27. Pengakuan Rio

321 25 0
                                    

Sepulang dari bimbel Elsa pergi ke perpustakaan kota bersama Rio. Tadi Steven tidak masuk bimbel, Elsa juga tidak meghubungi cowok itu. Mungkin Steven berubah pikiran dan memilih untuk bolos. Lagipula cowok itu memang sudah berkali-kali bolos bimbel.

Tadinya Dion ingin mengantar Elsa pulang, tetapi cewek itu sudah membawa kendaraan sendiri dan memiliki alasan untuk menolak ajakan pulang Dion. Cewek berambut pendek itu merasa tidak enak jika terus menumpang dengan guru bimbelnya tersebut.

"Kita mau pinjem bukunya buat bawa pulang atau nyatat di sini aja?" tanya Rio yang baru saja duduk bersebrangan di depan Elsa. 

Mereka berdua sedang mencari buku referensi untuk proyek Biologi mereka dan karena buku di perpustakaan sekolah sudah habis dipinjam makanya mereka beralih ke perpustakaan kota.

"Kalau mau pinjem gue bikin kartu anggota dulu," lanjut cowok itu.

"Gue punya kok, Rio, nanti pakai kartu gue aja. Lo udah dapat semua bukunya?"

Rio memamerkan tiga buku yang ada di tangannya pada Elsa. "Udah, nih".

Elsa kembali membuka buku-buku yang tadi sempat dia ambil. Salah satu buku yang dia ambil adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk. Cewek itu tadinya tidak berniat untuk meminjam novel, tetapi mumpung dia sedang ada di perpustakaan kota jadi sekalian saja mencari novel yang ingin dia baca.

Rio memerhatikan Elsa dalam diam, dia sebenarnya memiliki beberapa pertanyaan di dalam kepalanya, tetapi masih menimbang untuk dikeluarkan atau tidak.

Elsa yang merasa diperhatiakan mengadahkan kepalanya dan mendapati tatapan Rio yang lurus ke arahnya.

"Kenapa?"

"Lo..." Rio berdehem sebentar "Lo kenapa sama Steven?"

Elsa menutup novel yang tadi dia buka, bergumam sambil memikirkan jawaban yang tepat.

"Gapapa," jawab cewek itu akhirnya.

"Laras ada ngasih tau lo, ya?"

"Ha?" 

Rio menutup mulutnya. Dia pikir Elsa sudah mengetahui tentang omongan Steven tempo lalu dengan Laras. Cowok itu sempat melihat Laras mengobrol sebentar dengan Elsa di kelas beberapa hari lalu dan setelah itu Elsa langsung menjauhi Steven, jadi cowok itu pikir Elsa sudah mengetahui tentang apa yang Steven lakukan.

Melihat ekspresi Elsa yang kebingungan membuat Rio mempertanyakan kembali asumsinya. Jangan-jangan Elsa belum tahu dan Laras tidak memberitahukan apapun pada cewek pendek itu.

"Ngasih tahu apa?" tanya Elsa.

Rio melarikan pandangan ke sekeliling, ke mana saja asal tidak bertatapan dengan Elsa, sedangkan Elsa tetap memandang pada Rio meminta penjelasan dari cowok itu.

"Jadi, gini..." Rio menggantungkan omongannya. Cowok itu bingung bagaimana cara menjelaskan pada Elsa apa yang sempat dia dengar dari Steven dan Laras sebulanan lebih yang lalu.

"Gue sempet gak sengaja denger omongan Steven sama Laras sebulanan yang lalu".

Elsa menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi, tidak mengatakan apapun dan hanya terus memandang Rio membuat cowok itu semakin salah tingkah dan gugup.

"Laras bilang ke Steven kalau lo suka sama dia, tapi Steven bilang enggak dan...." Rio kembali menggantungkan omongannya. Cowok itu sedang menimbang apa dia boleh mengatakan hal tersebut atau tidak. 

Tetapi mengingat obrolannya bersama Elsa beberapa minggu lalu membuat Rio sedikit yakin untuk meneruskan omongannya. Dia memang pernah bertanya pada Elsa tentang perasaan cewek itu pada Steven dan Elsa dengan lugas menjawab bahwa dia dan anak pejabat itu memang sahabatan, tidak lebih. Jadi harusnya tidak masalah jika Rio mengatakan yang sebenarnya, kan?

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang