40. Kenapa Hanya Rio?!

89 10 2
                                    

Saat jam istirahat, seperti biasa Steven mengunjungi Elsa di kelasnya. Cowok itu berniat untuk mengajak Elsa makan bersama di kantin sekolah, tetapi cowok itu tidak menemukan Elsa di tempat duduknya.

Lalu dengan cepat tangannya mengetik pesan singkat pada cewek itu, menanyakan di mana keberadaan Elsa sekarang. Steven pikir mungkin saja Elsa sedang ada di kamar mandi. Cowok itu lalu duduk di kursi panjang tepat di depan kelas Elsa sembari memandang pada ujung lorong yang mengarah pada kamar mandi sekolah.

"Steve?"

Steven menoleh ke arah berlawanan dan menemukan Elsa datang padanya menggunakan hoodie hitam milik Rio. Sebuah kemarahan muncul di dalam hati cowok itu. Dengan cepat Steven berdiri dari duduknya dan menghampiri Elsa.

"Buka," ujarnya dengan nada yang kesal.

Tangan cowok itu sudah memegang ujung hoodie Rio. Steven tau kalau hoodie hitam itu milik Rio karena dia pernah melihat Rio menggunakan jaket tersebut tempo lalu.

"Gak bisa," jawab Elsa sambil menahan tangan Steven.

Rio dari belakang menyusul mereka. Wajahnya terlihat kesal karena kehadiran Steven.

"Lo mau ngapain?" tanya Rio sambil menyingkirkan tangan Steven dari Elsa.

Steven memandang Rio dengan tatapan tajam. "Maksud lo apa?"

Elsa yang berada di tengah berusaha mendorong tubuh Steven mundur karena cowok yang lebih tinggi dan lebih berisi itu sudah mulai mengambil langkah untuk mendorong tubuh Rio.

"Lo ngapain di sini?" tanya Elsa pada Steven tanpa basa-basi.

"Buat ngajak lo makanlah!" jawab Steven ketus.

"Lo ngapain pakai jaket dia, gue juga bawa jaket kok. Buka sekarang."

Steven kembali meraih hoodie Rio dan hendak menariknya dari tubuh Elsa, tetapi langsung ditahan Elsa dan Rio. Rio bahkan sudah memegang hoodie bagian bawah Elsa dan menariknya ke bawah agar tidak terangkat.

Melihat keduanya kompak melakukan hal tersebut membuat Steven semakin panas.

"Lo buka sendiri atau gue yang buka," ujar Steven mulai tidak sabar.

Rio berdecak keras. "Lo tolol atau gima-"

"Gue lagi gak pakai apa-apa selain hoodie ini, Steve," potong Elsa cepat. 

"Maksudnya gimana gak pakai apa-apa?"

Rio menghela napas berat. "Ya, gak pakai apa-apa. Bajunya barusan kena air comberan."

"Kok bisa?" tanya Steven masih tidak percaya.

Elsa menggeleng. "Udah lo ke kantin aja, gue gak ke kantin," ujar Elsa berusaha menutup obrolan mereka.

"Bentar, gimana caranya baju lo bisa kena air comberan terus kenapa harus pakai jaket ni orang. Lo bisa pakai punya gue."

"Udahlah, Steve." Elsa masih berusaha untuk tidak memperpanjang obrolan mereka terkait bajunya.

"Lo masuk aja, Sa, nanti gue coba cek koperasi lagi udah buka atau belum," ujar Rio menyarankan Elsa untuk segera masuk ke kelas.

Kali ini Steven yang berdecak keras. "Lo gak usah ngurusin Elsa, deh. Gue bisa kok," ujar Steven sambil menarik Elsa ke sampingnya.

Rio lalu mendengus kesal. "Bisa apa? Lo emangnya tau apa?" tanya Rio menantang balik Steven dengan terang-terangan.

Elsa menggeleng memberi kode pada Rio untuk tidak perlu mengatakan apapun lagi dan tidak usah meladeni Steven lebih jauh lagi karena Elsa tahu Steven mungkin tidak akan melepaskan dia dan Rio setelah ini sampai cowok itu puas mendapatkan semua hal yang ingin diketahuinya.

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang