15. Steven Cemburu?

359 23 0
                                    

Hari ini Elsa merasa tidak enak badan, tapi cewek itu tetap memaksakan diri untuk sekolah karena hari ini ada ujian fisika. Cewek rambut pendek sebahu itu tidak mau ujian susulan karena akan membuat jadwalnya yang lain jadi berantakan.

Elsa membaringkan kepalanya di atas meja, menutup wajahnya dengan kedua lengannya. Karin juga hari ini tidak masuk, tidak ada kabar dari cewek cantik itu, sehingga kursi di samping Elsa kosong.

"Lo kenapa, Sa?"

Elsa mendongakkan kepalanya melihat pada seseorang yang bertanya padanya. Rio sedang berdiri di depan mejanya menunjukkan wajah yang khawatir. Pasalnya selama ini Elsa tidak pernah kedapatan tidur di kelas apalagi menjelang ujian seperti saat ini.

Elsa menggelengkan kepalanya. Rio hanya mengikuti intiusinya dan menempelkan punggung tangannya pada dahi Elsa.

"Lo demam, Sa. Lumayan hangat. Mau pulang aja?"

Elsa kembali menggeleng. Cewek itu juga bingung kenapa tubuhnya semakin lemas, padahal saat berangkat tadi dia masih merasa sanggup untuk sekolah hari ini. Cewek itu kemudian menegakkan tubuhnya, tangannya bersedekap sebab tubuhnya terasa dingin sekali.

Rio yang melihat hal tersebut langsung mengambil jaket hitamnya dan memberikan pada Elsa.

"Dingin, ya? Pakai jaket gue aja," ujar cowok itu sembari menyodorkan jaketnya pada Elsa.

Elsa mengambil jaket Rio dan mengenakkannya.

"Makasih, ya," ucap cewek itu.

Rio lalu mengambil tasnya dan berpindah ke kursi di sebelah Elsa, tempat duduk Karin.

"Kalau lo udah gak kuat bilang aja nanti gue anterin pulang," ujar Rio serius.

Elsa kemudian mengangguk. Pelajaran kedua hari ini adalah Matematika dan Elsa merasa akan muntah, sementara pelajaran fisika masih nanti siang setelah istirahat. 

"Gue cariin paracetamol dulu, deh," ujar Rio lalu berdiri dari kursinya.

Elsa memegang tangan cowok itu bermaksud menahan agar cowok ramping itu tidak pergi.

"Gapapa, gak usah. Gue bawa kok," ujar Elsa.

"Beneran? Mana?"

Elsa kemudian meraih tasnya dan mengeluarkan sekeping paracetamol yang memang sudah dia bawa dari rumah. Tadi pagi sebelum berangkat Elsa sudah merasa badannya tidak enak, maka untuk berjaga-jaga cewek itu membawa sekeping paracetamol.

"Tapi lo udah makan?"

"Udah, kok".

Rio menghela napas dan kembali duduk di samping Elsa.  Cowok itu memandangi Elsa meminum obatnya dan tidak lama setelah itu guru matematika mereka masuk dan kelas kembali dimulai.

***___***___***

Steven berjalan ke arah kelas Elsa. Jam istirahat pertama baru saja dimulai dan seperti biasa cowok itu akan mendatangi kelas Elsa untuk menjemput cewek itu ke kantin bersama Karin juga.

Saat Steven berada di depan pintu, cowok itu tidak sengaja bertabrakan dengan cowok ramping yang kata Karin bernama Rio.

"Sorry," ujar Rio lebih dulu.

Steven mengangguk dan keduanya saling berjalan menjauh. Rio pergi ke luar kelas, sementara Steven masuk ke dalam kelas itu.

Steven tersenyum lebar melihat Elsa yang sedang duduk di bangkunya sambil membaca buku catatan fisika. Tetapi, cowok tinggi itu merasa ada yang aneh dan menyadari bahwa Elsa terlihat pucat.

"Lo sakit?"

Elsa yang baru sadar kalau Steven mendatanginya hanya mengangkat alisnya tanpa menjawab pertanyaan cowok itu.

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang