai di tempat les mereka.

***...***...***

Setelah les matematika mereka berakhir Karin dan Elsa sudah bersiap untuk pulang.

"Sa, lo bareng Kak Dion baliknya, ya? Soalnya gue sama Bang Aya mau ke rumahnya dulu diundang makan sama mama papa Bang Aya".

Elsa menggeleng. "Gue bisa naik ojol, kok".

"Gak, gak, gue udah bilang ke Kak Dion, kok," ujar Karin cepat menolak keinginan Elsa.

Orang yang dibicarakan sudah berdiri di depan keduanya.

"Kak titip Elsa, ya, rumah kalian sejalan kok. Rumah Kak Dion itu masih terus lagi setelah rumah lo".

"Oke," jawab Dion mengiyakan.

"Gue duluan, ya, Bang Aya udah di depan," ujar Karin dan langsung berjalan cepat keluar dari kelas meninggalkan Elsa dan Dion berdua.

Murid-murid lain juga sudah pulang duluan. Maklum mereka mengikuti les di tempat yang mahal jadi sekelas isinya dibatasi hanya sampai 5 orang agar bisa fokus pada setiap murid les.

Elsa kemudian berdiri dari kursinya dan merasa canggung untuk mengatakan sesuatu karena jujur saja Elsa tidak pernah mengobrol dengan Dion sama sekali. Mereka hanya berinteraksi di kelas sebagai guru dan murid.

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang