12. Rencana Steven

238 15 0
                                    

Steven dan Elsa sudah menyelesaikan dinner mereka dan saat ini sedang dalam perjalanan pulang. Elsa memerhatikan keadaan jalanan pada malam ini yang tidak seramai biasanya, mungkin karena sudah pukul sepuluh malam juga.

Steven berdehem mengambil kembali fokus Elsa.

"Lo tau gak kasus pembunuhan mahasiswa yang baru-baru ini?"

Elsa mengangguk kasus itu memang menggemparkan media berita dan sosial karena baik korban dan pelaku sama-sama mahasiswa dan merupakan mahasiswa dari Universitas terkenal di Indonesia. Tetapi Elsa tidak mengerti kenapa Steven tiba-tiba membawa omongan ini di antara mereka.

"Gue jadi kepikiran kalau misalnya gue bunuh orang lo gimana?"

Dahi Elsa mengerut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Steven. Agenda menjawab pertanyaan random dari Steven ternyata tidak pernah berhenti dan topik pertanyaan kali ini lebih aneh dari yang sebelum-sebelumnya.

Steven menunggu jawaban Elsa sambil masih memfokuskan matanya pada jalan di depan, sementara Elsa mencoba berpikir jawaban apa yang bisa dia berikan pada cowok itu.

"Lo bakal benci gue gak kalau gue bunuh orang?" 

Steven kembali melemparkan pertanyaan. Elsa terlihat masih berpikir. Jari jemari Steven mengetuk-ngetuk stir mobil mengisi kekosongan di dalam mobil karena Elsa yang masih belum kunjung bersuara.

"Gue bakal rutin ngunjungin lo di penjara bawain sayur kangkung sama telur puyuh".

Steven tertawa mendengar jawaban Elsa.

"Jadi lo bakal tetep temenan sama gue meskipun gue bunuh orang?"

"Iya".

"Apa yang bakal ngebuat lo berhenti temenan sama gue?"

Elsa kembali terdiam kali ini pandangannya kembali pada kaca depan memerhatikan jalan di depan mereka. Sesaat cewek itu mengambil waktu untuk berpikir lagi membuat Steven kembali menunggu jawaban dari cewek itu.

"Kalau lo duluan yang udah gak mau temenan sama gue".

Steven tersenyum lebar mendengar jawaban dari Elsa karena jawaban cewek itu membuatnya yakin bahwa Elsa tidak akan ke mana-mana. Sampai kapanpun Steven akan selalu ingin bersama Elsa, maka itu berarti Elsa juga tidak akan pernah meninggalkannya.

"Lo gak mau nanya kalau lo yang bunuh orang bakal gimana?"

"Emang bakal gimana?" Elsa mengikuti saja kemauan Steven, meskipun cewek itu merasa tema obrolan mereka kali ini sangat di luar nalar.

"Gue bakal bayar semua orang buat nutupin kasus lo, habis itu gue bakal sembunyiin lo di rumah gue sampai keadaan aman".

Kerutan di dahi Elsa kembali karena cewek itu mencoba memahami apa yang ada di pikiran Steven.

"atau gue ikut ngelakuin kejahatan juga biar kita dipenjara bareng?".

Steven tertawa setelah mengungkapkan ide di kepalanya dan Elsa menggeleng tidak paham.

"Gue harap apapun yang kita bahas tadi gak akan pernah terjadi, ya".

Steven mengangguk. "Harusnya sih enggak, ya. Gak mungkin seorang cewek pendek kayak lo bisa bunuh orang dan gak mungkin cowok ganteng kayak gue bunuh orang".

Elsa memilih diam saja dengan muka yang datar, sementara Steven masih senyum-senyum karena merasa apa yang dia katakan lucu, walaupun Elsa sama sekali tidak tertawa.

Akhirnya keduanya sampai di depan rumah Elsa. Cewek itu berterima kasih pada Steven karena sudah mengajaknya makan malam dan Steven mengiyakan, lalu membiarkan Elsa masuk ke dalam rumah dan diapun menjalakan mobil untuk pulang.

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang