21. Menjadi Nyamuk

255 24 4
                                    

Elsa tahu kalau suatu saat dia pasti akan melihat Steven jatuh cinta, memiliki pacar, atau bahkan menikah. Cewek berambut pendek itu juga sudah mempersiapkan diri dari lama. Pun mengenai perasaannya terhadap Steven, semuanya sudah dia tutup rapat-rapat di dalam hatinya.

Seperti saat ini, Elsa sedang menemani Steven dan Kezia pacaran di pasar malam kota. Elsa sebenarnya bingung kenapa dia bisa berada di antara sepasang kekasih baru itu. Tadinya, Steven mengajaknya untuk jalan-jalan di malam minggu tanpa menjelaskan apapun dan begitu Elsa masuk ke dalam mobil sudah ada Kezia yang duduk di kursi yang biasanya menjadi tempat baginya di mobil Steven.

Steven dan Kezia berjalan di depannya, sedangkan dia memilih berjalan lebih pelan agar tidak sejajar dengan dua orang tersebut. Elsa juga merasa canggung karena menjadi pengganggu bagi keduanya, maka dari itu dia berusaha terus mengambil jarak agar tidak terlalu dekat dengan keduanya.

Tinggi Steven dan Kezia tidak terlalu jauh karena cewek berambut gelombang itu memiliki tinggi yang nyaris sama dengan Karin. Kezia mengenakan rok pendek dan sweater putih. Pakaiannya kontras dengan kulitnya yang putih bening. Cantik sekali, bahkan Elsa mengaguminya.

Steven juga mengenakan sweater putih seolah keduanya sudah janjian untuk mengenakan pakaian yang sama. Terlihat lucu dan romantis, pikir Elsa masih terus memandang punggung kedua orang tersebut.

Kezia menolehkan kepalanya melihat pada Elsa yang berjalan di belakang mereka. "Sa, jangan jauh-jauh," panggil cewek itu.

Elsa kemudian melangkah lebih cepat dan berdiri tepat di samping Kezia.

"Lo jangan jalan jauh-jauh entar ketutupan sama yang lain," ujar Kezia pada Elsa yang tingginya memang tidak seberapa.

Elsa mengangguk menanggapi omongan Kezia karena memang benar adanya. Tinggi Elsa yang bisa dikatakan lebih pendek dari yang lainnya membuat dia bisa gampang tenggelam di antara kerumunan orang.

"Lo mau main apa, Sa?" tanya Steven kemudian.

Elsa menolehkan kepalanya dan melihat pada Steven. Cewek itu lalu menggeleng.

"Gue gak pengen main apa-apa," jawabnya. "Lo berdua gak mau nyobain komedi putar?" tanya Elsa balik.

"Kamu mau?" kini Steven bertanya pada Kezia dan mendapat anggukan bersemangat dari cewek cantik itu.

Mereka bertiga berjalan ke arah komedi putar. Elsa berusaha memerhatikan sekitar untuk mengalihkan pandangannya sendiri dari Steven dan Kezia, sebab meskipun dia sudah bersiap hati tetap saja ada rasa sakit melihat cowok yang dicintainya sejak dulu berpacaran dengan orang lain.

Tepat berada di depan komedi putar, Elsa menghentikkan langkahnya.

"Loh, lo gak ikut?" tanya Kezia ketika menyadari Elsa tidak berjalan masuk ke dalam komedi putar bersama mereka berdua.

Elsa menggelengkan kepalanya, "Kalian berdua aja".

Steven terlihat mencuri pandangan pada Elsa sesaat, tetapi kemudian langsung membuang muka ke depan. Cowok itu sebenarnya merasa sangat gelisah melihat ekspresi Elsa yang walaupun datar seperti biasa tetap membuat hati cowok itu resah.

"Okey, deh. Kita naik dulu, ya, Sa," ujar Kezia berpamitan dengan senyuman yang merekah dan dibalas anggukan oleh Elsa.

Cewek berambut pendek itu kemudian berjalan mendekat pada pagar yang megelilingi komedi putar. Matanya tidak lepas dari Steven dan Elsa yang berjalan masuk ke dalam salah satu gerbong komedi putar.

Cewek itu bisa melihat wajah Kezia yang bersemu merah dan wajah Steven yang tersenyum cerah. Mereka berdua terlihat sangat serasi. Sedikit banyak, Elsa cukup mengenal Kezia, cewek yang sekelas dengan Steven. 

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang