32. Menghalau Siapapun!

361 33 0
                                    

Steven berdiri di depan kelas Elsa menunggu cewek itu untuk keluar dari kelas, meskipun mereka tidak akan pulang bersama sebenarnya. Ya, semenjak kasus Steven yang membohongi Elsa kemarin, mereka masih tetap tidak pulang bersama lagi.

Steven sudah berulang kali mencoba mengajak sahabat semenjak SDnya itu untuk kembali pulang bersama, tetapi selalu ditolak oleh Elsa tanpa memberikan alasan apapun.

"Steve," Elsa lebih dulu memanggil Steven karena melihat cowok itu sedang bermain dengan ponselnya.

"Yuk," sahut Steven langsung melangkah mendekati Elsa dan berjalan berdampingan dengan cewek itu.

"Nanti bimbel kita pergi bareng, ya?" ajak Steven saat keduanya masih berjalan di lorong sekolah.

Elsa menggelengkan kepalanya. "Gue bawa motor sendiri aja," jawab cewek itu.

Steven menghembuskan napas kasar lagi-lagi kecewa karena mendapatkan penolakan Elsa. Tetapi cowok itu tetap bersyukur setidaknya Elsa tidak lagi menghindarinya seperti tempo hari dan cewek berambut sebahu itu juga sudah terlihat menerima kehadirannya lagi.

Jujur saja, Steven belum sepenuhnya tenang setelah kejadian selama beberapa minggu lalu. Cowok itu masih terus mengecek Elsa setiap kali mereka sedang bersama atau menghubungi Elsa secara random ketika berjauhan hanya untuk memastikan bahwa Elsa sudah kembali padanya.

Elsa yang menjauhinya benar-benar membuat sebuah ketakutan baru di dalam diri Steven. Dulunya dia tidak pernah memikirkan hal itu sedikitpun. Dulunya Steven selalu merasa bahwa Elsa akan selalu ada di sisinya apapun yang terjadi, tetapi ketika kemarin Elsa bisa menghindarinya membuat Steven jadi khawatir sendiri.

"Tapi gue pengen makan sate di deket lampu merah," ujar Steven membujuk Elsa.

"Ya udah, nanti gue temenin," jawab cewek itu.

Steven tersenyum senang. "Jadi kita bareng? Gue jemput kayak biasa," sahut Steven bersemangat wajahnya sudah berbinar membayangkan bisa satu mobil dengan Elsa lagi dan mengobrol di perjalanan.

Selama sebulanan ini, cowok itu merasa hampa dan hambar di dalam mobil karena sudah tidak bersama Elsa. Tidak ada obrolan absurd lagi yang biasanya mereka bicarakan di dalam mobil atau sekedar melirik Elsa yang mengantuk selama perjalanan.

"Gak. Tapi gue temenin lo".

Steven kembali menghela napas berat. Pupus sudah harapannya. Padahal cowok itu benar-benar merindukan mengantar jemput Elsa karena sebenarnya mereka sudah terbiasa untuk selalu bersama.

Saat sampai di parkiran Steven tiba-tiba teringat akan sesuatu yang sudah dibawanya untuk Elsa. Cowok itu tanpa mengatakan apapun menarik tangan Elsa untuk berjalan ke arah mobilnya.

"Steve?" Elsa kebingungan, tetapi tetap mengekor tanpa perlawanan.

Steven kemudian membuka bagasi mobinya dan mengambil sebuah jas hujan kuning mentereng yang dibelinya kemarin untuk Elsa. Cowok itu menyerahkan jas hujan kuning itu dengan senyuman lebar.

"Buat apa?" tanya Elsa.

"Buat lo. Gue ngeliat kalau dalam minggu ini bakal sering hujan dan karena lo gak mau pulang bareng gue naik mobil, ya, gue jadinya beliin lo jas hujan aja biar gak kehujanan walaupun pakai motor," jawab Steven sambil masih tersenyum.

Elsa memerhatikan jas hujan kuning yang sudah berada di tangannya.

"Kenapa warna kuning?"

"Biar matching sama helm lo," jawab Steven.

Elsa tersenyum tipis merasa lucu dengan jawaban Steven. Kenapa juga harus matching?, pikirnya.

"Makasih," ucap cewek berambut sebahu itu masih sambil membolak-balikkan jas hujan kuning di tangannya.

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang