<2> Hilang?

52 8 0
                                    

"Si Rey kemaren ke warung..," 

-Saat di warung-

Rey menurunkan standar motornya. Matanya berkeliaran ke seluruh penjuru ruangan. Membolak-balikkan beberapa bungkus camilan. Memanggil pemilik toko yang tak kunjung keluar. Matanya terbelalak hingga melempar satu bungkus roti. 

Pemilik warung itu tiba-tiba keluar dari bawah etalase dengan rambut hitam panjang terurai acak-acakan, matanya terlihat sembab, berbaju putih. Pantas saja Rey ketakutan, memang tampangnya seperti hantu! Selesai dengan perdrama-an kaget ini, ia to the point dengan apa yang membuat penasaran.

"Keriping kentang "TATANG" rasa rumput laut ko gak ada? Harus ada nih, favorite gue!" Rey menunjukkan sebungkus "TATANG" di depan penjual, namun rasa ayam.

"Opo? Mur baut?" tanya penjual sambil mengusap mata.

"Apaan mur baut?" Rey mengerutkan kening lalu berpikir sendiri.

"Iku lo mas, biasane digawe tukang," jelas penjual. Namun suasana hening karna Rey masih berpikir.

Ia menyerah untuk berpikir dan angkat bicara. "Apa sih Mbok Inah? Rey gak paham. Gak nyambung!" Rey menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Emang dek Rey nanya apa tadi?" tanya Mbok Inah sambil menguncir rambut--tanda bahwa ia sudah siap berjualan lagi.

Rey menghela napas terlebih dahulu. "Keripik kentang "TATANG" rasa rumput laut ada gak?"

"Yang rasa rumput laut abis dek. Paling besok saya baru nyetok lagi." 

"Nah gitu kek dari tadi. Gak singkron bikin sama - sama bingung," celoteh Rey.

"Ya maaf dek Rey. Namanya juga bangun tidur. Nyawa belum kumpul semua," ucap Mbok Inah sambil meringis.

"Yeuu gimana sih. Yaudah Mbok, kalo udah restock sisihin 3 buat aku ya!" seru Rey bersemangat.

"Iya mas shiyapppp!" 

—————

"HAHAHA ngakak abis! Mana sama-sama kaget! HAHAHA!!" Leora tergelak sambil m pahanya sendiri. Karena ia rasa belum seberapa dekat dengan mereka.

"Emang aneh banget tuh anak!" seru Tya. 

"Eh! tapi kebayang sih seremnya orang baju putih, rambut panjang, terus berantakan pas bangun tidur. Duh aku juga lagi terbayang - bayang wajah Rey yang kaget!! HAHAHAHA!" Zell tertawa sambil memegangi perut saking gelinya.

"Lagian ngapain pake baju putih? Bikin orang kaget aja!" cetus Tya.

Tak lama, lelaki dengan badan tinggi seperti tiang dan berisi itu duduk di samping Zell. Posisi mereka di gazebo menarik atensi setiap orang lewat. 

Pasti mereka mikir "nih cuma 3 orang aja rame banget kaya pasar."

"Lagi ngomongin gue ya. Kurang ajar ini sapa yang mulai?" tanya Rey sambil menunjuk satu persatu orang disini. 

Bukannya diam, kami bertiga malah semakin tergelak hingga Tya mengeluh perutnya sakit. Leora pun mengeluh karena tenggorokannya kering. Zell saat ini masih mengatur napasnya yang jelas masih terengah - engah. 

"Tya tuh!" cetus Zell. 

"Abisnya lucu. Kalo gak di ceritain berdebu," terang Tya. 

"Berdebu … Lo pikir gue barang antik apa!" ada jeda, "eh tapi baru inget. Ngapain pake nanya yang mulai sapa, orang yang gue ceritain cuma Tya." 

"Yeuu ogeb Yer!" cerca Leora. 

Seketika menjadi gagu. Hanya terdengar suara gesekan daun pohon yang diterpa angin. Semua orang nge-lag dengan perkataan Leora barusan. Zell, Tya dan Rey saling menatap, alis mereka saling berpaut. Sepersekian detik, pandangan itu berpindah pada Leora. 

Diamond Crack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang