23. Orang Asing

334 26 1
                                    

Hari ini adalah hari minggu dan hari di mana Steven ulang tahun. Elsa sudah menyiapkan kado untuk cowok itu dari beberapa bulan lalu. Kado sederhana sebenarnya, sebuah lampu tidur astronomi. Bentuknya astronot dan kalau dinyalakan akan memancarkan cahaya berbentuk bintang dan planet-planet.

Elsa sengaja membelikan Steven hadiah lampu tidur karena cowok itu sangat takut pada gelap, sehingga tidak pernah tidur dalam kondisi lampu mati. Dari apa yang Elsa tahu, tidur dengan lampu menyala dapat mengurangi kualitas tidur, jadi dia sengaja memberikan lampu tidur agar Steven bisa tetap mematikan lampu dan tidak kegelapan di kamarnya.

Steven sudah berdiri di depan pagar rumahnya yang tinggi menjulang. Cowok itu bersandar, memasukkan tangannya pada kantong celana. Di belakang Steven, Kezia sedang mengintip. Ternyata, di hari ini pun Steven akan bersama Kezia.

"Gue sama Kezia mau jalan, nih," ujar Steven membuka pembicaraan.

Elsa turun dari motornya dan mengambil plastik putih yang tergantung di motornya. Cewek itu berjalan mendekat dan menyerahkan plastik putih itu pada Steven. Kado yang sudah dia siapkan. Kado yang dia pikirkan selama berbulan-bulan kemarin.

Kado tersebut berbungkus kertas kado berwarna biru dan bermotif awan. Elsa membungkusnya sendiri dengan sangat rapi. Maklum, cewek itu memang cukup perfeksionis.

"Buat lo aja".

Steven tidak menerima sodoran kado dari Elsa, tetapi justru mendorong plastik putih itu kembali ke arah Elsa.

Cewek berambut pendek itu terdiam sebentar, sedikit terkejut dengan penolakan Steven.

"Ini kado buat lo," Elsa mempertegas maksud dari pemberiannya.

Cewek berambut pendek itu berpikir, mungkin Steven lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.

"Iya, gue tau. Tapi gue rasa lo gak perlu ngasih gue kado lagi, deh".

Steven mengucapkan penolakannya dengan nada yang datar. Wajah cowok itu terlihat kaku tanpa ekspresi sama sekali. Justru Elsa yang selama ini jarang menunjukkan ekspresi, malah terlihat sedih.

Kezia yang berada di belakang Steven merasa tidak enak juga. Dia datang ke rumah Steven bahkan karena disuruh oleh Steven, bukan karena dia tahu kalau Steven ulang tahun hari ini.

Kemudian, melihat kedatangan Elsa, Kezia langsung paham. Steven menyuruhnya datang agar bisa menolak kedatangan Elsa dan kadonya. Pemikiran itu membuat Kezia merasa bersalah dan kasihan pada Elsa.

Elsa masih berpikir sebentar sampai akhirnya berani membalas perkataan Steven.

"Iya, ini kado terakhir gue. Mulai tahun depan, gue gak akan kasih lo kado lagi," ujar Elsa dengan suara merendah.

Cewek pintar itu sungguh tidak ada ekspektasi apapun. Dia hanya ingin memberikan kado pada Steven, seperti tahun-tahun sebelumnya, seperti biasanya yang mereka lakukan berdua saling bertukar kado selama ini.

Elsa bahkan tidak kepikiran untuk sekedar mendapat terima kasih, murni hanya ingin memberikan Steven kado di hari ulang tahun cowok itu.

"Terima aja, Steve," Kezia masuk dalam obrolan walaupun tubuhnya masih belum bergerak dari belakang Steven.

"Makasih, Sa. Tapi sorry gue gak bisa nerima kado atau apapun dari lo," ujar Steven.

Sesaat napas Elsa tertahan. Wajah cewek itu memerah karena benar-benar berusaha menahan emosi di dalam dirinya untuk tidak keluar dan terlihat. Tapi bagi Steven, lebih penting untuk membuat garis tebal di antara keduanya. Membuat semuanya jelas dan nyata, bahwa Steven tidak mau Elsa memiliki perasaan suka atau cinta padanya.

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang