"Tuh kan pada ngelihatin, makin malu Ra!" bisik Valda dengan nada yang cepat dan sedikit bergetar.
"Apaan sih gitu doang sampe geter suara lo!" kekeh Leora. "Udah ayo, lama!"
Sebelum itu, mereka berdua melewati Syera dan Leora meminjam kamera miliknya.
"Oh iya, pake aja!" seru Syera dengan santai.
Leora tersenyum menang walaupun tangannya dicengkram cukup keras sambil di goyang-goyang.
"Woi Ben!" panggil Leora yang langsung membuatnya menoleh.
Leora mendorong Valda di samping Ben. "Nih anak minta foto bareng sama lo!"
Ben tergelak lalu menjauh sedikit. "Hah! Ngapain? Kayak gue artis aja," ujar Ben tidak percaya.
"Ya emang kenapa kalau gue ingin foto sama teman dari SD? Kita sekelas mulu tapi gak ada fotonya," jelas Valda dengan gesture tangan seperti presentasi.
"Udah banyak tuh foto sekelas," kilah Ben tetap bersikeras.
"Iya tau! Maksud gue foto berdua gitu loh, biar keliatan akrab," ucap Valda seraya memukul lengan Ben dan menaik tutunkan alis.
"Selalu mukul," ujar Ben memelas memegang lengan.
"Haha! Maaf, maaf," ucap Valda dengan penuh kesadaran. Ini dirasa aneh oleh Leora, karena selama mereka berteman, Valda tidak pernah ingin mengalah dan mengucap kata maaf.
"Udah ayo. Lama!" pekik Leora yang memegang kamera posisi on point.
Sebelum di jepret, Valda telah memberikan senyum dengan rona merah di pipinya yang terlihat jelas. Ben memalingkan muka terlebih dahulu untuk menetralkan senyum dan rona merahnya sebagai tindakan salah tingkah karena orang yang dia suka mengajak foto.
"Agak deketan lagi bisa gak sih? Gak masuk frame," tanya Leora gemas melihat jarak keduanya yang seperti sedang berbaris jarak satu lengan.
Valda berjalan mengurangi jarak. Ben melengos lagi menetralkan napas dan membuang senyum nya yang tiba-tiba saja muncul.
Sepersekian detik, foto itu pun sudah jadi. Leora hendak menunjukkannya, namun Valda malah mengajak segera pergi.
"Gue juga mau lihat fotonya kali!" teriak Ben yang tak dipedulikan oleh Valda.
Kini Leora dan Valda ada di bangku mereka. Valda melihat foto yang ternyata lebih dari 3.
"Seriusan lo ngefoto sebanyak ini?" tanya Valda sambil menutup mulutnya yang membuka.
"Lucu kan? Banyak yang candid," ucap Leora seraya menaik turunkan alis.
Valda mendorong tubuh Leora sambil tersenyum lebar. Wajahnya mengalahkan warna mawar merah yang sangat ketara bahwa dia sedang salah tingkah kali ini. "Aaaa .... Lo terbaik Leora!" Valda menghentak-hentakkan kaki. Respon Leora hanya terkekeh.
"Makasih banyak ya!!" seru Valda seraya menggoyang tubuh Leora lagi.
────
Suasana tenang, namun pikiran Leora berisik. Ia mengingat kembali hapalan semalam. Ia berjalan melihat lantai sambil menggerutu sendiri saat apa yang ada di buku kemarin tidak ingat. Bergegas menuju ruang ujian untuk sharing bersama teman yang lain.
"Ngomong sendiri kayak orang gila lo Ra!" sentak Valda sambil menepuk pundak Leora.
Leora tergelak dan mendorong tubuh Valda pelan, "gak usah ngagetin juga kali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Crack
Teen Fiction[Update : Every weekend] -Berlian bersinar bagai kebahagiaan dalam kompaknya sebuah pertemanan. Sinar itu semakin redup, hingga retak, karena kerenggangan mereka- Leora mengedarkan pandangan ke sekeliling lautan manusia ber baju putih biru yang teng...